50 🌉 Sweet 🌉

179 28 329
                                    

Vote sekarang cepat!

🎶Sweet But Psycho ' Ava Max🎶

"Sering kali waktu yang singkat, memiliki kenangan yang hebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sering kali waktu yang singkat, memiliki kenangan yang hebat." - Axel Fransisco J

***

Kaki panjangnya kini memijak dua atau tiga anak tangga sekaligus, dengan sorot mata yang kian menajam. Tasnya kini ia buang ke sembarang arah, ketika mendapatkan seorang laki-laki tengah tersenyum remeh di ujung koridor lantai tiga. Dengan emosi yang kian menguasai, ia langsung berlari cepat sebelum melayangkan pukulan.

Bugh!

Satu pukulan yang Justin layangkan mampu membuat Axel meringis memegangi sudut bibirnya yang terasa sakit. Perlakuan Justin tadi tak mendapatkan pembalasan dari laki-laki yang kini tengah tersenyum miring menatapnya. "Puas kan lo sekarang?" Justin menarik kedua sisi kerah seragam Axel.

Sampai sini pun Axel sama sekali tak melakukan perlawanan, dan itu membuat Justin geram untuk memukuli Axel habis-habisan. Ia meluapkan amarah yang terpendam, ketika lawannya ini menatap kemenangan saat ia berusaha untuk menjauhi gadis yang sama-sama mereka cintai.

Hal tersebut sontak mengundang perhatian banyak murid, sehingga mereka berkerumun untuk menyaksikan betapa garangnya Justin ketika memukuli Axel tanpa henti. "Kenapa lo diem? Nggak usah jadi pengecut, kalau di depan banyak orang!" Kedua pasang mata tajam mereka beradu, menyiratkan kebencian yang teramat dalam.

"Gue diem karena gue nggak tahu gue salah apa. Memangnya kenapa lo semarah ini sama gue?" tanya Axel dengan ekspresi wajah yang merasa seperti dipersalahkan.

Bugh!

Justin kembali melayangkan pukulan hingga tubuh Axel terhuyung ke belakang dan terjatuh ke lantai. Ia mengusap aliran darah yang sudah mulai keluar. Posisi Justin dengan satu lututnya yang bertumpu, serta satu tangannya yang menarik kasar seragam Axel membuat ia semakin geram ketika Axel berpura-pura tak berdaya di hadapan banyak orang. "Lawan gue sekarang sialan!"

Di sisi lain, gadis bernama Agatha tengah berlari menelusuri koridor, langkah kakinya yang lincah kini mulai beranjak menaiki anak tangga satu per satu, dengan wajah yang panik. Tak segan-segan ia melewati serta menabrak banyak orang, terlebih kini ia berada di lantai jejeran anak kelas dua belas, yang berarti kakak kelasnya. "Woi punya mata nggak sih lo?" bentak seseorang ketika Agatha menabrak sisi bahu gadis tersebut pada sebelah kiri.

Napasnya terengah, dengan punggung yang membungkuk, dan kedua tangannya yang lurus menumpu lutut. Sesaat ia menepis peluhnya yang terjatuh. "Sorry, kak."

Psycho Love in the FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang