Chapter 30

85 5 1
                                    

Kafgan langsung pulang ke rumah begitu Alea memberi kabar bahwa Kenfaro sudah sampai di rumah. Sedangkan Areta saat ini ia tengah berada di kediaman kakaknya.

"Bang, lo bayangin deh coba. Ini anaknya loh Bang, dia malah seenaknya sendiri lebih pentingin kerjaan daripada cari anaknya. Lama-lama gue pisah beneran ntar," usai terjadi pertengkaran hebat tadi setelah memasak Areta langsung pergi ke rumah Gavin tanpa mengajak Alea.

"Lo nggak pikirin gimana nanti Ken sama Alea, kalau orang tuanya beneran pisah?" tanya Gavin lagi, sejujurnya ia sangat lelah dengan adiknya ini. Karena setiap masalah ujung-ujungnya Areta selalu saja mengucapkan kata keramat itu. "Gue yakin, Kafgan pasti udah muak banget sama arah pembicaraan lo. Re,  nggak semua masalah solusinya pisah ya! Tau gitu gue larang lo buat balikan lagi sama Kafgan waktu itu."

"Kok lo jadi ngungkit masa lalu dan belain dia sih, Bang?"

"Gue bukan belain tapi mencoba untuk menerima aja sih,  gini lo bayangin aja ya. Lo kan jadi kepala keluarga otomatis tanggung jawab lo banyak, disaat lo fokus sama satu titik doang buat cari Ken terus lo mau kasih makan keluarga lo apa Re?" tanya Gavin, "Kafgan emang salah, tapi dia juga udah mikirin tanggung jawab Re, dan gue yakin dia juga udah coba cari Ken tapi bayar lewat orang lain bukan dia sendiri yang turun tangan."

"Lo selalu belain dia Bang,  semua laki-laki sama aja."

"Terserah lo Re, keras kepala banget kalau dibilangin," kesal Gavin jadinya karena respon Areta yang sangat menyebalkan. "Dih, gitu lo ya sama gue sekarang. Coba deh lo punya bukti nggak kalau Kafgan peduli sama Ken," jawab Areta ikut kesal.

"Lo kayak nggak kenal Kafgan aja Re,  dia peduli cuma ya gitu gengsinya selangit. Dia bahkan udah tau kalau sebenarnya Ken kabur itu udah ijin ke gue. Nih ya kalau emang dia nggak peduli mana bisa dia nebak bener gitu." Akhirnya Gavin memutuskan untuk mengaku saja, karena ia sudah tau jika Kenfaro sedang diperjalanan pulang.

"Hah? BANG LO ... ANJ- POKOKNYA LO NYEBELIN BANGET DAH!!" kesal Areta hampir saja kata-kata yang selama ini ia hindari kembali ia ucapkan. Saat hendak memaki-maki Gavin, ponselnya tiba-tiba berbunyi.

Kenapa Ya?

Ma...

Areta terkejut mendengar suara Kenfaro. Ia kembali mengecek siapa yang menelpon, nama Alea terlihat tapi kenapa malah yang menelponnya Ken? Apakah Kenfaro sudah di rumah? Batin Areta terus bertanya-tanya.

Mama dimana?

Areta kembali dibuat membeku ketika Kenfaro menanyakan keberadaannya sekarang. Bahkan air matanya sudah turun, serindu itu. Areta tak bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini.

Ma...?

Mama pulang

Hanya dua kata namun sangat sulit bagi Areta mengucapkan kata itu. Setelah mematikan ponselnya Areta langsung bergegas pergi, air matanya terus berlinang. Akhirnya anak sulungnya bisa kembali ke dalam dekapannya. Gavin hanya tersenyum melihat Areta yang tergesa-gesa untuk pulang, pikirnya pasti Kenfaro sudah berada di rumah saat ini.

.....

Canggung,  ditempat ini hanya ada Kenfaro, Alea, dan Kafgan. Tidak ada yang memulai percakapan sampai akhirnya Kafgan pun membuka suaranya.

"Ken, sini!" panggil Kafgan sambil menepuk sebelah sisi sofa yang kosong. Dengan ragu Kenfaro berdiri dan duduk tepat disamping Kafgan.

Tubuhnya membeku ketika ia mengira Papanya akan memarahinya habis-habisan. Namun apa yang ia dapatkan? Sebuah dekapan. Ya, Kafgan memeluknya. Pelukan 10 detik itu berhasil membuat Kenfaro terdiam seribu bahasa. Ingin menangis saja rasanya,  tapi sekuat tenaga ia menahannya. Karena ia masih ingat ada Alea disini.

Different [Alea & Kenfaro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang