Seusai pesta, sesuai janjiku aku menemui Vanessa yang ternyata sudah menungguku. Ia langsung memelukku erat saat kami saling berhadapan membuatku sangat terkejut dengan apa yang ia lakukan.
"Kak Rara, kenapa baru datang sekarang? Nessa kangen sama kakak"
Aku mengelus kepala remaja berusia tigabelas tahun ini, dan menatapnya dengan hangat, aku juga sangat merindukannya.
"Maafin kakak ya baru bisa datang sekarang"
"Nessa kira Kak Rara udah nggak sayang lagi sama Nessa, makanya kakak nggak pernah datang kesini"
Rangga memperhatikan semuanya dari belakang, ia tersenyum saat aku menatapnya meminta tolong membantu memberi penjelasan pada adiknya.
"Nessa, Kak Rara selama ini sibuk banget, dan sekarang baru punya waktu untuk datang kesini, sekarang Kak Rara harus pulang dulu, udah malam banget soalnya"
Dengan sedikit enggan Vanessa melepaskan pelukannya padaku, sekarang memang sudah hampir jam sebelas malam. Aku tak mau Rey menungguku terlalu lama, dia juga perlu istirahat di rumah karena seharian ini sibuk sekali ikut ayahnya melakukan kunjungan rutin ke hotel keluarganya.
"Vanessa, besok Kak Rara akan datang kesini, jangan sedih ya" ucapku berusaha menghiburnya, Vanessa tersenyum dan mengangguk menyetujuinya. Lagipula anak kecil tak seharusnya tidur selarut ini, tidak baik untuk tumbuh kembangnya.
"Rangga, gue balik dulu ya"
"Oke, sekali lagi makasih karena lo udah datang ke acara gue"
"Santai aja, lagian gue juga sekalian numpang makan disini" candaku dan ia tertawa mendengarnya.
Nyaris semua tamu pesta ini sudah pulang semua kecuali aku dan Rey tentunya. Aira bahkan tidak kulihat batang hidungnya sejak tadi, padahal dia kan kekasih pemeran utama pesta ini, tapi anehnya dia yang pertama menghilang.
Davin juga tak kembali lagi ke pesta ini setelah mengantar Sena pulang, sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka sih? sikap Davin yang tiba-tiba lembut pada Sena membuatku bingung. Setiap mereka bertemu pasti Davin akan selalu mengucapkan kata-kata hujatan untuk Sena yang terkadang membuat Sena tak bisa mengontrol emosinya.
Sebaiknya aku tak perlu memikirkan semua itu terlalu dalam, kupandang Vanessa dan memegang kedua bahunya dengan lembut.
"Vanessa, Kak Rara pulang dulu ya, kamu buruan tidur, udah malam banget ini" ucapku dan dibalas anggukan olehnya.
Aku melambaikan tangan pada dua kakak beradik itu, lalu berjalan mendatangi Rey yang sudah berada di mobilnya. Hari ini begitu banyak hal yang terjadi, aku merasa hubunganku dengan Rangga semakin dekat. Namun apakah aku sanggup menjalani hidup seperti ini? apakah aku bisa hanya menganggapnya sebagai teman?.
Sekarang aku sadar ternyata yang telah merusak persahabatanku dengan Rangga bukanlah dia tapi aku yang telah melakukannya. Semenjak hari dimana aku merasakan perasaan yang lain untuk Rangga, maka sejak hari itu aku sudah tak lagi menganggapnya temanku. Tidakkah aku ini orang yang sangat tidak tahu diri?.
**
Suasana kelas mulai gaduh ketika bel istirahat berbunyi, seperti biasa aku tidak pergi ke kantin untuk makan siang karena aku selalu membawa bekal yang disiapkan oleh mami. Namun anehnya Dara juga tidak pergi ke kantin karena dia membawa bekal dari rumah, membuatku heran sekali karena tidak biasanya dia begitu. Apalagi saat ini wajah Dara benar-benar kusut seperti baju yang tidak di setrika.
"Tumben amat lo bawa bekal, kesambet apaan lo?" ejekku, dan Dara hanya mendengus dengan lemas.
"Gue baru aja mengalami kesialan Ra"
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower in the Rain
Teen Fiction(Beberapa part di unpublish karena dalam proses penerbitan) Bayangkan kisah ini sebagai novel romantis yang sering kalian baca. pemeran utama pria yang pintar, tampan dan kaya. pemeran utama cantik, tapi bukan berasal dari kalangan berada. dan pemer...