BAB 30 : CLARISSA BANGUN

6.2K 1K 42
                                    

Okay, ada niatan kembali up tiap hari, semangat 🔥🔥🔥

Cuss langsung baca 😻

~~~

Ivan yang semakin hari semakin disibukkan dengan pertemuan para penguasa daerah dan juga raja. Mereka semua sedang mempertimbangkan apakah perang akan terjadi atau malah sebaliknya. Bahkan pertemuan itu membuat Ivan pusing kepala. Waktu yang dia habiskan sepenuhnya dengan setumpuk laporan. Bahkan kepala kesatria keluarga Sapphire, Sir Matt juga mempersiapkan dirinya beserta pasukannya.

Malamnya terasa tidak pernah tenang. Sejujurnya akhir-akhir ini Ivan takut untuk tidur. Takut akan mimpi buruk yang selalu menghampirinya.

"Hahh... Sudah cukup. Aku sudah sampai batas ku. Aku perlu tidur sekarang." Ucap Ivan menyandarkan punggungnya dan melihat langit ruangannya. Berpikir jika perang benar-benar terjadi bukan kah kerugian sangat besar tidak terhitung jumlahnya di depan mata dan juga. Kerajaan tetangga yang terkenal akan kekuatan dan juga jumlah pasukan nya yang melimpah dari pada kerajaan ini.

"Aku harap perang tidak terjadi."

Ivan dengan malas berjalan menyusuri lorong yang sepi. Pemandangan malam yang dapat Ivan lihat sangat jelas. Mansion terasa seperti tidak berpenghuni saat malam hari. Menambah kesan menyeramkan ketika kesunyian ini tiba-tiba pecah.

Brak!

Ivan dapat mendengar sesuatu barang yang jatuh, tapi pada akhirnya dia membiarkan nya dan berjalan menuju kamar Clarissa yang kebetulan juga dari sanalah arah suara yang memekakkan telinga itu berasal. Sejujurnya tempat tinggal Clarissa cukup dikatakan jauh dari kantor Ivan. Tapi sejauh apa pun itu jika Ivan menginginkannya dia akan datang dengan sendirinya.

Ivan sampai di depan pintu berdominasi warna putih itu. Melihat jika salah seorang pelayan yang semenjak Rosalyn tinggal disini tidur dengan posisi duduk di samping pintu. Ivan tidak ingin membangunkannya dan memilih langsung masuk.

"Selamat malam, Duke."

Ivan dapat mendengar sapaan suara rendah milik laki-laki itu. Ivan berhenti sejenak menatap kenop pintu kamar Clarissa.

"Apa dia sudah bangun?"

Edam menggeleng. Meskipun Ivan tidak melihatnya, tapi dia dapat merasakannya.

"Belum, Nona masih belum bangun."

Mendengar perkataan Edam, Ivan segera masuk dan melihat ruangan cukup besar dengan ruangan tamu kecil yang dapat dia lihat juga ranjang besar yang disana ada seorang gadis terbaring sudah tidur dengan tenang disana.

Tap! Tap! Tap!

Ivan melangkah masuk perlahan. Bersamaan juga Edam perlahan menutup pintu kamar Clarissa. Edam mengetahui jika Duke akhir-akhir ini jarang tidur. Pria itu sibuk dengan apa yang sedang gencar para kesatria katakan. Ya, perang yang hanya rumor belaka itu dapat Edam lihat jika itu berhasil membuat Duke bekerja keras. Ditambah lagi Ivan juga sudah jarang menghabiskan waktu dengan Clarissa.

Ivan dapat melihat gadis bersurai putih keperakan itu tergerai. Napasnya yang masih teratur membuat Ivan tersenyum tanpa sadar. Ivan juga perlahan meraih tangan Clarissa. Merasakan suhu hangat gadis itu dan juga dia masih ada di depannya.

"Syukurlah, kau masih hidup."

Jika dimasa emasnya dia diprimadonakan oleh para gadis di masanya yang bahkan dijuluki pria sempurna. Tapi sejujurnya Ivan itu tidak sempurna. Dia memiliki kecacatan yang berhasil dia tutup dan seiring berjalannya waktu dia memiliki ketakutan terbesar. Kehilangan seseorang yang berarti dalam hidupnya membuatnya berhasil terpuruk.

Ivan memutuskan duduk di samping ranjang Clarissa. Menatap paras putri nya yang semakin hari terlihat seperti Rosalyn. Tanpa melepas genggaman tangannya.

Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang