Hari ini adalah hari besar untuk Sky High School, karena hari ini sedang diadakan festival seni dalam rangka menyambut ulang tahun sekolah yang ke-25. Setiap kelas diwajibkan untuk menunjuk perwakilan dan menampilkan pertunjukan seni di hadapan semua penduduk sekolah. Kelasku sudah menunjuk Andini dan beberapa anak lain sebagai perwakilan, katanya akan menampilkan tari tradisional khas jawa barat.
Sebetulnya aku juga terpilih untuk ikut mewakili kelas, namun aku menolaknya karena aku malas sekali mengikuti festival itu. Aku lebih suka diam di rumah dan menonton tv, ujian semester yang baru saja selesai membuat pikiranku sedikit stress jadi aku lebih suka tidak pergi ke acara sekolah.
Namun ketenanganku tiba-tiba terusik karena phonsel yang berbunyi nyaring hingga membuatku terkejut setangah mati. Dengan malas aku mengangkat panggilan itu yang ternyata berasal dari Dara_temanku.
"Kenapa sih lo nelpon gue? kan gue udah bilang nggak bisa datang"
"Aduh Ra, ini gawat banget, Sena bikin ulah lagi"
"What? Serius lo?"
"Iya, gue tadi lihat dia sama teman gengnya bikin rencana buat sabotase pertunjukan kelasnya Aira. Lo tahu kan kalau Aira bakal jadi perwakilan kelasnya, kalau sampai Rangga tahu nanti bakal jadi bencana besar"
"Emang apa yang dilakuin Sena?"
"Dia rusakin kostum Aira, dan bahkan hancurin alat make up juga. Anak-anak sekelasnya bingung cari kostum pengganti, dan kayaknya mereka bakal laporan sama Rangga."
"Kalau sampai bajingan Rangga tahu masalah ini, bakal ribut besar, acara sekolah bisa kacau jadinya. Ya udah lo bilang sama anak kelasnya Aira, minta mereka tenang, tahan mereka jangan sampai mereka lapor ke Rangga, gue otw ke sekolah, gue akan berusaha beresin kekacauan yang dibuat sama Sena"
Aku langsung menutup panggilan dan bergegas mengeluarkan gaun dari lemariku, aku memilih gaun yang paling bagus dan sekiranya cocok untuk dipakai Aira. Aku juga membawa perlengkapan make up ku dan mengemasnya dalam ransel besar. Ku tatap penampilanku di cermin, apa aku akan pergi ke festival sekolah dengan celana training dan kaos santai yang biasanya kugunakan untuk tidur?. Ah masa bodoh, aku tidak punya waktu untuk mandi dan bersiap. Semua ini gara-gara Sena yang sangat gegabah, kenapa sih dia tidak bisa memakai cara cerdas untuk mendapatkan Rangga? dan malah menggunakan cara kekanakan ini.
Aku memilih menggunakan motor matic milik satpam rumahku untuk pergi ke sekolah, jika menggunakan mobil maka akan membutuhkan waktu lama karena jalanan lumayan padat pada jam segini. Lima belas menit kemudian aku akhirnya sampai di sekolah, anak-anak yang lain memandangiku dengan aneh karena penampilanku yang berantakan, namun aku tak memperdulikan mereka.
Tujuan utamaku adalah backstage panggung, dan benar saja mereka semua terlihat panik karena kekacauan yang dibuat Sena.
"Akhirnya lo datang juga Ra"
Dara menghampiriku dengan senang, aku memandang Aira dengan prihatin, lalu mengeluarkan gaun serta perlengkapan make upku.
"Aira, lo pakai gaun ini, gue harap cocok sama lo"
Aira terlihat ragu padaku, wajar saja sih soalnya aku adalah sepupu Sena dan sering membantunya untuk berbuat jahat pada Aira. Namun saat ini aku tidak bisa membiarkan perbuatan jahat Sena karena kalau sampai Rangga mengamuk, maka acara sekolah bisa kacau sedangkan banyak murid yang sudah mempersiapkan acara ini dengan segenap jiwa dan raga.
"Tenang Aira, Raquelle ini berniat membantu kok, dia nggak akan jahatin lo kali ini"
Dara mencoba membujuk Aira, kulihat dia sempat berunding dengan teman sekelasnya dan mereka semua setuju untuk menerima bantuanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower in the Rain
Teen Fiction(Beberapa part di unpublish karena dalam proses penerbitan) Bayangkan kisah ini sebagai novel romantis yang sering kalian baca. pemeran utama pria yang pintar, tampan dan kaya. pemeran utama cantik, tapi bukan berasal dari kalangan berada. dan pemer...