31. 🦋 Peringatan Justin 🦋

181 58 319
                                    

Ketika mulut tak sempat lagi berbicara, maka kesalahpahamanlah yang akan terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika mulut tak sempat lagi berbicara, maka kesalahpahamanlah yang akan terjadi.

⚫⚫⚫

Agatha berjalan menyusuri koridor dengan kepala tertunduk. Langkah kakinya berhenti begitu saja ketika mendapatkan sepasang sepatu yang menghalangi jalannya.

Kepalanya mendongak menatap si pemilik sepatu tersebut. "Kak Justin?"

"Apa lo ada waktu malam ini?" tanya Justin.

"Ya ada, emangnya kak Justin mau ngomong apa?"

"Gue mau cerita ke lo, tentang siapa gue sebenarnya." Justin memantapkan hatinya untuk membongkar semua rahasia yang selama ini simpan.

"Apa kak Justin mau ngaku kalo dia dalang dibalik jubah hitam itu?"

Batin Agatha terus bertanya-tanya. Ia tidak ingin mendengar sesuatu yang ia tidak inginkan. Karena, hanya dengan mengetahui Axel seorang psikopat pun ia tidak bisa tidur semalaman, apalagi jika Justin mengaku bahwa selama ini ia dalang dibalik semua masalah yang menimpa Agatha.

"Hei," Agatha sontak menatap Justin.

"Emang sebenarnya kak Justin siapa?" Agatha menatap mata Justin dalam, tidak ada sebuah rencana kejahatan yang ia lihat di sana.

"Lo bakal tahu gue siapa, kalo lo mau ikut gue nanti malam."

Agatha berpikir sejenak. Sebenarnya ia sangat ingin pergi dengan Justin malam nanti. Tapi bagaimana dengan perasaan Axel nanti?

"Oke kak, gue bisa."

Agatha tersentak kaget, saat tangannya tiba-tiba digenggam. Ia melihat ke belakang dan terdapat Axel dengan gaya cool-nya. Justin pun sontak menahan rasa cemburunya.

"Eh, kak Axel," Agatha tersenyum kaku saat Axel masih menggenggamnya erat.

"Ayo sayang, aku antar kamu ke kelas." Semua murid yang mendengar, mulai dibikin heboh dan ada yang bergosip ria.

Baru saja Axel dan Agatha ingin melangkahkan kakinya, tapi Justin menahan tangan Agatha. "Tunggu."

"Lo siapanya Agatha, sampe lo pegang-pegang tangannya dia dan panggil dia sayang?" tanya Justin menatap Axel.

Axel melepaskan tangan Justin yang menggenggam Agatha, "Lepasin tangan dia!"

"Gue masih ada urusan sama dia, jadi lo nggak usah bawa dia pergi." Justin menatap Axel dengan tatapan nyalang.

"Udah selesai kan tadi? Ayo kita pergi," ajak Axel.

"Gue bilang lepasin dia!" Agatha menahan perutnya yang sakit, ia benar-benar bingung dengan posisinya yang sekarang.

"Kenapa? Lo cemburu?" tanya Axel.

Justin pun melepaskan tangan Agatha dan membiarkan Agatha pergi begitu saja dengan Axel.

Psycho Love in the FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang