BAB 22 : LEBIH BERHARGA DARI EMAS

6.6K 984 21
                                    

Clarissa mencoba menyusuri dari mana arah datangnya. Berbelok ke kiri, lurus, melihat belokan lagi, dan pada akhirnya dia benar-benar tersesat. Bahkan suara alunan musik terdengar terasa semakin mengecil.

"Kenapa aku malah berjalan menjauh dari aula pesta?"

Padahal tadi Clarissa yakin berjalan mengikuti suara musik dari aula, tapi mengapa dia malah semakin berjalan menjauh.

Clarissa yang terlalu lelah dan juga kaki nya juga terasa sangat sakit karena sepatu berhak tinggi ini. Clarissa melihat taman seperti labirin yang tersusun rapi dengan sebuah patung seperti malaikat berdiri kokoh.

Clarissa berjalan mendekat dan mencari tempat duduk di dekat sana dan tanpa dia sadari Clarissa yang sendari tadi menunduk kepala karena terlalu lelah mengangkat kepala saat melihat bayangan yang memanjang mengenai tubuhnya.

Mata mereka saling bertemu. Topeng yang menutupi seluruh wajahnya dengan sinar bulan yang menjadi penerang malam mereka. Taman terasa jauh lebih sepi dari yang pernah Clarissa kira. Angin berhembus membuat kedua surai mereka melambai-lambai.

*Visual topeng yang dipakai

"Bagaimana? Bagaimana kau bisa kesini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana? Bagaimana kau bisa kesini?"

Clarissa dapat mendengar suara rendah itu adalah suara milik seorang laki-laki. Kenapa dia terdengar seperti terkejut jika dia bisa sampai sini. Itu wajar jika aku tersesat bukan.

~~~

Pesta yang meriah yang membuat semua orang terlena termasuk dengan Veronica yang perlahan mendekat ke salah satu pria yang akhirnya dapat kesempatan melihat dia sendiri di meja makan.

"Selamat malam Tuan." Ucap Veronica yang menutupi sebagian wajahnya dengan kipas.

Lelaki yang sangat mengenal pemilik suara wanita itu cuma bisa mendesah paruh. Entah sudah berapa kali dia didekati, tapi dia sudah berjanji tidak akan berhubungan dengan Veronica lagi.

"Selamat malam juga, Duchess Sapphire." Sapa balik lelaki itu tersenyum ke Veronica.

"Bukan kah ini malam yang sangat indah? Sangat sayang sekali untuk dilewatkan, Mar-quees Ca-ve-ro." Ucap Veronica dengan kalimat terakhir berbisik penuh seduktif.

Marquees Cavero hanya diam dan melanjutkan minumnya. Menikmati pesta meriah yang mana mungkin bisa dia lewatkan. Bahkan siapa yang menduga Duke Sapphire datang di malam ini. Mengingat Duke Sapphire termasuk seseorang yang sangat tertutup meskipun sebelum dan sesudah mendiang istrinya meninggal.

"Yah, ini malam yang sangat indah dan aku harus bersenang-senang sebisa mungkin." Ucap Marquees Cavero menatap minumannya yang memantulkan wajahnya.

Hal yang sama Veronica lakukan lagi. Mencoba merayu dirinya dan berusaha menghasutnya dengan harta dari Duke Sapphire.

"Maaf, tapi aku memiliki hal yang lebih bagus dari pada setumpuk koin emas itu." Ucap Marquees Cavero yang memikirkan wajah gadis kecil itu saja sudah berhasil membuat nya tersenyum senang.

Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang