Akhir-akhir ini lagi buntu guys maklum ga up tiap hari juga
Cuss langsung baca 😻👌
~~~
Sudah berjam-jam Emma menunggu di kamar Clarissa. Wanita itu sudah menyiapkan dan mengurus segala keperluan Clarissa selama disini. Bahkan dia tidak sabar menunggu gadis itu dengan berdiri tidak jauh dari depan pintu. Berharap wajah cerah itu akan muncul lagi, tapi Clarissa tidak kunjung datang.
"Mungkin Nona pergi ke toilet atau asik mengobrol dengan Nona yang lain." Pikir Emma yang tidak curiga atau pun memikirkan hal aneh yang lain. Mengingat jika Clarissa sering bersama dengan para kesatria sudah membuat Emma merasa lega.
DUAR!!!
*anggap suara petir ya^^Bunyi petir yang menggelegar dengan kilat petir yang tepat berada di belakang mansion. Suasana mencekam dengan gelap nya kamar dengan remang-remang cahaya lilin yang baru saja Emma nyalakan.
Emma mengingat jika Clarissa suka dengan apel sudah menyiapkan sekeranjang penuh apel untuk gadis itu. Bahkan setumpuk koran dan juga beberapa buku sudah Emma sediakan untuk Clara jika bertanya.
"Kenapa Nona sangat lama?"
Emma mengingat jelas jika Clarissa pastinya sadar dengan cuaca buruk ini dan segera kembali ke kamar, tapi gadis itu tidak muncul dari balik pintu besar yang terus Emma pandangi sendari tadi.
Emma yang mulai khawatir mulai mencari Clarissa keluar. Mencari dimana para bangsawan lain menghabiskan waktu bersama dan juga tempat para kesatria dari keluarga Sapphire berada.
Tap! Tap! Tap!
Emma berlari penuh rasa kekhawatiran nya. Terus berlari hingga dia melihat punggung kesatria yang selama bersama Nona nya itu. Edam termenung kecewa karena tidak bisa melihat keadaan Clarissa.
"Kesatria Edam!" Panggil Emma yang berhasil membuat pria jangkung itu berhenti melangkah. Menatap Emma dengan napas memburu.
"Dimana, dimana Nona? Dia belum kembali ke kamarnya sejak tadi." Ungkap Emma yang membuat mata Edam membelalak.
"Apa? Tapi tadi kata,..." Perkataannya menggantung dan segera menarik wanita kesatria yang memberitahunya tadi. "Kata nya tadi Nona sudah di kamarnya." Seru Edam menarik kasar wanita itu.
Emma yang tidak mengerti ikut menatap wanita yang Edam tarik itu. Raut wajah khawatir dengan keringat yang membasahi kulit pelayan itu. Deru napas yang masih memburu dapat dia lihat sangat jelas. Bahkan pakaian atas dan bawahnya terlihat basah. Emma habis keluar mencari kereta kuda yang mungkin saja jika Clarissa tertidur atau pun malas keluar.
"Kata Nyonya, Nona Clarissa sudah berada di kamarnya tadi." Terang kesatria wanita itu yang bingung dan bukan kah dia tadi sudah mengatakan nya ke Edam.
"Cih! Sial!" Gerutu Edam yang segera melepas cengkraman nya. Berbalik berjalan cepat dengan langkah lebar nya mencari orang dengan penuh senyum palsu itu. Emma yang melihatnya hanya bisa terdiam dengan mengekori Edam berjalan kemana.
~~~
Tap! Tap! Tap!
Brak!
Ivan dapat menduga siapa pelaku yang membuat suara bising itu. Ivan yang sedang bersantai di sofa di dekat perapian yang melirik Renald sekilas dan kembali membaca lembaran kertas yang baru saja dia pegang.
"Tidak biasanya kau datang dengan suara sekeras itu." Ucap Ivan yang mengenal Renald dengan sikap profesional nya tetap tenang, tapi yang dia dapatkan raut wajah penuh kekhawatiran.
"Tuan,... Nona, Nona Clarissa. Saya tidak menemukan Nona dimana pun."
Ivan yang mendengar itu tentu saja terkejut bukan main. Bukan kah semua wanita dan anak-anak sudah kembali lebih dulu dari para pemburu hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓
Fantasy"Penyesalanku adalah pergi dari rumah hari itu." Kehidupan yang aku ingin hanyalah sebuah khayalan semata. Semua selesai dengan sepercik api. Clarissa Eunika Sapphire. Gadis pemicu karakter antagonis itu berhasil bertahan hidup dan aku yang sudah me...