Katanya dia manggil kamu dengan sebutan Cinta.
Ah, itu kan dulu. Hanya masa lalu.
Tapi kurasa aku cemburu.💓
Wulan melirik Surya yang mengemudi ke arah rumahnya dalam diam, tanpa mengajaknya mengobrol dan tak sekali pun menggenggam tangannya. Tak seperti biasanya.
"Besok pagi acara Mas Surya apa?" tanya Wulan memecah keheningan.
Surya menoleh sekilas sebelum menjawab.
"Abis ngantar kamu ke kantor, di rumah aja. Palingan main PS.""Oke," sahut Wulan. Lalu hening kembali.
Di depan pagar rumah, Surya membunyikan klakson dua kali dan menatap lurus ke arah pintu pagar ketika menunggu penjaga pintunya membukakan pintu itu. Segera setelah pintu terbuka, Surya menjalankan mobilnya melewati gerbang dan masuk ke dalam garasi.
"Ayuk, turun," ajak Surya seraya membuka pintu mobilnya dan keluar. Dijinjingnya tas kuliahnya dengan tangan kanan dan menggenggam ponsel serta kunci mobilnya dengan tangan kiri, tidak dia masukkan ke dalam kantong celananya. Tidak menggandeng tangan Wulan atau merangkul bahu Wulan. Tak seperti biasanya.
Mereka berdua berjalan beriringan memasuki rumah, menaiki tangga menuju lantai dua, lalu Surya masuk ke kamarnya untuk meletakkan tasnya dan mengganti celana panjangnya dengan celana pendek. Wulan meletakkan tasnya yang berisi pakaian kerja untuk esok hari di kamar tamu. Dilepasnya pakaian kuliahnya dan dia ganti dengan gaun tidur, lalu memasuki pintu kamar mandi hampir bersamaan dengan Surya, kemudian meraih sikat gigi masing-masing.
Wulan melirik jam dinding ketika keluar dari pintu kamar mandi. Hampir pukul 11 malam. Malam ini perut Wulan terasa penuh karena dia isi dengan dua bungkus nasi kucing, dua potong mendoan, sebuah sate telur puyuh, dan segelas teh manis hangat dalam gelas jumbo sembari membahas tentang tugas kelompok bersama teman-temannya.
"Mas, aku mau langsung bobok, ya," kata Wulan kepada Surya yang sedang melangkah menuju sofa.
"He-em," jawab Surya singkat, lalu berbaring di sofa dan meraih remote televisi dari atas meja.
Wulan masuk ke kamar tamu yang berisi dua buah ranjang ukuran single dan berbaring di atas salah satu ranjang. Kamar tamu yang berisi ranjang ukuran besar berada di lantai bawah. Setiap akhir minggu sejak hari Jumat hingga Minggu Wulan menginap di rumah ini, yang berawal dari tidur di sofa, kemudian tidur di kamar tamu. Biasanya Wulan dan Surya akan berbaring sambil berpelukan, mengobrol dan menonton televisi yang berada di kamar tamu ini menjelang tidur. Namun, malam ini Surya memilih untuk menonton televisi di depan sofa.
Wulan melepaskan kait bra, lalu meloloskan talinya keluar melalui lengan gaunnya, kemudian menariknya lepas. Dilipatnya bra itu dan dia letakkan di atas nakas sebelah ranjang, lalu memejamkan mata. Sikap Surya malam ini sangat janggal. Apakah Surya kesal karena Adrian menyinggung tentang Rhino? Karena setelah ucapan Adrian itu, Surya menjadi pendiam.
Adrian sudah bersahabat dengan Wulan semenjak 5 tahun yang lalu dan sering berkunjung ke rumah Wulan sebelum Ayah dan adik-adiknya pindah ke Jogja. Adrian sudah seperti saudara baginya, seperti halnya Tina dan Riska. Wulan sudah terbiasa dengan tingkah Adrian yang selalu menggodanya meskipun kadang kelewatan. Wulan juga sering melakukan hal yang sama kepada Adrian. Namun, mungkin candaan Adrian malam ini kurang berkenan di hati Surya.
Wulan mempertimbangkan untuk keluar kamar dan mendekati Surya, mencoba mengambil hatinya ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka. Surya berjalan memasuki kamar dan mendekat ke arahnya, lalu berbaring di sebelah kirinya. Lengan kanan Surya diulurkan ke bawah kepala Wulan sebagai pengganti bantal. Lengan kirinya melingkari perut Wulan. Wulan memutar posisi tubuhnya menghadap ke arah Surya dan melingkarkan lengan kanannya ke punggung Surya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tak Selalu Indah #3 (18+)
Romance💜 Cinta yang terhalang perbedaan keyakinan, terbentur restu orang tua, dan terganggu oleh mantan tunangan yang berkali-kali datang mengajak balikan 💜 Selamat membaca 🤗 WARNING (18+) Bakalan ada ADEGAN MESRA di beberapa episodenya. Jadi YANG MASI...