52 🎑 Permintaan Tino 🎑

147 20 288
                                    

Hello guys, apa kabar nihh? Udah lama nggak up, kangen banget nulis di sini.

Mianhaee udah sebulan lebih hiatus🥺
But, pasti setiap orang punya alasannya masing-masing🙏

So, happy reading ya guys✨
Jangan lupa vote!
____________________________________

🎼 Ada Band ' Karena Wanita Ingin Dimengerti 🎼

Aku akan menunggu, walau terasa berat menahan rindu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku akan menunggu, walau terasa berat menahan rindu. - Agatha Alice

____________________☆____________________

Detik-detik jam dinding terus menyeruak memecah keheningan, dikala suasana kelam seorang gadis bergeming menatap lurus ke arah depan. Kini ia terduduk di sebuah brankar dengan beberapa alat kesehatan yang hinggap di beberapa bagian tubuhnya. Selama tiga hari dirawat inap, orang yang ia harapkan kehadirannya tak kunjung menemuinya atau sekedar menjenguknya selama berada di rumah sakit.

Melihat gadis itu terus berdiam diri, sosok laki-laki yang tengah duduk di sofa kini bangkit berdiri, sesaat kemudian melipat kedua sisi lengan kemejanya. "Tha, nggak capek diam terus?" tanya Tino ketika sudah berdiri di samping brankar yang Agatha tempati.

Tak mendapatkan jawaban, Tino mengelus lembut surai panjang Agatha yang sedikit berantakan. "Tha jangan mikir yang berat-berat dulu ya? Abang nggak mau kalau nantinya kondisi kamu makin lemah. Ayo dong, adik kesayangan bang Tino harus semangat, supaya cepat sembuh," ujar Tino lembut menyemangati.

Kini matanya menatap Tino nanar. "Memangnya aku masih bisa sembuh?" tanya Agatha. Bahkan ia merasa sudah tidak ada harapan lagi untuk bisa bertahan hidup.

Tangan Tino kini terangkat menangkup kedua pipi Agatha. "Hei.. kenapa ngomongnya gitu?" Kini tatapan keduanya bertemu. "Tha.. kalau lo berjuang untuk lawan penyakit lo, lo pasti sembuh kok. Ingat Tha, masih banyak yang sayang sama lo. Ada Mama, Papa Herman, Abang, Gavin, bahkan Justin dan Axel sayang banget sama lo."

"Kak Justin? Kalau dia sayang sama aku, kenapa sampai sekarang dia nggak temui aku?" Agatha terus bertanya-tanya mengenai keberadaan Justin yang tiba-tiba menghilang.

Kini Tino menghembuskan napasnya pelan, sesaat ia tersenyum tipis. "Seseorang pasti punya setiap alasan untuk pergi. Tapi kita nggak ada yang bisa menebak isi hati seseorang. Yang pasti kalau dia sayang sama kamu cinta sama kamu, Abang yakin di mana pun dia berada, pasti hati dan pikirannya selalu tertuju ke kamu."

Bahu Agatha menurun, kini kepalanya ikut tertunduk. Kenangan manis ketika bersama Justin kembali berputar di memori ingatannya. Jujur, hatinya, dirinya, kini benar-benar merindukan sosok laki-laki dalam pikirannya. "Aku takut kak Justin ninggalin aku.."

"Cup, cup, cup, Agatha sekarang udah bucin ya. Abang jadi iri deh sama Justin bisa dicintai sama cewek sebaik dan secantik kamu." Tino tertawa, kemudian mengacak rambut Agatha pelan.

Psycho Love in the FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang