"Gue seneng banget,"
"Kenapa emang?"
"Ck, lo gimana sih Fa, nantikan kita ke rumahnya Alea,"
"Apa hubungannya?"
"Aduh Stefa! Ini kesempatan buat gue supaya bisa kenalan sama Abangnya Alea," heboh Jena
"Emang dia mau kenalan sama lo?" gumam Stefa cuek. Ia tak tertarik dengan topik pembicaraan dari Jena yang menurutnya tak penting.
"Fa! Jangan ngerusak mood gue deh!" sela Jena mendengus kesal, kemudian berjalan lebih dulu meninggalkan Stefa dengan senyum senang yang terpancar di wajahnya.
Lain halnya dengan Jena, Alea tengah kesal saat gurunya memutuskan ia satu kelompok dengan Jena dan juga Stefa. Walaupun Bastian juga satu kelompok dengannya, tetapi Alea tetap kesal karena cewek centil itu pasti akan berbicara dengan Kenfaro.
"Bas..."
"Apaan?"
"Gue nggak mau satu kelompok sama Jena!" curhat Alea mencak-mencak
"Ya terus? Lo mau protes? Ya sono ke ruang guru ngapain masih disini,"
"Ck, hibur gue kek bukannya malah ngasih saran yang ujung-ujungnya gue yang dapat hukuman,"
"Lagian lo kenapa sih? Nggak usah lebay deh cuma satu kelompok sama Jena aja begitu, lo sadar nggak sih kalo lo itu satu kelas sama dia jaid otomatis ya tetap ketemu hampir setiap hari,"
"Gue yakin dia ntar bakal pura-pura baik di depan Abang gue, nggak mood gue lama-lama sama dia,"
"Yaudah protes sono, gue anterin nih ke ruang guru,"
"Lah jadi lo sekarang ikut bimbel?"
"Lo mau gue jedotin pala lo ke tembok?" tanya Bastian menatap datar kearah Alea.
"Bercanda Bas, galak banget sih," ucap Alea terkekeh pelan
"Terserah lo ya! Gue laper mau ke kantin,"
"Ikut!" teriak Alea berlari menyusul Bastian yang sudah lebih dulu berjalan menuju kantin.
"Lo bisa nggak sih, sehari aja nggak ngikutin gue," geram Bastian
"Dih siapa yang ngikutin lo! Gue kesini mau minta permen tapi lo yang traktir ya," ucap Alea seenaknya tanpa tau malu. Ia sudah meraup beberapa permen sunduk di tangannya.
"Nggak! Nggak ada traktir-traktir!" tolak Bastian yang sedang memakan soto.
"Lo kok gitu sih sama gue," ucap Alea pura-pura memelas dengan tangannya yang sedang menghitung permen yang ia ambil.
"Dikit nih, cuma 8 permen," ucap Alea tersenyum kala selesai menghitung permen sunduk yang ia ambil tadi.
"Yaudah kalo dikit, ya bayar sendirilah!"
"Nggak gitu juga konsepnya,"
"Ya terus? Lo itu nggak dikasih uang saku apa gimana sih? Hampir setiap hari malak gue mulu," gerutu Bastian yang telah selesai menghabiskan sotonya.
"Seru aja, sensasinya beda kalo beli permen hasil malak dari lo,"
"Bang Ken!" panggil Bastian melihat Kenfaro dan teman-temannya yang baru saja memasuki area kantin.
"Apa?" tanya Kenfaro yang sudah berada di depan Bastian.
"Nih adik lo beli permen, tapi malah gue yang disuruh bayar. Yaudah ya Bang, gue mau ke kelas duluan," pamit Bastian
"Tuh lebih seru lagi kalo lo malakin Abang lo sendiri," bisik Bastian seraya menepuk pelan bahu Alea. Alea menatap tajam kepergian Bastian.
"Uang saku, lo kemanain?" tanya Kenfaro datar
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [Alea & Kenfaro]
Novela JuvenilSEQUEL DARI KAFGANARETA Mencari sebuah kata sempurna tak akan pernah ada tapi Alea berharap setidaknya keluarga yang ia miliki mendekati kata sempurna. Sumber cover: piterest [High Rank] #2 - bestseller (06-08-2024) [PLEASE DON'T COPY MY STORY]