Alea sudah lama sekali tidak bertemu dengan Tika. Ia memutuskan untuk ke kelas Tika, melewati lorong dari kelas 12 Mipa melewati kelas Kenfaro ia melirik sekilas tak ada Kenfaro di dalam kelasnya, mungkin sedang ke kantin.
"Lo masih merasa bersalah sama Kenfaro?" Alea samar-samar mendengar percakapan itu pun memutuskan untuk menguping pembicaraan kakak kelasnya dibalik tembok.
"Gue cuma manfaatin dia, gimana gue bisa nggak merasa bersalah." Alea mulai panas ketika mengetahui sedikit tentang kebenarannya.
"Ya lo sih, ngetes rasa suka kok pakai perasaan orang lain. Seharusnya lo bilang dari awal kalau sebenarnya lo udah punya doi."
"Gue kepo reaksinya Revan jadi yaudah gue terima, tapi setelah itu Revan nggak ngechat gue lagi. Gue sempat sedih, eh hari kedua dia ngechat gue dong. Dan bilang kalau dia suka sama gue, dan dia minta gue supaya putusin Kenfaro. Yaudah besoknya gue putusin," ucap Bulan kembali merasa bersalah jika mengingat hari itu, "Gue masih nggak enak sama Kenfaro meskipun gue udah minta maaf dan dia bilang nggak apa-apa, tapikan gue tetap aja ngerasa nggak enak."
"Ya jelaslah!" seru Qila, "Justru malah aneh kalau lo sama sekali nggak merasa bersalah."
"Terus gue harus gimana?"
"Yaudah, jalanin aja."
"LO!" teriak Alea menunjuk Bulan dengan wajah memerah menahan amarah.
"Lo nguping?!" kaget Bulan.
"Bisa-bisa permainin perasaan orang lain!" kesal Alea sambil menjambak rambut kakak kelasnya.
"Awshh ... lepas nggak?!" bentak Bulan merintih kesakitan. "Ngapain lo salahin gue, salahin tuh Abang lo. Kenapa diantara banyaknya cewek yang ada di muka bumi ini, dia malah milih gue?!" kesal Bulan berhasil membalaskan dendamnya dengan menjambak rambut Alea juga.
"Gue yakin seyakin yakinnya, suatu saat nanti lo bakal ngerasain apa yang Abang gue rasain, cewek tolol!" teriak Alea semakin kencang menjambak rambut kakak kelasnya itu.
"Kurang ajar!" umpat Bulan tak mau kalah ia juga semakin menguatkan jambakan di rambut Alea bahkan karena kesal ia sampai menyuruh Qila agar ikut memberi pelajaran pada adik kelasnya yang tak tau sopan santun ini.
"Dan kalau itu beneran terjadi, gue harap lo yang ngalamin duluan daripada gue nantinya," ucap Bulan tersenyum miring. Bulan tidak seperti biasanya yang terlihat kalem karena kali ini ia benar-benar dibuat kesal bahkan kesabaran sampai habis menghadapi tingkah Alea.
"ALEA STOP!!" bentak Kenfaro.
"Ikut gue!" setelah meminta maaf pada Bulan, Kenfaro langsung menarik paksa tangan Alea agarikut bersamanya.
"Lo ngapain?!" bentak Kenfaro sangat kesal.
"Gue cuma mau--"
"Mau buat gue tambah malu? Iya?!" bentak Kenfaro lagi. Alea mendongak berusaha menahan air matanya.
"Bukan gitu," lirihnya.
"Gue udah bilangkan sama lo, jangan ikut campur urusan gue!" kesal Kenfaro kali ini ia tak bisa menahan kekesalannya, "Gue nggak butuh pembelaan, justru dengan tingkah lo yang kayak tadi bikin tambah malu Ya!"
"Lo tau fakta gue ditolak, yaudah cukup diam. Nggak perlu bertingkah kayak tadi, gue nggak butuh!" ucap Kenfaro, "Gue nggak butuh bantuan lo Ya!"
"Lo ingat perkataan gue waktu itukan, sekarang gue nggak akan peduli lo mau ngapain terserah lo! Dan yang terpenting, jangan pernah ikut campur urusan gue!" ucap Kenfaro sambil menatap Alea tajam.
"Emang sebuah kesalahan kalau mau belain kakaknya sendiri?" lirih Alea masih setia menunduhkan kepala. Air matanya turun tanpa permisi, ia hanya membiarkannya mengalir tanpa mau menghapusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [Alea & Kenfaro]
Fiksi RemajaSEQUEL DARI KAFGANARETA Mencari sebuah kata sempurna tak akan pernah ada tapi Alea berharap setidaknya keluarga yang ia miliki mendekati kata sempurna. Sumber cover: piterest [High Rank] #2 - bestseller (06-08-2024) [PLEASE DON'T COPY MY STORY]