“Tumbenan amat lo nyuruh ngumpul sepulang sekolah,” tukas gadis bersurai pendek yang kerap dipanggil Ryujin itu.
“Gue tudep aja. Tadi Jeno--”
“Jeno pacar yang lo ceritain itu?” tanya Ryujin.
“Iya dan jangan potong omongan gue lagi,” peringat Heejin.
“Ya udah cepetan bilang,” suruh Ryujin.
“Tadi Jeno nanya tentang lo,” tunjuk Heejin pada gadis bersurai panjang yang dari tadi hanya diam membaca novel.
Gadis itu mendongakkan kepalanya, menatap Heejin heran.
“Lo mau nuduh gue ngrebut Jeno dari lo?” tanya gadis bersurai panjang itu.
“Ey itu ga mungkin, Jin. Hyunjin mana kenal sama pacar lo itu. Fotonya aja kaga pernah liat,” bela Ryujin.
“Udah gue bilang panggil gue Hailey,” tukas gadis bernama Hailey itu.
Ryujin meringis saat buku tebal mengenai kepalanya. Ya, baru saja Hailey memukul pelan kepala Ryujin memakai novel yang dari tadi ia baca.
“Bukan njir. Siapa juga yg mau nuduh lo kek gitu,” ucap Heejin.
“Trus gimana?” tanya Hailey.
“Dia tanya siapa nama lo, sama lo sekolah dimana. Terus dia juga minta kontak lo,” ucap Heejin.
“Lo kasih?” tanya Ryujin.
“Kaga,” ucap Heejin santai.
“Awalnya sih. Tapi pas gue tanya kenapa dia nanya nanya tentang lo, dia bilang itu untuk sepupu dia dan mungkin gue tau siapa sepupu yang dia maksud,” sambungnya.
“Lo kenal sepupu pacar Heejin, Ley?” tanya Ryujin.
“Boro boro sepupu, gue kenal sama pacar Heejin ae kaga,” ucap Hailey sebelum melanjutkan acara membacanya.
“Spill nama sepupu pacar lo, ceffat. Siapa tau gue kenal,” pinta Ryujin.
“Jeno tuh punya 2 sepupu cowo. Yang pertama, Haechan. Yang kedua, Renjun,” jelas Heejin.
“Ga kenal, gue,” ucap Ryujin lalu memakan kripik singkong di depannya.
“Lo kenal ga, Ley?” tanya Heejin.
Hailey menoleh sekilas lalu menggelengkan kepalanya. Ia memang tak kenal dengan kedua nama yang disebut oleh Heejin. Mungkin
**
Renjun mendumel sedari siang tadi. Sudah ia duga Jeno akan gagal. Bahkan ia memberitahu namanya asal asalan. Apa apaan coba, Hyunjin? Hyunjin kembarannya maksudnya? Sialan memang si Jeno.
Ia membuka buku yang sedari tadi ia bawa. Dengan cappuccino late dan musik yang menenangkan, ia mulai membaca buku yang tadi ia bawa. Memang, membaca buku adalah cara terbaik bagi Renjun untuk mengembalikan mood-nya.
“Cowo halte”
Renjun yang tak merasa bahwa panggilan itu ditujukan pada dirinya, memilih bodo amat dan melanjutkan bacaan bukunya.
“Ish, kok gue diabaiin sih,” tukas gadis itu kesal. Ia menarik buku yang dipegang Renjun hingga membuat sang empunya langsung mendelik bersiap untuk mengucapkan sumpah serapahnya. Baru saja membuka mulutnya, Renjun langsung menelan kembali semua sumpah serapahnya itu.
“Gue duduk sini gapapa kan?” tanya gadis itu.
Renjun yang masih cengo cuma mengangguk kaku.
“Makasih,” ucap gadis bersurai panjang itu sebelum menempatkan pantatnya di kursi depan Renjun.
“Nih buku lo. Sorry, tadi lo ngabaiin gue sih,” ucap gadis itu sembari mengembalikan buku milik Renjun.
“Lo yang tadi manggil gua cowo halte?” tanya Renjun yang dibalas anggukan oleh gadis di depannya.
“Gua punya nama,” ucap Renjun.
“Gue kan gatau nama lo”
Renjun manggut-manggut, ya memang ada benarnya sih. Dia kan gatau nama Renjun jadi wajar aja dia manggil kek gitu. Tapi masa iya harus cowo halte sih? Gada yang berbobot lagi apa.
Entah dimana akhlak Renjun, padahal dirinya sendiri mengingat gadis di depannya ini dengan nama cewe hujan. Tolol emang.
“Renjun, Renjun Adira Gabriel”
Gadis bersurai panjang itu menoleh. Ia tersenyum manis, “Hyunjin, Hailey Hyun Jinsha Avara”
Renjun terbelalak mendengar perkataan Hailey, berarti yang dikatakan Jeno bener? Namanya Hyunjin? Gila
“Jadi lo sepupunya pacar Heejin?” tanya Hailey.
“Kok tau?”
“Oh, tadi Heejin cerita kalo pacarnya nanya nanya tentang gue. Pas Heejin nanya kenapa, pacarnya bilang kalo yang nanya sebenernya itu sepupunya,” jelas Hailey.
Renjun tersentak saat mendengar penjelasan Hailey. Dirinya kini tengah mengumpati sepupu sialannya itu. Bocor banget dia.
“Oh tapi, jangan panggil gue Hyunjin ya,” pinta Hailey.
“Kenapa?”
“Gapapa. Panggil gue Hailey aja,” ucap Hailey.
“Dih aneh,” cibir Renjun yang membuat Hailey cengengesan.
“Oh payung lo. Payung lo ada di rumah,” ucap Renjun.
“Em? Iya, gapapa sih. Gosah ngrasa ga enak gitu,” ucap Hailey.
“Makasih buat waktu itu”
“Lailahailallah, gue kan udah bilang gapapa. Ngapain masih dipikirin sih,” ucap Hailey.
“Eh eh itu yang lo baca tadi novel horror terjemahan dari luar kan?”
Renjun mengangguk. Dan entah bagaimana awalnya, kedua manusia itu malah jadi akrab hanya karena membahas sebuah novel horror.
Ternyata dia orangnya asik juga
**
“Hatchiuuu”
“Jorok anjing. Ditutupin lah,” tukas Hyunjin.
“Kenapa dah lo. Kalo pilek jangan deket deket gua ye,” ucap Felix.
“Gua ga pilek ye. Liat nih mana ada ingus,” bantah Jeno.
“Nah tadi bersin,” ucap Felix.
“Ada yang ngomongin gua keknya,” jawab Jeno sembari menggosok hidungnya yang masih gatal.
“Emang ada sih,” ucap Felix.
“Siapa?” tanya Hyunjin yang ikutan penasaran.
“Malaikat maut yang lagi ngomongin kapan lo mati,” jawab Felix.
“Cok, congormu,” ucap Jeno kesal setelah melempar Felix menggunakan tas sekolahnya.
Wednesday, 26 May 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Royal Family
AcakHanya cerita singkat tentang kehidupan keluarga Davidson ✨ ┗ Started : May 28, 2021 ┗ Finished : June 18, 2021 ┗↝ ਊ Valveria #1 in taerose (10/06/21) #1 in vrose (01/09/21) #2 in Beomgyu (15/06/21) #3 in Blackpink (26/06/21) #3 in Hyunjin (28...