Semester Baru

1.1K 128 0
                                    

“Bunda, kita berangkat dulu ya, Bun,” pamit Hyunjin.

Rose mengangguk, “Hyunjin, Jeno, Felix jagain adik adiknya ya. Beomgyu sama Haruto juga jangan nakal. Jangan buat masalah di sekolah ya”

Kelima anak laki laki itu mengangguk. Hari ini adalah hari pertama mereka memasuki sekolah resmi. Masa MOS bagi Beomgyu dan Haruto sudah selesai. Kini kedua anak bungsu Davidson itu sudah resmi menjadi anak SMA dan tentu saja sudah dibolehin oleh Rose untuk naik motor.

Sedangkan ketiga anak tertua itu sudah mulai menginjak kelas 12. Warna pirang di rambut mereka membuat mereka semakin mencolok. Beberapa hari yang lalu, Hyunjin dan Jeno kompak membleching warna rambut mereka.

Sekolah mereka juga tak pernah melarang untuk mengecat rambut siswanya. Entah aneh atau bagaimana, karena bagi sekolah, asal tidak mengganggu proses KBM, maka itu dibolehkan.

“Dadah, Bunda,” ucap Beomgyu diikuti lambaian tangannya saat sudah berada di atas motornya.

Rose mengangguk, ia tersenyum saat melihat anak anaknya sudah berangkat menuju sekolah mereka.









**









Brrmbbbb brmbbbb

Suara deru motor yang lumayan kencang itu berhasil menyita seluruh perhatian murid yang ada di sekitar.

Kelima laki laki itu memarkirkan motornya bersejajar. Mereka melepas helmnya dan merapikan rambutnya yang agak tak beraturan itu.

Pemandangan pagi itu tentu saja membuat banyak siswi hampir pingsan. Apalagi saat kelima laki laki bersaudara itu berjalan membelah kerumunan dengan diiringi teriakan nyaring para siswi.

Berbeda dengan Haruto dan Hyunjin yang nampak menebarkan pesonanya, Beomgyu lebih memilih berbincang santai dengan Felix. Tatapan dingin di mata Jeno berhasil membuatnya mendominasi keadaan disana.

“Kelas berapa?” tanya Felix saat Beomgyu dan Jeno sudah kembali setelah melihat ke arah mading.

“Kelas 12-2, kita sekelas lagi,” ucap Jeno.

“Buset, bosen gua sekelas sama kalian mulu,” tukas Felix.

“Lo pikir gua kaga ha?!” tukas Hyunjin.

“Gua kelas berapa, Bang?” tanya Haruto.

“Sekelas lagi kita. Di 10-5,” jawab Beomgyu.

“Anjing. Gua curiga yang punya sekolah itu Papa,” ucap Haruto kesal.

“Ini kan emang sekolah Papa, goblok,” sarkas Hyunjin.

“Plis deh, To. Cukup di SMP, jangan malu maluin gua di SMA,” pinta Beomgyu.

“Halah dapuranem. Lo aja biasanya malu maluin,” cibir Felix.

“Mau lanjut debat atau mau masuk kelas?” tanya Jeno.

Keempat laki laki itu menoleh dan menjawab serentak, “Ke kelas lah”

“Ya udah, cepetan,” tukas Jeno.

Mereka berlima berjalan menyusuri koridor diiringi bermacam macam tatapan. Walau risih, tapi mereka sudah terbiasa dengan hal semacam ini. Awalnya biasa saja hingga . . .

Brughhhh

“Aduh, maaf,” ucap seorang gadis yang tadi tanpa sengaja menabrak Beomgyu.

Beongyu mengerutkan alisnya, sepertinya ia pernah mendengar suara itu. Tapi ia lupa dimana ia mendengarkannya.

“Woi jangan bengong,” tukas Haruto.

“E-eh iya gapapa,” ucap Beomgyu yang baru saja tersadar dari lamunannya. Beomgyu menunduk dan mengulurkan tangannya untuk membantu gadis yang masih terduduk didepannya.

Gadis itu kaget dan tak lama menerima uluran tangan Beomgyu.

Ia mendongak, “Terim--”

Ucapan gadis itu berhenti saat matanya tak sengaja melakukan kontak mata dengan Beomgyu. Bukan hanya gadis itu, Beomgyu juga kaget. Dengan ragu, Beomgyu membuka mulutnya untuk mengucapkan suatu kalimat.

“L-lo Yuri, kan? Adelia Yuri Agatha?” tanya Beomgyu dengan ragu ragu. Dalam hati ia terus berdoa semoga apa yang ia duga adalah fakta.

Bibir gadis itu mendadak kaku. Entah kenapa ia tiba tiba tak bisa berkata-kata. Netra hitamnya itu tetap menatap laki laki di depannya.

“Gua mohon jawab gua,” pinta Beomgyu yang kini kedua tangannya sudah berada di bahu gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Gua mohon jawab gua,” pinta Beomgyu yang kini kedua tangannya sudah berada di bahu gadis itu. Keempat saudara Beomgyu hanya menatap laki laki itu heran.

Tiba tiba mata gadis itu berkaca-kaca yang membuat kelima laki laki itu kaget. Untung di sekitar mereka tak terlalu banyak orang.

“Lo apain woi,” tukas Hyunjin.

“Anak orang itu,” timpal Felix.

“Gua kan ga ngapa-ngapain, sumpah,” ucap Beomgyu yang kini sudah menatap kakak kakaknya.

“Iya”

Suara lembut yang menyapa indera pendengaran kelima laki laki itu langsung membuat mereka mengalihkan atensinya.

Gadis itu mengusap air matanya yang tak kunjung berhenti. Entah mengapa air matanya terus menerus terjatuh.

“Beomgyu Ecio David--”

Ucapan gadis itu lagi lagi berhenti saat ia merasakan tubuhnya direngkuh oleh seseorang.

“Kenapa nangis sih, perasaan lo cerewetnya bukan main,” tukas Beomgyu yang sudah merengkuh gadis di depannya.

“Ga tau. Tiba tiba keluar aja nih air mata,” ucap gadis bernama Yuri itu.

“Segitu bahagianya ketemu gua?” tanya Beomgyu.

“Iya,” ucap Yuri jujur yang membuat Beomgyu terkekeh geli. Gadis di depannya ini kenapa jujur sekali.

“Lebay,” tukas Beomgyu.

“Biarin. Gini gini kamu suka kan?”

Beomgyu tertawa lalu mencubit hidung gadis yang ada di dalam pelukannya itu, “Iya saja deh”

Hyunjin, Haruto, dan Felix menatap julid pemandangan yang terjadi secara live di depannya.

Apa apaan ini miskah











Wednesday, 26 May 2021

[✓] Royal FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang