Ghibah Time

748 79 0
                                    

"Ce, Ce Hailey sekolah dimana?" tanya Winda.

Mereka yang cewe udah pada kenalan dan Yuri dari tadi ga henti hentinya nempel Hailey. Katanya adem aja kalo dideket Hailey gitu. Bahkan yang lainnya ampe heran ngliat kelakuan Yuri.

Kini mereka berenam alias Karina, Heejin, Hailey, Winter, Yuri dan Winda tengah berkumpul bersama menikmati camilan di bawah pohon mangga yang ditanam di halaman belakang rumah Rose dan Taehyung.

Sedangkan, Rose sedang bersama Taehyung entah dimana. Mungkin di kolam renang melihat sang anak tengah berenang.

"Samping sekolahan kalian. Kalian semua satu sekolah kan?" tanya Hailey yang diangguki yang lainnya.

"Pindah aja udah, Ce. Biar sama semua," celetuk Yuri.

Hailey terkekeh, "Udah kelas 12, sayang kalo pindah pindah," tukasnya.

"Betewe, Ley. Lo sejak kapan pacaran sama Renjun? Gue kok ga pernah denger lo deket sama cowo? Katanya lo kaga kenal sepupu Jeno?" tanya Heejin beruntun.

"Satu satu Jin nanyanya," tukas Karina geleng geleng kepala.

"Terlanjur kepo berat gue, Rin," jawab Heejin.

"Cie kepo ahahhaha." Hailey tergelak saat melihat Heejin melotot kepadanya. Bahkan Heejin ingin sekali melempar Hailey menggunakan pastel telur di depannya tapi sayang dicegah sama Karina, "Makanan ga boleh dilempar-lempar," ucap Karina.

"Jangankan Hailey, gue ngerti Jeno deket sama lo aja kaga," celetuk Karina.

"Terus si Yuri juga. Tau tau udah pacaran sama Beomgyu. Panas kuping gue kalau Hyunjin udah ngedumel tentang kalian," keluh Karina yang disambung gelak tawa oleh mereka semua.

"Kalo dikasih tau bukan surprise dong, Kak," jawab Yuri di sela sela tawanya.

"Tapi surprise- nya ga gini juga. Mana Hyunjin kalo ngedumel sampe berjam jam lagi," keluh Karina sembari menggelengkan kepalanya.

"Salah sendiri lo dengerin," celetuk Heejin yang langsung dapat tempelengan dari Karina, "Yakali orang ngomong kaga didengerin. Tolol banget nibocah," ucap Karina.

"Sakit Rin astaghfirullah. Untung gue cantik jadi sabar," dumel Heejin.

"Mbak Heejin ketularan virus Haruto," celetuk Winda.

"Kebanyakan bergaul sama Haruto jadi sengklek otak lo," timpal Karina.

"Efek di tempeleng Kak Karina kali," imbuh Winter sembari terkekeh.

"Dahsyat juga tempelengan lo, Rin ahahhaha," celetuk Hailey.

"Nistain aja gue teross gue ikhlas," ucap Heejin.

"Mbak, udah aku rekam ya. Nanti aku aduin ke Mas Jeno ahahahhaha," ucap Yuri.

Tentu saja Heejin panik, "Kok cepu?"

"Kalo ngga cepu ngga seru, Mbak," jawab Yuri seadanya.

"Udah, betewe gue mo nanya. Winda"

"Iya, Kak?" sahut Winda saat Karina memanggilnya.

"Lo gimana sama Haruto?" tanya Karina.

"Maksudnya?" tanya Winda.

"Hubungan lo," ucap Karina lagi lagi yang membuat Winda tak paham.

"Maksud Karina, gimana hubungan kamu sama Haruto? Kamu udah nentuin pilihan belum?" tanya Hailey.

"Pilihan apa, Ce?" tanya Winter yang juga tak paham sama sekali dengan arah pembicaraan mereka.

"Ga usah pura pura paham, Win. Gue juga ga paham," celetuk Heejin.

"Hubungan Winda sama Haruto bukan didasari cinta ya, Ce?" tanya Yuri.

Hailey terkekeh, "Dulu tapi kalo sekarang udah terlanjur nyaman dan takut dilepas kan?" tanyanya yang berhasil membuat muka Winda memerah.

"Ga usah gengsi mau ngaku, Win. Karena kalo lo mentingin gengsi, lo bakal nglepasin orang yang harusnya udah bisa lo genggam," ucap Karina.

"Tapi sejatinya cewe lebih mentingin gengsi, Kak," tukas Winter.

"Itu dia masalahnya, Teh. Harusnya kita nglakuin yang hati minta, bukan yang otak minta. Karena otak biasanya kebanyakan mikir. Dan kebanyakan mikir itu ga baik. Ujung ujungnya kita telat nentuin apa yang kita mau karena kebanyakan mikir," jelas Yuri.

"Harusnya gengsi itu jangan digedein, mending rasa iba tuh gedein," celetuk Karina.

"Kalo lo mau tau, gue juga hampir jadi korban pehape Hyunjin, Win," ucap Karina yang langsung membuat Winda menoleh ke arahnya.

"Tapi dengan susah payah, gue berhasil nunjukin kalo gue ga baper. Padahal mah gue aslinya udah baper parah sama Hyunjin. Siapa sih yang ga baper kalo diperhatiin tiap hari, dingertiin, selalu ada kalo butuh. Semuanya juga pasti baper"

"But, gue tau konsepnya, kalo lo baper berarti lo kalah. Jadi sebisa mungkin gimanapun caranya gue kudu ga keliatan baper depan Hyunjin"

"Akhirnya, setelah sekian purnama semuanya berhasil gue balik. Bukan sekedar singgah untuk minum kopi, tapi gue udah berhasil buat Hyunjin menetap di rumah yang gue punya"

Winda meringis saat mendengar ucapan demi ucapan Karina, "Tapi, Kak. Masalahnya itu kan Kakak yang dibuat taruhan tapi gue . . ."

"Kamu yang ngejadiin Haruto subjek taruhan?" tanya Hailey yang sukses membuat Winda terdiam.

"Tak pernah ada kata terlambat untuk belajar menjadi lebih baik, Win. Minta maaf dan ulangi lagi dari awal. Katakan kalo kamu suka sama Haruto. Cece yakin kalo kamu orang yang ga suka basa basi"

"Lagian ya, Win. Haruto itu juga suka sama kamu. Cuma kalian itu sama sama gede gengsi, udah pada suka tapi gamau pada ngaku duluan. Dasar"

Winda hanya geming mendengar nasihat Hailey dari tadi. Apa benar kalau Haruto suka dia? Itu ga mungkin. Impossible~

Tapi entah kenapa dalam hati kecil Winda, ia berharap banget bahwa hal itu bakal terjadi. Ya, walau kemungkinannya tidak banyak. Dan ini bukan harapan karena taruhan waktu itu semata. Tapi Winda memang suka laki laki yang menemaninya selama 2 bulan ini. Jadi, ia berharap harapan itu menjadi kenyataan walau kemungkinannya hanya 5%. Tapi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini bukan?

Semoga saja














Friday, 11 June 2021

[✓] Royal FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang