37 🔮 Planetarium 🔮

203 52 201
                                    

Now playing ' Maroon 5 ' Girls Like You

"Jika aku bukanlah salah satu bintang di langitmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika aku bukanlah salah satu bintang di langitmu. Aku akan berusaha untuk menjadi bintang yang bersinar lebih terang, agar kau perhatikan walau hanya sebentar." - Axel Fransisco Jaquellon

✨✨✨

Menyakitkan memang jika kita menulis rangkaian kata perpisahan untuk seseorang yang telah hadir di kehidupan kita. Itu akan membuat diri kita larut dalam sebuah kesedihan.

Ya, itulah yang Agatha rasakan sekarang. Di hari libur ia menghabiskan waktu untuk membuat sebuah catatan, video dirinya sedang berbicara sendiri, dan membuat sebuah list yang ingin ia wujudkan. Sebenarnya ia ingin menyelesaikan itu sekarang juga, tapi ketika mendapatkan pesan dari Axel ia terpaksa menunda aktivitasnya sekarang.

Setelah 15 menit menyiapkan diri, kini ia mulai menuruni tangga dan mendapatkan Axel dan Abangnya Tino sedang berbicara serius. Agatha menahan langkahnya, ia ingin mendengarkan apa yang keduanya bicarakan. Untung saja posisi keduanya membelakangi Agatha, sehingga ia tidak tahu keberadaan Agatha yang sedang menguping.

"Gue udah tahu di mana tante Rachel sekarang," ucap Tino pada Axel.

"Kalo gitu kita harus cepat ke tante Rachel, dan menanyakan tentang isi perjanjian tersebut."

"Ya, dan yang nggak gue sangka ternyata tante Rachel adalah ibunya Justin. Ya Justin itu adalah Reno, sahabat kecil Agatha waktu itu," ucap Tino. Ya jelas ia tahu semua itu, mengingat kemampuan yang hanya dengan menatap matanya saja, ia akan tahu masa lalu seseorang bahkan masa depannya. Walaupun terkadang tak sesuai yang dilihatnya, tapi ia yakin kali ini adalah kebenarannya.

Mendengar bahwa Justin adalah Reno, kini jantungnya seakan berhenti berdetak. Apa yang dimaksud oleh Tino? Apa ia tahu hal yang sebenarnya Agatha tidak tahu? Banyak pertanyaan yang muncul di kepala gadis itu. Tapi kini ia menetralkan tubuhnya seakan-akan seperti tak mendengar pembicaraan keduanya tadi.

"Hai Bang, hai Xel," sapa Agatha yang mulai mendekati keduanya. Mendengar suara Agatha keduanya kini tercengang, takut jika Agatha mendengar pembicaraan mereka tadi.

Tino menghela napasnya pelan, "Dari kapan lo di situ?" tanyanya dingin. Melihat raut wajah Tino yang seperti itu membuat Agatha bergidik ngeri.

"B-barusan kok, Bang." Tino menatap Agatha dalam, ia tahu Agatha sedang berbohong. Seharusnya ia tidak ceroboh seperti tadi, tapi ia akan berusaha untuk menjelaskan semuanya kepada Agatha nanti.

Tino tersenyum kecil, senyum yang sangat jarang ia tunjukkan pada siapa pun. "Adik gue cantik banget sih," puji Tino, yang mengacak rambut Agatha pelan.

Senyum Agatha mengembang mendengar pujian dari Tino, ia begitu beruntung mempunyai Abang seperti Tino. Ya, di mata Agatha Tino adalah laki-laki kedua yang ia cintai setelah Papanya.

Psycho Love in the FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang