38 🔮 Hujan Bintang 🔮

211 53 258
                                    

Jangan lupa vote dan komennya guys! Biar semangat nih up nyaa 🤭🥺

Oke, happy reading ❤

🎇🎆✨

Now Playing ' Chani SF9 ' Starlight

"Biarlah aku menjadi galaksi dalam hidupmu, yang terbentuk dari kotornya debu, dan menjadi mahkota langit ketika terbentuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biarlah aku menjadi galaksi dalam hidupmu, yang terbentuk dari kotornya debu, dan menjadi mahkota langit ketika terbentuk."

🌌🌌🌌

Laki-laki itu mencekram tangan gadis yang berada di depannya. Ia benar-benar tak habis pikir dengan gadis di hadapannya ini, karena telah mengikutinya dari tadi. "Ngapain lo di sini?" tanya laki-laki itu dingin, dengan tatapan tajamnya.

Gadis itu melepaskan tangannya kasar, melihat laki-laki di hadapannya sekarang membuat dirinya semakin membenci satu orang yang ada di pikirannya. "Ck! Kenapa? Memang salah kalau gue ada di sini? Secara ini kan tempat umum," jawabnya.

"Keila, gue tahu lo benci sama Agatha. Jadi gue peringati sama lo, jangan sekali-kali lo sakiti dia, atau nggak lo bakal berhadapan sama gue." Axel menunjuk tepat di wajah gadis itu, yang tak lain adalah Ferisha.

Ferisha memutar bola matanya malas, dengan smirk kecilnya yang terlihat sekilas. Tak lama, ia bertepuk tangan di hadapan Axel dan menatap laki-laki itu dengan berani. "Hebat banget ya gadis sialan itu. Ternyata dia pandai dalam merebut hati seseorang," ucap Ferisha.

Axel menghembuskan napasnya pelan, ia sedikit menetralkan tubuhnya yang hampir terbawa emosi. "Kei, nggak baik benci sama orang. Apalagi sampai melukai orang itu. Itu bakal menyakiti diri lo sendiri," ucapnya melembut. Hanya saja, jika Ferisha tidak diperlakukan dengan baik, maka ia akan terus-menerus menyakiti orang itu hingga rencananya berjalan dengan mulus.

"Sayangnya gue nggak bisa lakuin hal itu. Oh iya, dengan cara lo memprioritaskan Agatha, itu akan buat dia semakin terancam. Gue lakuin ini bukan tanpa suatu alasan. Gue kecewa sama lo Xel. Saat gue kemarin sakit, lo nggak ada buat gue. Dan itu yang makin bikin gue benci sama cewek lo itu," ucap Ferisha dengan dada yang bergerumuh.

"Itu salah gue Kei, bukan salah Agatha. Jadi stop membenci Agatha, karena dia nggak salah apa-apa." Axel jengah dengan sifat Ferisha yang keras kepala, ia merasa ke depannya akan terjadi sesuatu.

"Gue nggak peduli," ucap Ferisha, lagi-lagi dengan smirk kecilnya. Kemudian melangkahkan kaki dan meninggalkan Axel begitu saja. "Awas aja lo Agatha, lo akan tahu semuanya nanti."

Axel menatap kepergian Ferisha, entah mengapa hatinya dari tadi mengatakan akan terjadi sesuatu yang buruk. Mungkin ini adalah sebuah ancaman atau bahkan peringatan dari gadis itu.

"Kak Axel," panggil seorang gadis dari belakangnya. Ya, itu adalah Agatha. "Kak Axel gue udah tungguin dari tadi, kok nggak masuk?" tanya Agatha menatap wajah Axel yang terlihat cemas.

Psycho Love in the FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang