01 🗡 Goresan Pisau 🗡

1.1K 340 822
                                    

Lebih baik sakit berdarah, atau sakit tak berdarah?

🗡  Psycho Love in the Fall 🗡

***

Keadaan sore di Jakarta itu sangatlah
padat, semua pelajar maupun pekerja
mulai pulang ke rumah mereka masing-masing untuk melepas penat.

Di sekolah SMA Kasih, terlihat Agatha yang sedang menunggu taxi online pesanannya. Setelah lama menunggu, ada sebuah mobil yang berhenti di depannya. Tanpa berpikir lama, Agatha pun langsung masuk ke dalam mobil tersebut.

Drt

"Hallo mbak, saya sudah sampai di depan gerbang SMA Kasih. Mbak ada dimana ya?" Agatha tersentak kaget, ternyata ia salah masuk mobil. Tapi kenapa pengemudi tersebut tidak menegurnya?

"Hallo mbak?"

"Sebentar ya pak."

Agatha melihat kaca mobil yang terdapat di depan, ia melirik sekilas pengemudi itu. Matanya pun menatap ke arah luar, ia baru sadar kalo ini bukanlah arah jalan untuk menuju ke rumahnya.

"Maaf pak, tolong turunkan saya di sini. Lagipula ini bukan arah jalan menuju rumah saya pak."

"Diam kamu!"

Perasaan Agatha mulai tidak enak,
jantungnya berdegup dengan cepat dan
panik mulai menguasai dirinya.

"Tolong berhenti di sini pak!"

Mobil itu berhenti mendadak, membuat kepala Agatha terbentur dengan bangku sopir yang ada di depannya. Agatha tidak
mau berlama-lama, ia harus mengambil kesempatan ini untuk kabur.

Jalan ini terlihat sangat sepi, bahkan tidak ada rumah warga yang terlihat. Sudah berkali-kali Agatha ingin membuka pintu mobil, tetapi tidak bisa mungkin pengemudi itu sengaja mengunci seluruh pintu mobil dari dalam.

Mata Agatha berkaca-kaca, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Terlebih ia melihat pengemudi itu kini pindah tepat di sampingnya, ia tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang ini karena tertutup dengan masker dan pakaiannya semua serba hitam.

Tapi untuk mata orang ini, terlihat tidak asing bagi Agatha. Agatha tidak bisa menahan isakannya, air matanya telah mengalir membasahi pipi.

Matanya membulat melihat orang yang
kini di hadapannya sedang mengeluarkan pisau, ia semakin takut dan berusaha untuk tenang dan tidak panik.

"Berteriaklah nona, tidak akan ada yang bisa mendengarmu. Lebih baik kita bersenang-senang dengan pisau ini," ucapnya lembut sambil menghapus air mata Agatha.

"Tolong jangan apa-apakan saya, kenapa kamu berbuat seperti ini kepada saya? Apa salah saya? Tolong biarkan saya pergi!" Agatha tidak bisa menahan emosinya, ia tidak tahu risiko apa yang akan ditanggung setelah ia membentak orang ini.

"Berani kamu ngebentak saya?!"

Set

Satu goresan pisau berhasil merobek kulit Agatha di bagian lengan tangannya, darah segar pun mengalir dari sana. Tangan Agatha mulai terasa kaku.

Agatha berusaha menahan isakannya, ia tidak berani mengeluarkan suara karena takut jika orang ini mencelakainya lebih parah.

Psycho Love in the FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang