Chapter 29

68 8 3
                                    

Setelah 4 jam perjalanan, akhirnya Kafgan sampai di rumah. Ia berjalan tergesa-gesa sambil membawa kopernya. Sebelum meraih knop pintu rumahnya, langkahnya terhenti ia memejamkan mata sejenak sambil beberapa kali menghela napas, entah apa yang akan terjadi setelah ini. Kafgan hanya bisa pasrah.

"Papa?!" teriak Alea kaget, ia sedang berada di ruang tamu dan sekedar bermain ponsel. Matanya berbinar kala melihat papanya yang sudah kembali pulang, ia langsung berlari pelan ke pelukan papanya.

"Mama mana?" tanya Kafgan langsung sambil membalas pelukan Alea.

"Mama lagi di dapur, masih masak kayaknya," ucap Alea terpancar senyuman di wajahnya. Setelah melepaskan pelukannya, Kafgan berjalan ke dapur unguk menghampiri Areta.

"Oh udah pulang," sindir Areta, ia sama sekali tak menoleh dan tetap melanjutkan aktivitasnya.

"Sekarang kamu mau aku ngapain?" tanya Kafgan mencoba biasa saja walaupun dapat dirasakan suasana di dapur semakin lama semakin memanas.

"KAMU MASIH TANYA?!" teriak Areta habis sudah kesabarannya, pisau yang ia pegang ditaruh secara kasar. Bahkan ia sampai membanting piring yang ada dihadapannya.

Suara bising dan gaduh itu berhasil membuat Alea berlari cepat menuju kearah dapur, namun langkahnya terhenti ketika kembali mendengar teriakan mamanya.

"ANAK KAMU CUMA ALEA YA?" pertanyaan yang terlontar itu berhasil membuat Alea terdiam membeku.

"Ta, nggak gitu ..."

*Nggak gitu gimana maksud kamu? Aku udah stress mikirin Ken kapan pulang ... Sedangkan kamu malah pikirin bisnis kamu itu?!" Areta terus mengeluarkan uneg-unegnya selama ini, "Sebegitu pentingnyakah bisnis daripada Ken? Kamu bayangin sendiri Kafgan, gimana perasaan Ken kalau tau kamu perlakuin dia kayak gini!"

"Yang ada dipikiran kamu cuma Alea, coba sekali-kali kamu juga tanya Ken gimana hari yang dia lewati, pernah nggak? Pernah nggak kamu tanya kayak gitu ke Ken?!"

"Sehari aja kamu bebasin dia main, sehari aja kamu nggak suruh dia buat jagain Alea. Alea udah besar Kafgan, nggak seharusnya Ken 24 jam jagain dia, Ken juga punya dunianya sendiri. Lagian yang orang tuanya Alea itu kita, bukan Ken! Jadi kenapa kamu selalu salahin dia?!"

"Apalagi kamu sampai suruh Ken belajar materi jurusan ips buat ngajarin Alea, aku selama ini diam bukan berarti nggak marah ya! Kamu keterlaluan banget!" ucap Arefa air matanya sudah tak terbendung, bahkan sampai ia terisak pelan.

"Pisah aja kita, kamu bawa Alea, aku bawa Ken! Aku udah nggak sanggup lihat begitu nggak adilnya kamu ke Ken!"

"Ta, jangan gini. Oke, aku akan coba berubah. Aku butuh waktu Ta..."

"Waktu yang kamu butuhin berapa lama? Sampai Ken beneran nggak mau pulang lagi ke rumah ini?"

"Ta, please ngertiin aku kali ini. Aku lagi banyak masalah, jadi tolong jangan kayak gini," lirih Kafgan mengusap wajahnya kasar. Pikirannya sangat kacau, Areta terus meminta hal yang belum begitu ia mengerti.

"Aku bakal coba ngertiin kamu, kalau hari ini Ken pulang ke rumah. Dan kalau Ken nggak pulang juga? Aku siap pergi ke pengadilan," tegas Areta tak terbantahkan.

"Oke, aku bakal bawa Ken pulang," ucap Kafgan mendekat memeluk Areta singkat ia mengambil dompet dan kunci mobil di dalam tasnya, kemudian berjalan menuju pintu rumah mereka.

"Pa ..." lirih Alea sambil membekap mulutnya menahan tangis. "Alea di rumah ya, jagain Mama. Papa bakal cepat balik kesini kok, oke?" ucap Kafgan lembut ia mengusap rambut Alea beberapa kali berharap bisa menenangkan gadis kecilnya ini.

.....

"Seharusnya lo dari kemarin-kemarin ke rumah, mana nggak ngabarin Tante Areta segala, padahal Om Kafgan udah suruh lo buat kabarin Tante Reta," ucap Gevan melihat Kenfaro yang sedang mengemasi barang-barangnya.

Different [Alea & Kenfaro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang