Chapter 13

298 21 2
                                    

"Abang belum pulang ma?" tanya Alea berjalan menuju dapur rumahnya dan menyalimi Areta.

"Loh kalian nggak bareng?"

"Nggak, tadi Bang Ken nganterin gebetannya ma," adu Alea seraya mencicipi tempe buat Areta.

"Cuci tangan dulu Alea."

"Hehehe, iya ma," Alea berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangannya.

"Ken suruh kamu pulang sendiri?"

"Iya ma, kejam banget ihh," Alea merasakan seseorang sedang membekap mulutnya.

"lemm..pas..," ucap Alea tak jelas ia terus memberontak ketika Kenfaro dengan jahilnya malah membekap mulutnya.

"Ngeselin! Tangan lo bau dosa!" kesal Alea dengan sengaja menginjak kaki Kenfaro.

"Sakit bego!" desis Kenfaro.

"Masa gue duluan yang sampai rumah sih?" ejek Alea.

"Kenapa kamu nggak nganterin Alea?" tanya Areta.

"Itu ma.." Kenfaro menggaruk tengkuknya tak gatal. Seketika ia bingung harus memberikan alasan apa.

"Lain kali jangan kayak gini, kalo mau anterin pacar. Ya, adiknya dianterin pulang dulu, kalo sampai Papa tau bisa dimarahin kamu Ken," ucap Areta sedangkan Alea yang sudah berpindah posisi menjadi di belakang Areta malah menjulurkan lidahnya dan tersenyum mengejek menatap Kenfaro.

"Terus kenapa ini pulangnya jadi telat? Rumah pacar kamu jauh?" tanya Areta.

"Bukan pacar ma, Ken nggak jadi nganterin. Orang baru sampai diperempatan deket sekolah motornya tiba-tiba bannya bocor. Yaudah Ken pesenin dia ojol aja," Kenfaro menghela napas, sungguh hari ini adalah hari yang meresahkan. Mulai dari uang sakunya yang terkuras habis karena harus membayar kerusakan motornya dan juga tarif ojol untuk Bulan.

"Mampus!" ucap Alea tanpa suara sambil menatap Kenfaro setelah itu ia tertawa dengan kencang. Puas! Itu yang Alea rasakan.

"Doa gue dikabulin," gumam Alea setelah itu ia kembali menertawakan keapesan Kenfaro.

"Ma," panggil Kenfaro pelan. Kini hanya Kenfaro dan Areta yang berada di dapur.

"Hm, apa?" tanya Areta yang tengah sibuk mencuci piring untuk acara nanti malam.

"Minta uang, boleh?" tanya Kenfaro pelan.

"Buat apa?"

"Ganti benerin motor tadi," ucap Kenfaro sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sebenarnya ia tak mau perhitungan seperti ini dengan mamanya, namun ya namanya the power of kepepet lain lagi ceritanya.

"Motornya punya kamu, kenapa mama yang ganti uangnya?" tanya Areta tertawa pelan.

"Ma.."

"Yang kerja siapa?" tanya Areta membuat Kenfaro bingung.

"Papakan yang kerja. Ya, minta uangnya ke Papalah," ucap Areta santai sambil menata piring yang telah ia cuci tadi ke rak piring.

"Minta mama aja," ucap Kenfaro sambil cengengesan.

"Buat apa sih uangnya?" tanya Areta lagi.

"Buat main besok."

"Yaudah nanti minta papa."

"Tapi ma--"

"Kalo kamu nolak terus, kapan mau deket sama papa. Jangan musuhan terus sama papa, lihat semua yang kamu pakai itu dari siapa? Dari papakan, udah minta aja nanti papa bakal kasih kok," Kenfaro menghela napas pasrah. Bukannya takut meminta uang kepada Kafgan, tetapi ia hanya tak suka ketika papanya terlalu banyak bertanya perihal ia akan pergi, dengan siapa saja, pulangnya jam berapa. Ayolah, Kenfaro juga butuh sedikit kebebasan.

Different [Alea & Kenfaro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang