Clarissa terduduk diam. Masih berada diatas kasur nya yang empuk. Clarissa masih mengumpulkan kesadaran nya untuk beranjak dari tempat tidur.
"Huaaaa... Emma, apa aku bisa ke kota hari ini. Aku harus bertemu dengan dia." Ucap Clarissa mengingat jika dia harus bertemu dengan Marquees Cavero cepat atau lambat. Setidaknya dia bisa mendengar berita terbaru yang sempat tertinggal.
Emma yang baru datang segera mengurus persiapan Clarissa untuk ke kota terdekat. Pakaian sederhana dengan rambut yang sudah Emma gulung tertutupi dengan topi.
Seperti yang Emma tau dia sudah menyiapkan apel untuk menemani perjalanan Clarissa. Kota sudah terlihat. Seberapa ramai dapat Clarissa lihat berapa banyak orang yang berkeliaran siang ini. Bahkan Edam yang duduk di belakang kereta cuma bisa diam menunggu perintah sembari bernostalgia dimana dia pertama kali bertemu dengan Clarissa.
Banyangan anak kecil penuh luka dan kurus itu berjalan seperti tidak memiliki tujuan hidup hingga gadis bersurai putih keperakan itu menghampiri dan membawa nya ke mansion Duke Sapphire.
Kereta kuda berhenti tepat di depan toko dimana Marquees Cavero sekarang berada.
"Kalian tunggu disini. Aku tidak akan lama." Ucap Clarissa segera masuk meninggalkan kedua orang itu dan kereta kuda.
"Apa Nona akan baik-baik saja?" Tanya Edam yang merasa aneh dengan toko aksesoris yang Carissa masuki.
Emma mendesah paruh. "Dia Nona kita. Kita harus percaya dan menaati perintah nya."
Tidak lama Clarissa keluar dengan tidak membawa apa pun selain wajah suram nya yang terlihat sangat jelas. Clarissa berjalan dengan malasnya menuju kereta kuda.
"Emma, kita mampir ke toko kue atau apa lah yang manis pokoknya." Ucap Clarissa lemas dan duduk di dalam kereta. Emma dan Edam saling melempar pandangan sesaat dan segera mereka bergerak menuju toko kue yang sering Emma kunjungi untuk membeli kue untuk Clarissa.
Sedangkan di dalam toko Clarissa yang makan seperti tidak bertenaga. Padahal kue juga salah satu makanan favorit nya. Clarissa yang duduk sendiri sembari memikirkan perkataan Marquees Cavero tadi. Sedangkan kusir dan beberapa kesatria lainnya sudah Emma belikan kue perintah dari Clarissa.
"Setidaknya melihat mereka makan bisa mengembalikan mood ku. Aku tidak menyangka sudah sejauh ini." Gerutu Clarissa memakan sesendok kue di depannya. Kue berwarna putih dengan hiasan bunga membuat Clarissa tidak tega memakan makanan cantik itu.
"Ini terlalu cantik untuk dimakan, tapi pen makan juga." Batin Clarissa segera memakan sepotong kue nya sembari menikmati teh yang pelayan toko sajikan.
Clarissa mengingat kembali apa yang sudah Marquees Cavero dengan nya tadi bicarakan. Clarissa tidak peduli lagi harus datang ke toko gaun lebih dulu menyamar dan memasuki toko cabang Marquees, tapi toko yang Clarissa kunjungan adalah toko yang berbeda dengan toko dimana dia biasanya berbincang dengan Marquees Cavero. Dimana itu adalah toko cabang baru yang tidak sekali pun Veronica ketahui.
"Mawar emas, Semanggi berdaun empat, dan gunung."
Setelah mengatakan sandi itu segera salah satu pelayan toko segera mengantar ku ke kantor Marquees Cavero yang tidak jauh beda dengan kantor lainnya.
"Tuan, Anda kedatangan tamu spesial." Seru pelayan itu segera undur diri menyiapkan teh untuk mereka berdua, tapi segera dicegah Marquees Cavero.
"Tidak usah."
Mendengar itu segera pelayan itu pergi dan menutup pintu. Sedangkan Clarissa membuka ikatan topinya dan berjalan duduk di depan Marquees Cavero.
"Ku dengar kau kehilangan ingatan." Ucap Marquees Cavero yang sudah duduk menatap Clarissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓
Fantasy"Penyesalanku adalah pergi dari rumah hari itu." Kehidupan yang aku ingin hanyalah sebuah khayalan semata. Semua selesai dengan sepercik api. Clarissa Eunika Sapphire. Gadis pemicu karakter antagonis itu berhasil bertahan hidup dan aku yang sudah me...