Aku sudah memaafkan kamu.
Aku sudah melupakan kesalahanmu.
Aku kini sudah bahagia.💖
Hari Minggu.
Wulan duduk bersandar di tiang gazebo sambil merajut tas pesanan pelanggan dan sesekali melayangkan pandangan ke arah kolam. Surya dan Ani sedang mengobrol di ujung kolam. Dina sedang berusaha mengambang di atas air dengan Yonas yang tertawa-tawa di sebelahnya. Rocky, Riska, dan Aji nampaknya sedang berkompetisi renang.
Tadi malam setelah mobil Surya keluar dari kafe milik Rhino, tak lama kemudian ponsel Wulan berdering. Ani yang meneleponnya.
"Iya, An .... Udah barusan ... mmm ... besok aja kuceritain," kata Wulan sambil melirik ke arah Surya. "Kayaknya aku nggak bisa ikutan malam ini ... iya .... Oke. Bye."
"Ani yang nelpon?" tanya Surya.
"Iya. Ngajak nongkrong, tapi aku lagi malas."
Surya meraih tangan kanan Wulan.
"Mau makan di mana, Sayang?"Wulan diam. Selera makannya menghilang.
"Mas pengin makan apa?""Ngikut kamu aja. Penginnya makan apa?"
"Aku nggak pengin makan apa-apa. Nggak lapar," jawab Wulan.
Surya menoleh dan menatap Wulan dengan pandangan memaklumi.
"Mau pulang? Kita beli makan dibungkus aja? Nanti kalau udah lapar baru dimakan." Surya menawarkan.
Wulan mengangguk, bersyukur memiliki Surya yang selalu sabar menghadapi dia dan selalu berusaha menyenangkan hatinya. Perasaannya yang tadinya panas dan bergejolak, berangsur mendingin dan kembali tenang.
Wulan meletakkan rajutannya di keranjang, lalu berdiri dan berjalan menuju kolam. Siang tadi tiba-tiba dia berhalangan sehingga tak bisa bergabung di kolam renang bersama teman-temannya.
"Aku bikin sirup dingin dulu, ya, Mas," katanya kepada Surya sambil berjongkok di tepi kolam.Surya mengangguk.
"Mau dibantuin?""Nggak usah," jawab Wulan.
Surya menatap Wulan yang melangkah menuju pintu belakang rumah dengan perasaan lega. Semenjak kedatangan teman-temannya siang tadi, suasana hati Wulan kembali riang. Mereka mengobrol dan bermain Play Station di ruang keluarga, dilanjutkan dengan berenang.
"Gimana kalau kita undang teman-teman main ke rumah?" usul Surya tadi pagi ketika Wulan memeluknya dari belakang saat Surya berdiri di depan wastafel, mencuci piring dan gelas bekas sarapan mereka.
"He-em," jawab Wulan dari balik punggung Surya.
"Ya, udah. Ntar Mas nelpon Ani, ya," kata Surya sambil mengeringkan tangannya dengan kain lap, lalu berbalik menghadap Wulan. Dipeluknya Wulan erat-erat.
Sejak meninggalkan kafe Rhino tadi malam, Wulan menjadi pendiam. Mereka berdua menghabiskan malam dengan menonton televisi, lalu tidur lebih awal sambil berpelukan tanpa melakukan adegan-adegan mesra seperti biasanya. Surya memahami bahwa Wulan sedang tidak berada pada kondisi ingin bermesraan. Wulan mungkin tak akan menolak jika Surya tetap menghujaninya dengan ciuman dan segala macam sentuhan, tetapi Surya tak ingin memaksa.
Wulan membuka pintu kulkas dan mengeluarkan sebotol sirup markisa. Dituangkannya beberapa sendok sirup ke dalam teko besar dan dia tambahi air hingga dua per tiga teko, lalu dia penuhi dengan potongan-potongan es batu. Dibawanya teko itu beserta beberapa gelas plastik ke ruang keluarga, lalu beranjak ke lantai atas untuk mengambil ponselnya yang dia isi daya baterainya di kamar Surya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tak Selalu Indah #3 (18+)
Romance💜 Cinta yang terhalang perbedaan keyakinan, terbentur restu orang tua, dan terganggu oleh mantan tunangan yang berkali-kali datang mengajak balikan 💜 Selamat membaca 🤗 WARNING (18+) Bakalan ada ADEGAN MESRA di beberapa episodenya. Jadi YANG MASI...