Aku pikir, pacaran kita sudah melewati batas.
Memang belum sampai kebablasan.
Namun, sudah melewati batas.👀👀👀
Hujan mendadak reda ketika motor Surya sampai di depan pagar rumah. Mereka berdua tertawa. Kali ini tak ada acara menghitung kecupan. Mereka berdua menggigil kedinginan. Sambil menunggu pagar terbuka, Surya menangkup kedua telapak tangan Wulan dan mendekatkannya ke arah bibirnya. Ditiup-tiupnya kedua telapak tangan kekasihnya untuk memberi sedikit kehangatan. Surya merasa sedikit menyesal atas keputusannya mengajak Wulan pergi naik motor malam ini.
"Maaf, ya, Sayang. Jadinya kehujanan. Padahal tadi kamu udah bilang kalau mendung."
"Gapapa ... asik juga, kok, hujan-hujanan. Jadi ingat masa SD." jawab Wulan sambil tertawa.
"Nanti langsung mandi air hangat, ya, biar enggak sakit."
"He-em."
Surya memarkir motornya di luar garasi. Biarlah nanti penjaga rumah yang memasukkan motor itu ke dalam garasi. Dia segera membuka pintu rumah dan menggandeng Wulan masuk ke ruang tamu. Tubuh mereka basah kuyup dari ujung kepala hingga ujung kaki. Air menetes dari pakaian mereka yang basah ke lantai ruang tamu. Mereka tertawa melihat penampilan masing-masing.
"Masa kita mau basah-basahan kayak gini sampai atas? Ntar serumah lantainya basah semua ... ha-ha-ha ...." kata Wulan sambil tertawa.
"Kalau gitu bajunya dilepas ajalah, ya ... di sini. Biar lantainya nggak licin," jawab Surya sambil tersenyum tertahan.
Wulan spontan tertawa dan mencubit lengan Surya, "Idih! Modus!"
Surya tertawa, "Loh! Serius! Kalau bajunya nggak dilepas, bakal basahin lantai dari sini sampai kamar mandi. Kalau mau modus, di kamar aja bisa, nggak harus lepasin baju kamu di sini."
Wulan kembali tertawa dan mencubit lengan Surya sekali lagi. Surya menarik lengan Wulan dan memeluk tubuhnya.
"Ya udah, yuk, ke atas aja sekarang, keburu masuk angin. Gapapa basah-basahan aja." kata Surya lembut.
Wulan berpikir beberapa detik sebelum memberi jawaban. Dilepaskannya pelukan Surya dan memutar tubuh Surya agar membelakanginya.
"Pakaian dalam tetap dipakai, ya. Dan aku jalannya di belakang Mas Surya. Jangan ngintip!"
Surya melepas jaket, kaus, dan celana panjangnya sambil menahan tawa. Sekarang dia hanya mengenakan celana dalam sambil bersidekap menahan rasa dingin yang menyelimuti tubuhnya. Ditunggunya dengan sabar Wulan yang melepas pakaian di belakang punggungnya.
"Yuk, jalan," kata Wulan sambil tertawa kecil dan meletakkan kedua tangannya di punggung Surya. Surya berjalan cepat diikuti Wulan di belakangnya hingga sampai ujung tangga lantai dua, lalu Surya merendahkan posisi tubuhnya. Wulan mengaitkan kedua kakinya di pinggang Surya dan melingkarkan kedua lengannya di bahu Surya. Diciumnya pipi Surya yang berjalan sambil menggendongnya menuju kamar mandi.
"Bentar. Aku ambil handuk dulu," kata Wulan ketika Surya hendak menurunkannya di belakang pintu kamar mandi. Wulan meraih handuk, lalu turun dari punggung Surya sembari melilitkan handuk ke sekeliling tubuhnya. "Aku mau ambil baju gantiku dulu," katanya sambil keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamar tidur.
"Oke. Mas mau isi air hangatnya dulu, ya," ujar Surya.
Wulan berdiri di depan pintu lemari yang terbuka sambil berpikir, apakah akan kembali ke kamar mandi sekarang dan mandi bersama Surya, atau bergantian saja.
Akhirnya Wulan memutuskan untuk mandi bersama saja, toh hanya berendam air hangat sebentar, sekadar untuk menghangatkan tubuh bukan membersihkan diri. Mereka berdua tetap memakai pakaian dalam masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tak Selalu Indah #3 (18+)
Romance💜 Cinta yang terhalang perbedaan keyakinan, terbentur restu orang tua, dan terganggu oleh mantan tunangan yang berkali-kali datang mengajak balikan 💜 Selamat membaca 🤗 WARNING (18+) Bakalan ada ADEGAN MESRA di beberapa episodenya. Jadi YANG MASI...