Yang Sejong as Tsukasa Matsumoto
**
Aku mengetuk pintu rumah mewah berwarna biru itu dengan sedikit tidak sabar, tak lama sosok wanita berusia akhir tigapuluh tahunan keluar dan menatapku dengan heran. Aku hanya tertawa canggung pada beliau. Aku tak menyangka ternyata ibunya Rey ada di rumah, padahal biasanya Tante Amy jarang berada di rumah di jam segini.
"Oh ternyata Rara, tante kira siapa"
"Pagi tante Amy, Rey nya ada?" ucapku canggung, aku malu karena sudah mengetuk pintu dengan bar-bar.
Di rumah Rey memang tidak ada asisten rumah tangga sama sekali, dan aku tahu sebetulnya kalau Rey ada di rumah karena mobilnya masih terparkir rapi di garasi. Tapi aku harus menjaga sikapku pada Tante Amy yang notabene merupakan seorang pengacara ternama.
"Ada kok, langsung masuk aja, Rey ada di kamarnya"
"Permisi ya tante"
Kamar Rey ada di lantai atas, aku memang sudah terbiasa keluar masuk kamar Rey sejak kecil. Tapi itu juga kalau tidak ada ibunya di rumah, mana berani aku asal masuk kalau ternyata ada ibunya disini.
Memang dasarnya Rey cowok paling absurd yang pernah aku kenal, pintu kamarnya tidak ia tutup dan dibiarkan terbuka lebar. Di dalam kulihat Rey sedang memakai Headphone dan nampak mengangguk-angguk mendengarkan musik melalui MP3 player usang yang sudah ia gunakan sejak lama. Bahkan ia tidak mendengarkan suaraku yang terus memanggilnya dari tadi.
Dengan kesal aku mendekatinya dan melepas paksa headphone yang sedang ia pakai, Rey terlihat ingin protes namun mulutnya langsung terdiam karena melihatku yang kini menatapnya tajam.
"Asyik banget kayaknya, sampai lo nggak sadar kalau ada gue disini"
"Sorry, musiknya tadi kenceng banget Ra. Ngomong-ngomong ngapain lo kesini?"
Aku tak langsung menjawab dan malah merebahkan diri di kasur Rey yang sangat empuk itu, kamar ini penuh dengan aroma parfum lelaki, sejujurnya aku sedikit pusing mencium baunya.
"Tsukasa kemarin sore datang ke Jakarta,"
Rey terlihat terkejut, Rey cukup mengenal Tsukasa karena aku juga pernah memperkenalkan mereka walau hanya lewat video call.
"Ha? Serius lo? terus orangnya dimana sekarang?"
"Tadi malam tantenya jemput dia di rumah gue, dia di Jakarta tinggal di rumah tantenya"
Rey mengangguk paham dengan penjelasanku, tak lama ekspresinya berubah menjadi ambigu, alisnya naik dan ia menatapku dengan curiga.
"Terus lo mau gue ngapain? pasti lo kesini karena butuh bantuan gue kan?" tuduhnya yang sialnya memang tepat sasaran.
"Untuk hari ini, gue minta tolong sama lo supaya mau anterin kita berdua keliling Jakarta, bukan cuma berdua sih, nanti Dara juga ikut"
Sebetulnya aku merasa tak enak harus meminta tolong sama Rey, tapi supir keluargaku tidak bisa mengantar karena harus mengantar Mami dari satu tempat ke tempat lain, karena hari ini Mami akan menjadi pembicara di berbagai seminar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower in the Rain
Teen Fiction(Beberapa part di unpublish karena dalam proses penerbitan) Bayangkan kisah ini sebagai novel romantis yang sering kalian baca. pemeran utama pria yang pintar, tampan dan kaya. pemeran utama cantik, tapi bukan berasal dari kalangan berada. dan pemer...