Liburan

1.6K 195 0
                                    

Masa masa perang sudah selesai, dan kini ketujuh laki laki yang masih keluarga itu tengah berguling-guling di lantai. Entah apa yang tengah mereka pikirkan.

“Gua gabut, njing,” ucap Haechan.

“Sama,” timpal Beomgyu yang sekarang tengah roll ke belakang lalu ke depan.

“Lo ngapain sih, Bang,” tanya Haruto yang menatap jengah kakak ke empatnya itu.

“Gabut, nyet,” jawab Beomgyu santai.

“Ya ga gitu juga kali,” ucap Haruto.

“Bodo jamet,” jawab Beomgyu.

“Sungguh naas-nya diriku. Bun--”

“Assalamualaikum, Bunda pulangg”

Haechan yang tengah bergulir di sofa langsung duduk rapi begitupun yang lainnya.

Rose yang melihat itu terkekeh, ia seperti melihat anak anak ayam yang mengantri untuk dikasih makanan.

“Coba tebak Bunda bawa apa”

“MAKANAN,” jawab ketujuh anak laki laki itu serentak.

Rose mengangguk lalu mendudukkan dirinya bersama anak anak itu. Ia mengedarkan makanan ke tengah tengah agar bisa dinikmati bersama.

“Kalau Papa? Coba tebak Papa bawa apa,” tukas Taehyung.

“Bawa diri Papa,” ucap Felix dengan mulut penuh makanan.

Taehyung menghela nafas. Apa yang ia harapkan pada anak anaknya itu.

Taehyung mengeluarkan sebuah totebag yang berhasil memancing rasa penasaran ketujuh anak anak itu. Kenapa penasaran? Karena cap logo di totebag itu adalah logo toko game terkenal. Dan perkiraan mereka benar saat isi dari totebag itu dikeluarkan. Sebuah video game keluaran terbaru dan tentu saja yang limited edition. Mata ketujuh laki laki itu sontak berbinar.

“Mau main bareng ga?” tanya Taehyung.

“Papa emang orang paling baik sedunia”

“Papa, Papa hari ini kok ganteng. Tapi masih gantengan Haruto sih”

“Yuk lah, Pa. Udah siap ini”

“Sekarang aja, Pah”

“Ikut, Pah,” ucap keenam laki laki itu bergantian. Lah kok 6? Lain halnya dengan yang lain yang sudah bersemangat, Jeno hanya diam.

Rose yang melihat anaknya biasanya paling suka kalau diajak nge-game tapi sekarang malah diam saja tentu membuatnya bingung.

“Sayang, kamu kenapa?” tanya Rose.

Tiba tiba Jeno berdiri dan membuat atensi orang orang disana teralihkan kepadanya.

“Kamu kenapa, Jen?” tanya Taehyung.

“Jeno lupa kalau ada urusan. Pah, Bun Jeno ijin keluar ya,” ijin Jeno.

“Kamu mau kemana?” tanya Taehyung.

“Ini sudah malam,” lanjutnya.

“Ga lama kok, Pah. Boleh ya,” pinta Jeno.

Taehyung yang mau membalas langsung disela oleh Rose, “Iya, pergi aja. Jangan malam malam ya. Dan inget entar kudu tanggung jawab. Balikin lagi dan jangan macam macam,” peringat Rose.

Jeno tersentak dan tiba tiba saja ia tersenyum tipis lalu mengangguk, “Siap, Bunda”

Rose pun ikut tersenyum saat melihat anaknya itu sudah bergegas lari menaiki tangga untuk pergi ke kamarnya. Sudah bisa Rose tebak kalau anaknya itu akan mengambil jaket juga kunci motor dan dompetnya. Senyum Rose semakin mengembang saat anaknya sudah turun dan langsung bergegas ke arah pintu dengan berlari.

“Tumben banget tuh anak. Biasanya juga di kamar mulu,” celetuk Hyunjin.

Berbeda dengan Hyunjin, Felix, Beomgyu, Haechan, dan Haruto yang menatap Heran ke arah Jeno, Renjun menatap Jeno dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Sekilas seulas senyum terbit di bibirnya.

“Itu tandanya adik kamu sudah dewasa. Kapan giliran kamu?” tanya Rose.

Hyunjin menatap Rose heran, “Giliran apa? Giliran keluar?”

“Bunda jadi heran, berapa IQ kamu”

“Ya Allah, Bun. Bunda dari mana aja baru tau. Bang Hyunjin kan emang gobloknya mendarah daging,” tukas Haruto.

“Ciri ciri orang ga sadar diri,” cibir Hyunjin.

“Emangnya dia mau kemana, Bun?” tanya Taehyung yang dari tadi memang sudah penasaran.

“Kamu pikir dia mau kemana lagi di malam Minggu begini,” ucap Rose sembari tersenyum.

“Malmingan sama cewe?” tanya Haechan.

“Ayy ga mungkin itumah. Jeno baru disentuh ama cewe aja udah merengut pen nampol palagi malmingan. Impossible~,” bantah Hyunjin.

“Gada yg tau, Jin. Siapa tau bener dia keluar ama cewe. Sekeras kerasnya hati Jeno, dia tetep seorang manusia yg bisa diluluhin,” ucap Renjun dengan mata yang tetap menatap bukunya.

“Bijak amat lo jadi orang. Udah pernah ngrasain?” tanya Hyunjin.

“Halah, Renjun mah udah pernah ngrasain. Sama buku tapi awokawokwok,” timpal Haechan. Renjun cuma diam dan melanjutkan bacaannya. Sudah biasa dia mah.

“Bang Renjun bener. Gada yg ga mungkin, Bang. Sekeras kerasnya Bang Jeno, dia juga punya hati. Ibaratnya sekeras-kerasnya batu, dia juga bisa hancur kalau terus menerus terkena tetesan air hujan,” ucap Beomgyu.

Taehyung, Hyunjin, Haechan, dan Haruto tentu saja terkejut dengan perkataan Beomgyu itu. Kok? Yaiyalah, bayangin orang yang bobroknya minta ampun dan suka ngrese tiba tiba ngomong dewasa. Beuh

Lain halnya dengan Rose, ia tersenyum. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan 3 anak itu.

Anak gue udah besar ternyata

















Tuesday, 25 May 2021

[✓] Royal FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang