Chapter 8

376 18 3
                                    

"Yah, hujan lagi," Alea memilih menunggu hujan itu reda. Ia mendudukkan diri di kursi tempat biasanya murid-murid menunggu jemputan.

Hujan hujanlah turun pulo, dingin taraso ka dalam dado...

Dias bernyanyi di depan Alea, ia tak menyadari jika Alea sedang memperhatikannya. Ia terus bernyanyi sambil menadahkan tetesan air hujan di tangannya.

Suara yang lumayan merdu itu terus bernyanyi, tetapi ketika di nada tinggi fals. Alea terkekeh pelan tak mau menganggu Dias yang sedang asyik dengan dunianya. Sekolah sudah sepi, hal itu membuat Dias bernyanyi dengan percaya diri karena ia yakin semua murid sudah pulang ke rumahnya masing-masing.

Mato lalok tak namuah, angan malayang jauah...

Mato lalok tak namuah, angan malayang jauah...

Dias mengakhiri nyanyian menundukkan badan seolah-olah sedang berterima kasih kepada para penonton. Setelah itu ia tersenyum dan membalikkan badan, ia terdiam melihat Alea yang tertawa terpingkal-pingkal.

"Sejak kapan lo disini?" tanya Dias menetralkan kegugupannya.

"Emmm..sejak hujan hujan--"

"Sejak awal!" kesal Dias memotong ucapan Alea.

"Hahaha, bagus kok bagus tapi pas nada tingginya aja rada fals."

"Gue nggak minta lo berkomentar!"

"Iya-iya, nggak usah ngegas gitu kali," ucap Alea melirik kearah samping. Ya, sekarang posisi Dias tengah duduk di sebelah Alea.

"Jangan diceritain ke orang lain," ucap Dias

"Apanya?" tanya Alea pura-pura tak paham sambil tersenyum menyebalkan.

"Gue nyanyi tadi,"

"Oh oke, btw itu tadi lagu apa?" tanya Alea

"Kepo!"

"Yaiyalah pengen tau, orang bahasanya tadi beda gitu,"

"Lagunya Ria Amelia judulnya Hujan lah turun pulo, kalo bahasanya bahasa kampung gue,"

"Jadi lo bukan orang asli sini?"

"Hm, gue berasal dari Padang,"

"Wah, kapan-kapan ajak gue kesana dong. Gue pengen liat rumah gadang,"

"Ngajak lo ribet," ucap Dias menyampirkan tas dibahunya, ia akan pulang karena hujan telah reda.

"Mau kemana?" tanya Alea menatap Dias yang berdiri.

"Pulang," ucap Dias tanpa basa-basi memberikan tumpangan pada Alea.

"Ikut," ucap Alea sama sekali tak takut.

"Lo pikir urusan kita belum selesai?" tanya Dias membalikkan badan pergi begitu saja.

"Gue sebar nih video tadi," ancam Alea seketika langkah Dias terhenti.

"Lo rekam gue?!" bentak Dias menggeram kesal.

"Iseng sih, tapi ternyata ada gunanya juga," ucap Alea tersenyum mengejek.

"Siniin hp lo!"

"Nggak!"

"Ck, Ayo cepatan! Tapi inget, habis gue anter lo harus hapus video itu!" ucap Dias dengan garang sambil melototi Alea.

"Iya-iya gampang. Yang penting sekarang anterin gue dulu dong," Alea menggeret tangan Dias agar segera ke parkiran untuk mengambil motornya.

"Lo satu rumah sama Kenfarokan?" tanya Dias mulai menjalankan motornya.

Different [Alea & Kenfaro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang