43. The Day

8.6K 700 11
                                    

Perhatian!
Mohon maaf, chapter ini berisi konten dewasa, bahasa vulgar dan ada kata-kata kasar.

◇◇◇

Puncak kesuksesan Wahid berada di tahun ke kedua kerja samanya bersama Kiran. Ia dan Kiran telah berhasil membangun dua cabang restoran di dua daerah di sekitar Provinsi DKI Jakarta. Hingga akhirnya ia memutuskan melebarkan sayapnya ke bisnis perhotelan atas namanya sendiri. Dan semua itu tak lepas dari peran Jonathan di belakangnya.

Jonathan pun selama itu sudah pindah ke Indoneaia. Tepat di Provinsi Bali. Di sana ia benar-benar merealisasikan ucapannya, ingin membangun sebuah resort dan beberapa restoran di sekitarnya.

Selama itu pula, Wahid sering bercerita bagaimana Kiran dan beberapa perempuan lainnya berusaha mendekatinya. Yang ditanggapi Jonathan dengan ekspresi datar. Bahkan kelewat dingin. Tentu saja itu tak bisa Wahid lihat. Sebab mereka lebih sering berinteraksi menggunakan sambungan telepon. Hanya beberapa kali saja mereka bertemu secara langsung ketika Jonathan berkunjung ke restoran.

Hingga di tahun ke tiga, ia akhirnya menyadari jika Jonathan cukup berperan besar dalam menekan Kiran dan para perempuan yang berusaha mendekatinya, agar menjauhi Wahid. Sampai puncaknya, Jonathan mengakui bahwa ia sudah lama menaruh hati pada sahabatnya itu.

Jelas Wahid syok setengah mati. Bagaimana mungkin sahabat yang selama ini ia anggap seperti saudara laki-laki, ternyata memiliki kepribadian menyimpang. Wahid sangat kecewa pada dirinya sendiri. Ia mengira sudah sangat mengenal Jonathan. Tapi ternyata pria itu menyembunyikan banyak rahasia darinya.

Sejak saat itu Wahid berubah sikap terhadap Jonathan. Ia berusaha menghindar jika Jonathan memintanya untuk bertemu. Walau bagaimana pun Wahid masih waras. Ia juga tidak ingin bertindak gegabah. Jonathan terkadang bisa berbuat nekad.

Hingga suatu ketika, Wahid dihubungi oleh Kiran, bahwa salah satu cabang restoran mereka mengalami kebakaran. Dan hal yang tak pernah ia duga, Jonathan lah sumber kekacauan itu.

Sebelumnya, Jonathan sempat adu mulut dengan Kiran. Kiran yang sudah tidak tahan dengan sikap Jonathan yang egois, mengajak pria itu untuk bertemu. Sekalian juga dia ingin memberi pelajaran pada Jonathan.

Kiran ingin membuktikan, bahwa ia tidak akan lagi terintimidasi atas ancaman-ancaman yang Jonathan lakukan. Meski pun pada akhirnya bukan Kiran yang akan bersama Wahid, setidaknya Kiran sangat berperan besar dalam menyingkirkan hama pengganggu terbesar dalam hidup Wahid.

Ya, jangan dikira Kiran selama ini diam saja. Tapi malah diam-diam ia menyelediki latar belakang Jonathan. Ia benar-benar tak habis pikir, bahwa pria itu adalah manusia psiko. Pria penyuka sesama jenis. Astaga! Kiran benar-benar tak habis pikir. Bertahun-tahun Wahid mengenal Jonathan, kenapa selama itu pula Wahid tak tahu soal kepribadian menyimpang yang dimiliki sahabatnya sendiri?

Sesampainya Wahid, di restoran, dari arah parking area saja sudah terlihat orang-orang sibuk menyelamatkan dirinya masing-masing. Kepulan asap juga kobaran api dari arah bagian belakang bangunan, masih terlihat. Karena sebagian besar bahan bangunan yang digunakan adalah berasal dari kayu, api jadi cepat membesar dan sudah melahap setengahnya. Termasuk ke bagian bangunan lantai dua.

Wahid sudah ingin masuk, tapi ia dicegat oleh beberapa orang petugas kepolisian. Pria itu celingak celinguk mengedarkan arah pandangannya ke sekeliling area restoran. Namun, tak ada tanda-tanda kehadiran Kiran dan Jonathan.

Beberapa detik berlalu, tiba-tiba saja terdengar beberapa orang memekik ketakutan sambil berteriak sembari menunjuk ke atas. Yaitu ke bagian balkon lantai 2 restoran. Sontak saja semua yang ada si situ mulai heboh.

Istrinya Guru Besar (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang