"Ngerjainnya besok atau sekarang nih?"
"Gue rasa besok aja deh, biar istirahat dululah kita,"
"Gue pengen cepat selesai ini tugas,"
"Yaudah gimana kalo ntar malam aja kita bahas dikit-dikit,"
"Nongki dimana?"
"Dirumah masing-masing,"
"Ck, gue kira sekalian nongki,"
"Ya nggaklah,"
"Berarti dirumah masing-masingkan?"
"Iy--"
"KAK GEVAN!" teriakan melengking membuat mereka semua yang sedang berdiskusi menoleh ke asal suara.
"Siapa tuh?" bisik-bisikan dari teman Gevan mulai terdengar ketika Alea dengan entengnya memeluk lengan kakak sepupunya itu.
"Ngapain kesini?" respon dari Gevan yang biasa saja membuat mereka semua tambah bertanya-tanya.
"Bantuin gue bang," bisik Alea sangat pelan.
"Ngapain?" tanya Gevan santai.
"Ada yang kejar-kejar gue daritadi, guekan jadi takut. Anterin gue pulang ya bang," wajahnya dibuat semenyedihkan mungkin sambil menggoyang-goyangkan lengan Gevan. Gevan memandang sekitar, pandangannya sama sekali tak menemukan seseorang yang Alea maksud.
"Oke," singkat Gevan kemudian menatap kearah teman-temannya.
"Gue balik duluan ya, nih nganterin bocah," pamit Gevan menatap Alea yang sudah stand by diatas motornya.
"Siapa Van?"
"Adek gue,"
"Nggak usah bohong lo! Adek lo cuma satu ya,"
"Kalo adek sepupu, gimana?" Seketika mereka semua mengangguk paham dan tertawa.
"Hati-hati ntar diliat doi lo dijalan lagi," Gevan langsung menatap tajam memberikan kode agar temannya itu diam.
"Berisik lo pada, gue nggak punya doi,"
"Anjir nggak dianggap dia," Mereka semua tertawa sebenarnya ucapan Gevan sendiri memang benar. Karena saat ini cowok itu hanya ingin fokus kuliah saja.
"Tadi ngapain lo panggil gue pake embel-embel 'kak' biasanya juga abang."
"Biar dikira gue pacar lo dong," Gevan mendengkus mendengar Alea yang cekikikan di belakangnya.
"Rese lo! Terus lo ngapain disini? Inikan bukan area sekolah lo? Kalo ada yang macam-macam atau lagi tawuran, gimana?" Alea tersenyum miris mendengar perkataan Gevan. Bahkan Kenfaro tak pernah menanyakan seperti ini, jikapun ia melakukan pasti karena disuruh oleh Papanya.
"Tadi cuma mau ke rumah teman kok, lagian gue nggak akan kenapa-napa kan ada Bang Gevan."
"Coba tadi kalo gue nggak ada disekitar sini, kalo diseret sama orang yang ngikutin lo, gimana?"
"Hehehe, nggak lagi deh."
"Lagian tumben amat nggak dianterin Kenfaro."
"Bang Ken lagi sakit," Gevan menoleh sekilas kearah Alea.
"Bisa sakit juga itu bocah," Alea ikut tertawa mendengar perkataan Gevan.
"Bisalah Bang, namanya juga manusia. Tadi aja disekolah pingsan."
"Beneran?"
"Iya Bang, tadi Mama yang jemput di sekolah," Gevan mengangguk paham.
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [Alea & Kenfaro]
Подростковая литератураSEQUEL DARI KAFGANARETA Mencari sebuah kata sempurna tak akan pernah ada tapi Alea berharap setidaknya keluarga yang ia miliki mendekati kata sempurna. Sumber cover: piterest [High Rank] #2 - bestseller (06-08-2024) [PLEASE DON'T COPY MY STORY]