Happy reading ❣️❣️
Bacanya pelan-pelan aja ya. Ini lumayan panjang, soalnya ada lebih dari 2800 kata.
Jangan lupa follow, vote dan komennya
.....
Setelah mengetahui bahwa Kenfaro sudah selesai berbincang dengan Kafgan. Areta langsung mengajak Alea untuk kembali ke kamar masing-masing.
"Ken tanya apa?" Areta langsung bertanya ketika ia telah sampai di kamarnya. Kafgan yang sedang mengerjakan pekerjaannya hanya menoleh singkat.
"Kafgan!" panggil Areta, sudah biasa ia seperti ini. Tidak ada sopan-sopannya memanggil suaminya. Kalau ditanya kenapa, pasti jawabannya sama, yaitu sudah kebiasaan susah mau dihilangkan.
"Apa?"
"Ditanya jawab kek."
"Bentar," ucap Kafgan singkat. Seolah mengerti, akhirnya Areta diam.
"Ken bilang apa?" tanya Areta setelah 15 menit ia menunggu, namun Kafgan sama sekali tidak peka dan tetap fokus pada laptopnya. "Nanti Ta, ini belum selesai," jelasnya mencoba bersabar menghadapi Areta.
"Udah kepo daritadi nih," sela Areta setengah kesal. "Besok aja jelasinnya," ucap Kafgan kemudian tanpa menatap Areta.
"Gitu banget, yaudah terserah!" Areta langsung grasak-grusuk menutupi tubuhnya menggunakan selimut. Ia akan tidur saja, menunggu Kafgan selesai seperti tak ada ujungnya. Kafgan yang ada disebelahnya menghela napas setelah itu ia berucap, "Ta, pelan-pelan."
"Apa?!" balas Areta sewot. "Ya, kamu yang kenapa? Ngapain kayak gitu, kan bisa pelan-pelan," ucap Kafgan dengan nada kesal.
"Kamar buat tidur bukan buat kerja! Kalo mau kerja sana ke ruang kerja kamu!" usir Areta karena sudah terlampau kesal. Kafgan tak berniat menjawab ucapan Areta tadi karena saat ini ia paham betul jika ia ikut menjawab, bukannya selesai malah terjadi pertengkaran kecil.
Areta menatap Kafgan kesal. Suaminya itu sama sekali tidak peka, bukannya segera menutup laptopnya. Ia malah dengan entengnya pergi begitu saja. Sesuai permintaan Areta tadi, Kafgan memutuskan untuk berpindah saja ke ruang kerjanya.
"Udah tambah tua, bukannya tambah peka. Tapi sama aja!" kesal Areta mendumel tidak jelas. "Jawab bentar apa susahnya sih?!"
.....
Masih mode kesal karena tadi malam. Areta hanya diam saja melirik sekilas Kafgan yang tengah berjalan menuju dapur.
"Masak apa?" tanya Kafgan sekedar basi-basi. Yang ditanya hanya diam dengan kedua tangan yang sibuk menata meja makan.
"Ta, kenapa sih?" tanya Kafgan lagi, "Marah? Gara-gara kemarin?" tebak Kafgan.
"Udah tau pake tanya!" sengit Areta. "Gitu doang Ta, yaudah maaf. Kan kemarin aku lagi sibuk," jelas Kafgan dengan permintaan maaf yang terdengar tak ikhlas itu.
"Nggak usah minta maaf kalo nggak ikhlas!"
"Galak bener," ucap Kafgan santai. "Diem!" ucap Areta kesal.
"Ngapa sih marah-marah? Gini deh aku jelasin, kemarin Kenfaro itu cuma bilang dia mau ikut bimbel," jelas Kafgan dengan posisi yang sudah berada tepat belakang Areta. "Basi," ucap Areta masih kesal. Kafgan yang mendengar pun tertawa sambil memeluk Areta dari belakang.
"Sensi banget dari kemarin. Aku udah jelasin loh, kok kamu masih marah?" ucap Kafgan dengan nada yang sangat lembut. Areta berdecak pelan menanggapi Kafgan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [Alea & Kenfaro]
Teen FictionSEQUEL DARI KAFGANARETA Mencari sebuah kata sempurna tak akan pernah ada tapi Alea berharap setidaknya keluarga yang ia miliki mendekati kata sempurna. Sumber cover: piterest [High Rank] #2 - bestseller (06-08-2024) [PLEASE DON'T COPY MY STORY]