Mami dan Papi kompak mendampingiku di ruang keluarga untuk menunggu pengumuman dari Universitas Tokyo mengenai diterima atau tidaknya diriku. Aku akhirnya memang mantap melanjutkan rencana awal untuk kuliah di Tokyo, dan setelah melalui berbagai serangkaian test dan melengkapi administrasi yang diperlukan, akhirnya hari yang ditunggu tiba.
Memang hasil ujian nasional minggu lalu belum keluar, tapi test masuknya tidak menggunakan nilai ujian nasional melainkan melalui test tersendiri yang disediakan oleh pihak universitas. Kuota mahasiswa asal Indonesia tidak lebih dari limapuluh orang, dan persaingannya juga sangat ketat karena ada puluhan ribu orang yang mendaftar. Semoga saja aku berhasil diterima disana, aku benar-benar berharap bisa memasuki kampus dimana mami pernah belajar.
Tujuan utamaku adalah Fakultas Teknik, bukan tanpa alasan aku yang disiapkan menjadi pemimpin perusahaan malah memilih fakultas tersebut bukannya fakultas bisnis dan management. Bisnis utama keluargaku bergerak dibidang otomotif dan juga elektronik, walaupun kini sudah merambah di bidang perhotelan. Maka dari itu aku harus bisa mendalami ilmu Teknik lebih baik lagi, dan rencananya aku baru akan belajar bisnis dan magement saat S2 nanti.
Website universitas yang akan menampilkan hasil penerimaan mahasiswa baru kini sudah kubuka, hasil akan ditampilkan sebentar lagi dan dadaku berdegub kencang karena gugup.
"Gimana Ra, udah keluar hasilnya?" Papi menepuk bahuku dan aku menggeleng menjawabnya.
"Belum Pi, mungkin sebentar lagi"
Aku meremas tanganku untuk mengurangi kegugupan, hingga satu notifikasi muncul di website itu. Papi dan Mami juga melihatnya karena laptop itu kuletakkan di tengah-tengah meja. Kuhela nafas panjang sebelum membuka notofikasi itu dengan tangan bergetar. Aku memejamkan mata tak sanggup melihatnya, namun sorakan dari Papi dan Mami berhasil membuatku tersentak.
"Rara kamu diterima!! Selamat sayang" ucap Mami seraya mencium pipiku dengan gemas.
Aku masih terdiam seperti orang bodoh, kutatapan pemberitahuan di laptopku dan mereka memang benar. Namaku masuk sebagai salah satu dari limapuluh calon mahasiswa asal Indonesia. Senyuman mulai terbit di bibirku, ini bukan mimpi kan? Rasanya aku tak percaya bisa diterima di Universitas bergengsi itu.
"Papi, Mami, Rara diterima..."
Papi dan Mami langsung memelukku dengan kegembiraan yang sama, semua perjuanganku selama ini akhirnya terbayarkan. Aku harap semuanya akan berjalan dengan lancar sampai kelulusanku nanti, hingga aku bisa berdiri dengan kepala tegak dalam membantu memimpin perusahaan.
**
Tiga tahun ini begitu berharga untukku, bertemu dengan teman-teman dan guru yang menyenangkan, serta menjalani berbagai suka duka bersama mereka. Hasil ujian nasional akhirnya keluar, aku cukup senang karena berhasil masuk sepuluh besar teratas peraih nilai tertinggi. Peringkat pertama tidak perlu ditanyakan lagi karena pastinya Rangga yang berhasil mendapatkannya disusul Aira ditempat kedua.
Sejujurnya setelah mendengar penjelasan Rangga soal hubungannya dan Aira yang hanya pura-pura, hatiku sedikit merasa aneh, aku merasa sangat senang dan juga cemas secara bersamaan. Aku tahu Aira menyukai Rangga dan pasti sangat berat baginya mendapati kenyataan kalau Rangga tidak bisa membalas perasaannya. Sekarang yang menjadi pertanyaanku adalah siapa sosok gadis yang selama ini disukai Rangga, apakah aku mengenal orang itu?.
"Selamat ya masuk sepuluh besar" ucap Marvel dengan sumringah saat melihat namaku ada di daftar.
"Masih bagusan lo yang masuk lima besar, oh iya gimana SNMPTN? Lolos nggak masuk UI ?"
Marvel terdiam sebentar lalu ia memperlihatkan smartphonenya yang menampilkan screenshoot penerimaan mahasiswa baru Universitas Indonesia, dan namanya masuk sebagai calon mahasiswa yang diterima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower in the Rain
Teen Fiction(Beberapa part di unpublish karena dalam proses penerbitan) Bayangkan kisah ini sebagai novel romantis yang sering kalian baca. pemeran utama pria yang pintar, tampan dan kaya. pemeran utama cantik, tapi bukan berasal dari kalangan berada. dan pemer...