Chapter 12

272 19 3
                                    

Alea berlari menuju parkiran sekolahnya menatap Kenfaro yang sedang berbicara dengan Bulan.

"Ayo pulang," ajak Alea.

"Lo pulang sendiri ya, gue mau nganterin Bulan," bisik Kenfaro membuat Alea melotot tak suka.

"Ck, nggak mau!" tolaknya tepat di depan Bulan. Terserah mau cewek itu merasa tersindir atau tidak, Alea tidak akan peduli yang penting Alea bisa pulang dengan tenang merupakan tujuan utamanya saat ini.

"Pulang sendiri bisa kali, udah gede juga," kesal Kenfaro masih berbisik.

"Yeee kemarin-kemarin lo bilang kalo gue jangan pulang sendiri. SEKARANG KOK BERUBAH GARA-GARA CEWEK!" cukup! Kenfaro menatap Alea tajam. Mulut lemes adiknya ini tidak bisa dihentikan sepertinya Alea perlu sogokan permen sunduk dulu baru mau.

"Permen sunduk deh," ucap Kenfaro. Niatnya meninggalkan Alea tanpa sepengetahuan adiknya itu gagal total. Yakali pdktnya juga gagal! Big no!

"Boleh-boleh, tapi ntar tetep gue laporin Papa. Miris banget jadi gue, masa Abangnya lebih pilih gebetan yang masih belum jelas dia siapa! Ketimbang adiknya sendiri," sinis Alea menatap Bulan yang sedari tadi hanya diam menatapnya.

"Ya!"

"Gue duluan aja ya Ken," ucap Bulan pada akhirnya, ia malas menunggu seperti ini.

"Nggak! Nggak! Lo harus bareng gue," tolak Kenfaro tetap memaksa Bulan agar pulang bersamanya.

"Ya, pulang sono!" kesal Kenfaro menatap jengah kearah Alea yang sudah stand by memakai helm di kepalanya.

"Punya Abang satu ngeselinnya kebangetan," gerutu Alea melepaskan helmnya secara kasar setelah itu memberikannya pada Bulan secara paksa. Mau tak mau Bulan menerimanya.

"Kempes dah kempes itu ban!" kesal Alea pergi dari hadapan kedua sejoli yang menatap kearahnya dengan tatapan berbeda.

"Maaf ya, itu adik gue emang begitu orangnya," ucap Kenfaro canggung.

"Iya nggak apa-apa kok, yaudah ayo," ucap Bulan pelan dirinya merasa tak enak pada Alea sebenarnya.

Alea berjalan sambil mengucapkan sumpah serapah kepada Kenfaro tentunya. Ia hendak nebeng Bastian atau Jesie yang terpenting nebeng.

Matanya berbinar kala menatap Bastian yang sedang mengambil motornya. Seketika langkahnya terhenti saat ekor matanya melihat Zeffi yang sedang mendekat kearah Bastian.

"Oke! Dia bareng sama pacarnya, gini amat jadi gue," Alea menghela napas pelan selanjutnya ia mencari Jesie. Ia menghampiri Jesie yang tengah berada di depan pintu gerbang sekolahnya.

"Jes, gue bar--" belum selesai Alea berucap, suara motor dan juga ucapan Jesie membuatnya mengurungkan niatnya.

"Gue duluan Ya! Mumpung dapat gebetan baru nih," bisik Jesie setelah itu ia naik keatas motor teman sekelasnya.

"Ck, bangsat semua. Kalo begini guekan jadi pengen punya pacar juga!" kesal Alea menatap kearah parkiran barang kali ada seseorang yang ia kenali.

"Bang, nebeng dong," pinta Alea. Dias menghentikan aktivitasnya.

"Ogah," singkatnya kembali bersiap untuk pulang ke rumahnya.

"Ayolah! Gue sayang duit kalo naik angkot," Dias hanya menatapnya sekilas.

"Cuma sayang duit bukan sayang gue," gumam Dias pelan. Ia terkekeh pelan karena pemikirannya yang absurd.

"Kok malah ketawa sih," kesal Alea

"Cukup sekali aja gue nganterin lo, sekarang nggak lagi. Gue sibuk banyak urusan," ucap Dias menyalakan motornya dan pergi begitu sjaa meninggalkan Alea.

Different [Alea & Kenfaro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang