Gevan yang baru saja pulang sedikit terkejut melihat Kenfaro yang sedang tertidur di kamarnya. "Widih ada penghuni baru," celetuknya mulai rusuh saat naik keatas kasur. Bahkan ia sampai melompat-lompat kecil, hal ini membuat kasurnya terguncang dan tubuh Kenfaro menjadi terombang-ambing.
"Heh bisa diem nggak?!" kesalnya masih setengah sadar. Memang kakak sepupunya ini tidak ada adap sama sekali. "Eh ke bangun, sorry sengaja," ucap Gevan terkekeh pelan sambil turun dari kasur, ia akan mandi terlebih dahulu supaya badannya yang sudah lengket ini kembali segar.
"Sengaja-sengaja, gue usir juga lo!" kesal Kenfaro membuat Gevan menghentikan langkahnya dan berbalik. "Usir? Ini kamar gue goblok. Gue tendang juga lo lama-lama!"
"Ngapain lo kesini?" tanya Gevan yang sudah duduk di depan Kenfaro yang masih saja rebahan. "Ngungsi," celetuk Kenfaro asal. "Lah diusir lo dari rumah? Makanya jadi bocah jangan bandel-bandel," ucap Gevan sok bijak.
"Nggaklah, mana ada acara usir-usiran," ucap Kenfaro sedikit sewot. "Ya gue kira, btw besok gue jadi liburan dong," pamer Gevan.
"Gue ngikut kalau begitu," ucap Kenfaro. "Mana bisa, nggak ... nggak bisa!" tolak Gevan.
"Gue ikutlah Bang, ntar gue jadi tukang foto aja deh nggak apa-apa, kan?" tawar Kenfaro. "Nggak bisa! Lo sekolah woy, gue seminggu disananya. Jangan ngadi-ngadi lo!"
"Boloskan bisa, gitu kok repot," ucap Kenfaro santai, "Lagian cuma bolos seminggu nggak akan bikin gue di drop out," lanjutnya.
"Cuma pala lo!" kesal Gevan sampai menjitak kepala Kenfaro pelan, "Lo tadi makan apa sih? Kok jadi goblok begini."
"Gue cuma pengen tenang bentaran doang, refreshing gitu," curhat Kenfaro supaya Gevan tidak banyak bertanya lagi.
"Udah izin belum lo?" tanya Gevan, "Kalau dibolehin ya gue nggak masalah sih, gue bakal ngajak lo," lanjut Gevan.
"Yaudah ntar gue izin sama Om Gavin," ucap Kenfaro sambil tersenyum senang. "Lah kok sama Papa gue?" heran Gevan, "Ya lo izinnya sama Om Kafgan atau Tante Aretalah, napa jadi bapak gue lo bawa-bawa."
"Nggak perlu, lagian Om Gavin juga orang tua guekan?"
"Ya iya juga, tapikan ... yaudah terserah lo aja, pusing gue."
"Nah gitu dong, ntar gue izin sama Om Gavin."
.....
"Bolehkan Om?" tanya Kenfaro saat ini ia tengah meminta persetujuan dari Gavin. "Sekolahmu gimana?" tanya Gavin.
"Ya libur seminggu," ucap Kenfaro. "Yaudah nanti Om bikinin surat izin," ucap Gavin, "Tapi nanti Mama sama Papamu gimana?"
"Om pura-pura nggak tau aja, terus Om juga nggak usah bikin surat izin. Jadi seolah-olah Ken kabur dari rumah," jelas Kenfaro. "Nggak, kalau yang begitu Om nggak mau," tolak Gavin.
"Ayolah Om, seminggu aja kok supaya Ken bisa tenangin diri sendiri dulu. Dan kalau bisa supaya Papa juga sedikit sadar, bahwa nggak selamanya Ken bisa jagain Alea. Karena Ken juga punya kehidupan sendiri."
"Kamu itu udah kelas 12, masa mau bolos?!" tolak Gavin, "Setidaknya nggak ada catatan keterangan alfa di rapor kamu, nanti biar Om yang urus seolah-olah kalau kamu lagi ikut acara keluarga."
"Nggak logis Om, kalau Ken ada acara keluarga, masa Alea masih masuk sekolah?"
"Om bakal rahasiain ini, nanti Om bakal bicara sama Arga," ucap Gavin. "Nanti Mama sama Papa bakal tau dong Om, kalau begitu," ucap Kenfaro masih tak setuju.
"Sekarang terserah kamu, mau Om izinin tapi nanti Om bakalan laporan ke Arga atau nggak usah ikut sama sekali," finalnya tak terbantah. "Oke, Ken pilih opsi pertama," ucap Kenfaro terpaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [Alea & Kenfaro]
Novela JuvenilSEQUEL DARI KAFGANARETA Mencari sebuah kata sempurna tak akan pernah ada tapi Alea berharap setidaknya keluarga yang ia miliki mendekati kata sempurna. Sumber cover: piterest [High Rank] #2 - bestseller (06-08-2024) [PLEASE DON'T COPY MY STORY]