53 🎑 Penuturan Tino 🎑

111 21 124
                                    

Vote dulu gaiss!😠

🎶 Now Playing • Jin BTS • Tonight 🎶

Jika malam ini berlalu..

Aku takut tak akan bisa melihatmu lagi..

"Aku hanya ingin mendengar hal baik setelah cerita buruk ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku hanya ingin mendengar hal baik setelah cerita buruk ini."

***

Seorang gadis kini meregangkan tubuhnya ketika pancaran cahaya menyilaukan penglihatannya. Sesaat ia melihat laki-laki berpakaian santai kini tengah membukai tirai. "Bang Tino ganggu aja," ujar Agatha masih dengan nyawa yang belum terkumpul.

Setelah seminggu dirawat inap, kini gadis itu sudah diperbolehkan pulang setelah melakukan pemeriksaan. Meskipun begitu, Agatha harus rutin melakukan check up setiap minggunya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Kini Tino duduk di sisi kasur milik Agatha. Ia melihat adiknya itu masih setia memejamkan mata dengan posisi terduduk. "Untung adiknya bang Tino, kalau enggak mah mungkin udah dilempar keluar."

Agatha yang sadar mendengarnya, kini ia tersenyum kemudian memiringkan tubuhnya hanya sekedar bersender di bahu Tino. "Sayang bang Tino banyak-banyak." Tino tersenyum, kemudian mengangkat satu tangannya di belakang bahu Agatha.

Derap langkah seseorang menyapa indera pendengaran mereka, tanpa mengetuk pintu lebih dulu kini seorang laki-laki berseragam sekolah yang terlihat rapi menampakkan raut wajah yang terlihat kesal. "Punya adik cewek manja banget sih? Aduh rasanya pengen esmosi gue mana belum siap-siap lagi."

Sangat malas, kini Agatha terpaksa membuka matanya, melihat Gavin di sana ingin rasanya ia melempar bantal tepat ke wajah Abangnya itu. Sungguh Gavin selalu saja menjadi pengganggu. "Gue nggak sekolah, lo kalo mau berangkat, berangkat aja sana sendiri."

"Wah ini nih ciri-ciri adik durhaka terhadap abangnya yang ganteng perwira." Gavin terus berceletuk sambil bersedekap dada.

"Agatha masih butuh istirahat, mungkin besok dia baru bisa sekolah. Jadi lebih baik lo sekarang berangkat, daripada telat ntar dihukum pak Dodi lagi." Kini Tino menengahi antara keduanya.

"Hm...." dehemnya begitu panjang dan menyebalkan. Kemudian pergi diiringi dengan suaranya yang bernyanyi begitu lantang.

"AKU MEMANG PENCINTA WANITA NAMUN KUBUKAN BUAYA..." Suara layaknya pekikan yang tak enak didengar tersebut, membuat Agatha dan Tino menutup telinga bersamaan.

"Berisik! Uhhh dasar artis tak dikenal!" Sorak Agatha.

Tino berjalan pelan mendekati arah jendela, dengan kedua tangan yang berada di saku celananya. Kini matanya menatap lurus ke depan, kemudian menghembuskan napasnya pelan. "Apa Justin pernah bilang ke lo tentang Axel?" Kini Tino mulai membuka suara.

Psycho Love in the FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang