Flower: Seventeen

2.8K 329 12
                                    

Ada kalanya aku akan bersikap seperti anak kecil pada kakekku, namun saat situasi tertentu maka aku tidak bisa melakukan semua itu, terutama jika kakek sedang berada dalam mode serius seperti sekarang. Aku tahu kakek sedang tidak berbicara dengan cucunya melainkan berbicara dengan calon penggantinya, dalam pembicaraan serius ini yang aku yakini kakek sedang berusaha mengujiku.

"Ayahmu bilang kamu sudah yakin akan melanjutkan kuliahmu di Tokyo, apa itu benar?"

"Benar Kek, aku memang saat ini sedang berusaha keras agar bisa diterima di Universitas Tokyo"

Ini ujian paling dasar dari pertanyaannya, kakek sedang menguji apakah aku bisa menjawabnya dengan yakin tanpa kata-kata yang terdengar ragu. Biasanya kakek akan menatapku dengan kasih sayang, namun saat ini tatapan tegasnya membuatku begitu tertekan. Hanya karena beliau adalah kakekku, aku tetap tidak boleh melupakan kalau beliau adalah pendiri Harris Company yang membawahi ratusan ribu perkerja.

"Kakek suka sekali semangatmu Rara, kakek harap pendirianmu tidak akan goyah sampai kapanpun. Tujuan serta tekadmu, jangan pernah pudar untuk alasan apapun"

Yang ini adalah ancaman, kakek tidak mau aku sampai gagal diterima di Universitas Tokyo, dan aku tidak boleh menengok kebelakang saat sedang berusaha meraih tujuan itu.

"Aku mengerti Kek, aku akan selalu mengingat nasehat kakek"

Suasana berubah mencair, wajah tegas dan penuh tekanan darinya sudah tidak ada lagi. Hanya ada raut jenaka yang selalu saja membuatku merindukannya. Kakek memang pintar sekali mempermainkan suasana hati orang lain.

"Akhir-akhir ini kondisi adikmu sedang tidak baik, apa kamu tahu apa sebabnya?" 

Kakek menanyakan soal Sena, memang dia terlihat aneh akhir-akhir ini, sikap diamnya dan acuhnya membuatku takut. Dan aku yakin kakek juga sudah menyadari hal itu.

"Aku tidak tahu mengapa dia begitu"

"Anak-anak muda mengira orang tua sepertiku yang tetap diam artinya tidak tahu apa yang terjadi. Apa kamu juga berpikiran seperti itu?"

Mendengar kata-kata kakek, tubuhku langsung bergetar hebat. Kata-katanya mengandung arti yang sangat mendalam, bukankah itu artinya kakek telah mengetahui semuanya? apa kakek juga telah mengetahui hubungan Rangga dan Aira yang menyebabkan Sena jadi depresi?.

Kakek orang yang diam namun sangat berbahaya, tidak mungkin Kakek tidak mengetahui hubungan Rangga dan Aira. Orangtua Rangga jarang berada di Indonesia, mereka juga tidak begitu peduli pada kehidupan pribadi anaknya, jadi wajar jika mereka tidak tahu. 

"Tidak Kek, aku tidak berpikir begitu"

Mata Kakek memincing seolah memberi peringatan secara tersirat, tubuhku menggigil tiba-tiba tak mampu menghadapi karismanya yang luar biasa.

"Sampai saat ini kamu telah bersikap seperti anak berbakti, jangan pernah mengecewakan penilaian kakekmu ini Rara"

Kata-kata kakek sukses menusuk jantungku hingga sangat dalam, apa yang akan terjadi jika kakek mengetahui perasaanku untuk Rangga? tidakkah kakek akan memandangku dengan penuh kekecewaan karena telah berani menyukai tunangan sepupuku sendiri?.

"Aku tidak akan pernah mengecewakan kakek"

Kakek tersenyum puas mendengar jawabanku, entahlah namun hatiku serasa sangat tidak nyaman ketika mengatakannya karena aku merasa seperti orang yang sangat jahat dan munafik. 

Aku pamit pada kakek hendak kembali ke rumahku, namun sosok yang berdiri di ambang pintu ruang pribadi membuatku susah menelan ludah. Rangga berdiri memandang kami dengan wajah datarnya. Apa dia sudah berada di situ sejak tadi? itu artinya dia telah mendengar pembicaraanku dengan kakek?.

Flower in the RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang