Jeno Alvaro Davidson

1.6K 148 1
                                    

Gadis bersurai panjang itu benar benar kesal. Mood yang tadinya senang mendadak jadi buruk sekarang. Bagaimana tidak?! Ia sudah menunggu hampir satu jam tapi orang yang ia tunggu tak kunjung datang.

"Sialan, harusnya bilang kek kalau ga jadi. Masa iya dia nyuruh cewe nunggu satu jam gini. Ga etis banget jadi cowo," dumel gadis itu.

Ia beranjak dari duduknya. Ia berniat untuk masuk ke rumah dan tidur saja tapi suara deru motor berhasil menghentikan langkahnya. Ia menoleh dan mendapati sosok yang ia tunggu.

"Sorry," ucap laki laki dengan jaket hitam melekat di tubuhnya. Seperti yang kalian duga, Jeno Alvaro Davidson.

Gadis itu merengut, dia kesal. Benar benar kesal. Ia memicingkan matanya menatap laki laki lumayan jangkung di hadapannya.

"Ngapain kesini? Pergi aja sana," usir gadis itu.

Jeno meringis. Ini memang salahnya pakai acara kelupaan segala padahal sudah janji.

"Maaf, Jin. Tadi gua lupa, ada Haechan sama Renjun juga. Jadinya gua lupa," cicit Jeno.

"Ya udah lupain aja sekalian. Ga jadi kita," tukas gadis itu ketus. Langkah kakinya terhenti saat Jeno menahan tangan gadis itu.

"Afinda Heejin Natalia, maafin gua. Gua traktir makan deh sepuas lo," pinta Jeno.

Heejin tentu saja tergiur dengan kata makanan. Memangnya siapa orang yang tidak akan tergiur kalau diiming imingi makanan dan uang. Spill sini!

"Beliin gue diamond sekalian," tukas Heejin.

Jeno menghela nafas, "Oke"

Heejin sumringah dan langsung berjalan ke arah motor Jeno tapi ia heran melihat Jeno masih berdiri di depan rumahnya.

"Kenapa?" tanya Heejin heran.

"Ijin dulu sama nyokap lo. Ga sopan banget bawa anak orang tanpa ijin," ucap Jeno.

"Tapi gue udah ijin ke mama kok," tukas Heejin.

"Itu kan lo. Gua ya gua, lo ya lo. Lebih baik gua ijin lagi biar ortu lo ga khawatir," ucap Jeno. Heejin tersenyum, ya memang beginilah laki laki di depannya. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan itulah yang membuat Heejin menyukainya.

Jeno dan Heejin memasuki rumah yang tak terlalu besar itu. Heejin memanggil ibunya ke dalam, sedangkan Jeno tengah melihat lihat pigura foto di ruang tamu itu.

"Lucu," gumam Jeno saat melihat foto Heejin yang masih bayi.

Atensi Jeno teralih saat ia mendengar suara langkah kaki mendekat. Entah kenapa tiba tiba ia merasa detak jantungnya berdetak lebih cepat. Gugup dia cuy

"Ini ya yang dari tadi kamu tunggu sampai ngdumel kesel?" tanya wanita yang berada di samping Heejin, Mina namanya.

"Mama kok buka kartu," protes Heejin. Sedangkan sang mama dan Jeno hanya terkekeh.

"Maaf, Tante. Tadi saya lupa jadi agak telat kesini dan buat Heejin kesel," ucap Jeno.

"Igik tilit," ledek Heejin.

Mina menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya itu, "Iya, gapapa kok. Kalian mau keluar?"

Jeno mengangguk, "Iya, Tante. Saya ijin pinjam Heejin-nya sebentar ya"

"Bawa aja. Mau langsung ke KUA juga gapapa," goda Mina yang membuat kedua orang itu langsung salting.

"Mama apa apaan sih," tukas Heejin kesal.

Mina tertawa, "Ya udah sana gih. Keburu malem"

Jeno mengangguk lalu salim ke Mina diikuti Heejin. Jeno menghentikan langkahnya saat ia sudah di ambang pintu.

[✓] Royal FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang