"Harus banget jam segini baru pulang?" tanya Kafgan menatap Kenfaro baru saja pulang entah darimana. Yang jelas, baju sekolahnya sudah ia ganti dengan kaos oblong berwarna hitam dengan celana sekolah yang masih melekat di kakinya.
"Habis latihan, habis itu nongkrong sebentar Pa," ucapnya seraya menyalami punggung tangan Papanya.
"Sibuk banget kayak kerja aja, Papa aja yang kerja udah pulang jam segini. Habis latihan bukannya pulang malah keluyuran," Kenfaro menghela napas lelah mendengar ocehan Papanya.
"Sebentar doang Pa, sekalian bahas tentang latihan tadi," pupus sudah harapannya, pulang ke rumah langsung berjumpa dengan pulau kapuk kesayangannya. Ia melupakan perihal Papanya yang pasti akan bertanya, kenapa dari sejak pulang sekolah sampai pukul 10 malam ia sama sekali belum pulang ke rumah.
"Lain kali pulang dulu, ganti bajunya dirumah. Yaudah sana masuk," Kafgan duduk diteras rumahnya dengan alasan mencari angin di luar rumah. Namun yang sebenarnya tengah ia lakukan adalah menunggu kepulangan putranya.
Kenfaro masuk ke dalam rumah disusul Kafgan yang tengah mengunci pintu rumah mereka. Kenfaro berbalik ia lupa jika ia harus meminta izin Papanya perihal besok iya akan nongkrong bersama teman-temannya.
"Pa.." panggil Kenfaro membuat Kafgan yang telah selesai mengunci pintu langsung menoleh kearahnya.
"Besok Ken mau nongkrong sama temen-temen," Kafgan diam sambil berlalu mendahului Kenfaro. Setelah itu mendudukan diri di sofa ruang tamu.
"Kemana lagi? Hari ini nggak cukup nongkrongnya?" tanya Kafgan.
"Besokkan malam minggu Pa,"
"Nggak bisa, besok kita ada tamu,"
"Tapi, Pa.."
"Besok kamu dirumah! Kalo hari minggu mau keluar terserah kamu yang penting besok kamu harus dirumah," final Kafgan setelah itu pergi menuju kamarnya.
Seketika wajahnya berbinar, tidak jadi malam minggu, malam seninpun jadi!
Ia bergegas menuju kamarnya untuk mengistirahatkan diri. Namun lagi-lagi harapannya sinar ketika melihat Alea yang tengah bermain ponsel di kamarnya.
"Keluar! Punya kamar sendiri malah larinya kesini," sinis Kenfaro mulai mengambil handuknya. Ia akan mandi terlebih dahulu.
"Darimana aja? Jam segini baru pulang," ucap Alea yang malah bertanya.
"Latihanlah emang kayak lo nggak mau ikut ekskul," ucapnya yang tengah berada di dalam kamar mandi.
"Yee gue nggak bego ya Bang! Latihan lo itu pulangnya jam 5 sore bukannya jam 10 malam," Alea mendengus kesal kala Abangnya tak merespon ucapannya. Ia hanya mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi.
"Gue nongkronglah," setelah 10 menit di kamar mandi Kenfaro keluar dengan handuk yang melilit di pinggangnya setelah itu berjalan kearah lemari untuk mengambil pakaiannya.
"Dih nongkrong apaan sampai 5 jam kayak gitu," sinis Alea.
"Ck, lo cewek mana paham," ucap Kenfaro kembali berjalan menuju kamar mandi hendak berganti pakaian.
"Maksud lo?" tanya Alea menatap kearah pintu kamar mandi yang sudah kembali tertutup.
"Cowok itu kalo nongkrong ya wajar 5 jam sih kalo menurut gue. Soalnya yang dibahas banyak, nggak kayak cewek bisanya ghibah doang," Kenfaro berucap seraya duduk ditepi kasurnya menatap Alea yang sudah kesal dengan perkataan.
"Yee cewek nggak cuma ghibah kali, bisa aja dia cerita tentang cowoknya yang brengsek!" kesal Alea.
"Nah itu termasuk ghibah bukan?"
"Ya ghibah sih, tapikan-- nggak taulah, lagian gue nggak pernah begitu." ucap Alea sambil mengibaskan tangan seolah tak peduli dengan pembahasan mereka.
"Yaudah cobain sono."
"Oke! Tapi ntar kalo gue dimarahin sama Mama, gue bilang kalo lo yang nyuruh gue pacaran ya?!"
"Ogah!"
"Ck, nyebelin! Yaudah kalo gitu coba lo sebutin ngapain aja sampai 5 jam betah cuma nongkrong doang."
"Nih ya kalo cowok nongkrong 1 jam buat mabar, 1 jam buat sesi ghibah, 2 jam lagi buat makan atau minum terus berlanjut nyeritain pengalaman yang garing masa kecilnya, 1 jamnya lagi dibuat ceritain tentang pertandingan sepak bola kemarin yang menang siapa, bahas masa depan kalo emang kemarin nggak ada Liga. Pokoknya detik-detik terakhir mau balik sukanya bahas random deh. Belum lagi kalo ada yang curhat tentang pasangannya atau keluarganya. Dijamin tambah lama tuh nongkrongnya," ucap Kenfaro sembari mengingat-ingat apa saja yang akan mereka bahas ketika menongkrong bersama.
"Yee tuh ada sesi ghibahnya sama aja kayak cewek lo!" sewot Alea.
"Yakan buat selingan, nggak melulu ghibah kayak lo pas nongkrong," sinis Kenfaro.
"Gue jarang ghibah ya!" sewot Alea tak terima.
"Yaudah-yaudah. Sono balik ke kamar lo!" ucap Kenfaro menarik Alea agar berdiri dan pergi ke kamarnya.
"Gue pengen disini!" kesal Alea menepis tangan Kenfaro.
"Balik ke kamar lo! Gue mau tidur," Kenfaro mendorong tubuh Alea gar segera keluar dari kamarnya.
"Nggak mau! Enakan di kamar lo, gue bosen di kamar gue!" pekik Alea tak suka.
"Heh! Balik nggak?! Kalo enakan kamar gue ya itu urusan lo! Kamar-kamar gue kenapa lo yang galak!" sewot Kenfaro mendorong paksa tubuh Alea agar keluar dari kamarnya, namun adiknya yang terlampau cerdik itu menahan tubuhnya dengan bantuan tangan yang memegang kuat-kuat pintu kamar Kenfaro.
"Nggak mau!"
"Ya! Gue ngantuk!" bentak Kenfaro matanya memerah menahan kesal sekaligus kantuknya.
"Tapi gue pengen disini," cicit Alea.
"Kenapa? Kamar lo kotor lagi? Makanya dibersihin bukan malah lari ke kamar gue!" sinisnya sambil menarik tangan Alea agar terlepas dari pintu kamarnya.
"Bang, ada kecoa..." adu Alea dengan wajah memelas membuat Kenfaro mengusap wajahnya kasar.
"Ck, yaudah gue tidur di kamar lo!" final Kenfaro dengan perasaan dongkol ia berjalan menuju kamar Alea.
"Bang.."
"Apalagi?!" sinis Kenfaro.
"Nanti kalo dikamar lo juga ada kecoa gimana?" tanya Alea mendekat kearah Kenfaro.
"Ya bagus dong, biar hinggap di muka lo sekalian!" kesal Kenfaro.
"Heh! Jangan gitu! Gue takut tau, yaudah gue tidur sama lo," ucap Alea langsung memeluk lengan Kenfaro.
"Dih, ogah!" tolak Kenfaro seraya melepaskan lengannya dari pelukan Alea. Setelah itu meraih pintu kamar Alea.
"Bang!"
"Apaan sih! Dikamar gue nggak ada apa-apanya! Kamar gue nggak kayak kamar lo!" ucap Kenfaro setelah itu masuk ke kamar Alea dan menutup pintu sedikit kencang. Dengan wajah cemberutnya Alea kembali masuk ke kamar Kenfaro. Namun, wajahnya berbinar ketika mengingat disini tidak ada hewan menjijikan itu.
Ia langsung berlari dan merebah tubuhnya di kasur melanjutkan bermain ponselnya membalas beberapa pesan dari Gersa sesekali ia terkekeh pelan kala membaca pesan yang dikirim Gersa untuknya.
.....
Dah segini dulu
Dikit ya? Yaudah besok dibanyakin dikit, pan kapan kalo update lagi.
See you
18 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [Alea & Kenfaro]
Fiksi RemajaSEQUEL DARI KAFGANARETA Mencari sebuah kata sempurna tak akan pernah ada tapi Alea berharap setidaknya keluarga yang ia miliki mendekati kata sempurna. Sumber cover: piterest [High Rank] #2 - bestseller (06-08-2024) [PLEASE DON'T COPY MY STORY]