Chapter 22

209 15 1
                                    

Happy Reading✨

Terima kasih untuk votenya, semoga di chapter ini bisa ada vote dan komen juga🤗🤗

.....

Diantara meja melingkar ini mereka tengah beradu argumen. Kepulan asap rokok menguar diudara tentunya situasi seperti ini sudah biasa bagi mereka.

"Udah sebulan, lo kapan putusin itu cewek?"

"Gampang, gue kali ini rada nelat." Cowok yang masih menggunakan seragam putih abu-abunya itu tersenyum miring.

"Tumben, lo suka sama itu cewek?"

"No ... no ... no ...," ucapnya membantah dengan jari telunjuk yang ia gerakan ke kanan dan ke kiri secara bergantian.

"Terus lo mau apain itu cewek?"

"Karena gue kasihan sama dia, jadi gue akan putusin dia dengan alasan." Mereka tertawa menanggapinya, memang hal biasa bagi mereka melihat para gadis menangis bahkan sampai ada yang memohon supaya hubungan mereka tidak berakhir.

"Itu namanya bukan kasihan, tapi kejam!" ungkap salah satu temannya.

"Setuju! Istilahnya gini ya, lo yang salah, tapi lo maunya dia yang merasa  bersalah."

"Gimana, hebatkan gue?" tanyanya tanpa rasa bersalah.

"Itu bukan hebat tolol, tapi brengsek!" ucap mereka serempak lalu tertawa secara bersama-sama.

.....

Karena pintu kamar abangnya terbuka jadi tanpa permisi Alea langsung saja masuk ke dalam.

"Bang, lo nggak dirumahkan ntar malam?" tanya Alea menatap Kenfaro yang tengah sibuk bermain game.

"Di rumah, gue lagi malas keluar," responnya tanpa menoleh.

"Keluar dong, ke rumah Om Gavin gitu," ajak Alea karena ada niat yang terselubung.

"Ngapain?"

"Ya mainlah, kan malam minggu," ucap Alea rada sewot.

"Nggak, gue mau santai-santai di rumah."

"Bantuin gue kalau gitu," pinta Alea to the point juga akhirnya.

"Bantuin apa?"

"Gue mau keluar, jadi lo harus pura-pura temenin gue," jelas Alea. Kenfaro menghentikan permainan gamenya ia meletakan ponsel setelah itu menatap Alea.

"Terus urusannya sama gue apa?" tanya Kenfaro.

"Bantuin Bang, gue takut ketauan." Kenfaro menaikan alisnya, "Sama pacar lo?" tanyanya seolah paham dengan apa yang Alea maksud.

"Iyaa, makanya bantuin gue yaaa," pinta Alea.

"Ogah, lo yang ngedate kok gue yang repot," tolak Kenfaro sambil merebahkan tubuhnya.

"Ihh ... ayooo!" paksa Alea menarik-narik tangan Kenfaro agar kembali duduk.

"Nggak!"

"Bang Ken, sekali-kali kek nyenengin adeknya!" sewot Alea.

"Udah pernah," cuek Kenfaro menutup wajahnya menggunakan bantal, saat ini ia sangat malas untuk sekedar keluar rumah.

"Kapan?"

"Beliin apapun yang lo mau waktu gue lagi diluar rumah sampai gue hujan-hujanan," ucap Kenfaro mulai mengungkit-ungkit, "Itu udah termasuk nyenengin adekkan."

"Yaudah, sekali lagi deh nyenengin adeknya," pinta Alea sambil menarik-narik tangan Kenfaro pelan.

"Nggak, ntar kebiasaan!" tolaknya lagi.

Different [Alea & Kenfaro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang