Judul awal 👉 XELLA
WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA!!
Ini cerita tentang psikopat yang selalu meninggalkan clue setelah melayangkan nyawa seseorang dengan pisau yang selalu ia bawa. Clue ini berupa target selanjutnya yang harus ditebak dengan logis! Jika...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak ada orang jahat di dunia ini, hanya ada orang baik yang tersakiti. Dengan begitu, janganlah menjadikan masa lalu menjadi pelampiasan balas dendam terhadap orang-orang di sekitar kita. - Tino Algara
***
Malam gelap ditemani derasnya hujan, sebuah mobil melintas di tengah sepinya jalan. Dengan pikiran terombang ambing, takut dan rasa khawatir bercampur menjadi satu.
Terlihat di belakang kursi pengemudi, pria paruh baya dengan raut wajah yang tidak terdefinisi. Senang karena ia bisa pulang ke rumahnya, khawatir karena putrinya yang masuk rumah sakit.
"Hallo Gavin, gimana keadaan adikmu?" tanya pria paruh baya itu.
"Agatha cuma demam tinggi pa," jawab Gavin.
"Papa sudah pulang, sekarang ingin menuju rumah sakit."
"Jangan pa, papa langsung pulang ke rumah aja istirahat. Ntar Agatha biar Gavin aja pa yang jaga."
"Tidak Gavin, papa tetap ingin ke rumah sakit melihat keadaan adikmu."
"Oke deh pa, hati-hati ya pa."
"lya."
Tut..tut..
"Pak, lokasi kita sekarang ada di mana?" tanya Gerry pada supir pribadinya itu, pak Hasan.
"Di Jalan Plita satu, pak. Kira-kira 9 km lagi menuju rumah sakit Medika."
"Baik pak, agak cepetan ya."
"Siap pak," jawab pak Hasan.
Di tengah larutnya malam, Gerry menatap kaca jendela mobil ke arah luar. Tidak ada yang bisa dipandang, semua hanya embun, tetesan air hujan yang membasahi.
"Sepertinya ada yang mengikuti kita dari belakang, pak." ucap Hasan dengan melihat spion mobil, yang menampakkan mobil sedan yang sedang mengikuti dari belakang.
Gerry langsung melihat mobil itu, perasaanya kini mulai tidak karuan dan jantungnya berdegup cepat. Ia baru sadar, ternyata mobil ini mengikutinya sejak tadi.
"Kita ambil arah yang cepat menuju lokasi ya pak, jalannya santai aja pak. Kalo kita tiba-tiba ngebut, ntar orang itu sadar kalau kita udah mengetahuinya. "
"Baik, pak."
Gerry berdoa dalam hati, semoga ia bisa sampai di rumah sakit dengan keadaan selamat. Ia juga berusaha untuk tetap tenang dan tidak panik.
"Mobilnya sudah tidak ada pak, mungkin itu perasaan saya aja kali ya." ucap Pak Hasan dengan melirik spion mobil yang sudah tidak menampakkan mobil sedan tadi di belakangnya.
