Clarissa dapat mendengar suara teriakan atau pun pintu yang di dobrak secara paksa tanpa sadar. Clarissa terlalu lelah dan mengantuk untuk mengecek pemilik suara itu. Perlahan dia menutup kelopak matanya yang sudah terasa berat.
"Lepaskan!!! Kau tidak bisa melakukan ini pada ku!!!"
Wanita berambut pirang itu menatap tajam ke arah pria yang sangat dia benci. Seorang pria yang sudah melalui peristiwa yang tidak terhitung jumlahnya. Veronica tidak bisa menahan penghinaan ini. Dia berlutut. Berlutut di depan orang yang lebih rendah darinya.
"KAU!!"
Sir Matt hanya menatap nya setelah beberapa kesatria menangkap putrinya, Xeana juga dari kamar sebelah.
"Lepaskan! Kau tidak tau siapa aku?! Aku Nona Sapphire, berlututlah lah di hadapan ku!!" Pekik Xeana mencoba melepaskan diri dari kedua kesatria yang mencengkram kedua lengannya.
Veronica menatap keluar pintu melihat putrinya ikut di tangkap juga. Xeana menoleh dan mendapati ibunya berlutut di depan kepala kesatria keluarga Sapphire.
"Ibu!!! Apa-apaan ini semua?! Kenapa dengan mereka? Lepas!"
Kedua kesatria itu tidak akan pernah melepas cengkraman dari Xeana. Sedangkan Veronica yang ingin berdiri di cegah oleh seorang kesatria lain. Surai merah wine yang dapat dia kenal dimana pun. Edam. Pria memuakkan yang selalu berada di dekat Clarissa.
"Atas surat yang sudah dikeluarkan. Veronica Fidelio dan Xeana Sapphire ditangkap atas tuduhan pencemaran nama baik, penganiayaan, korupsi, dan masih banyak hal lainnya." Terang Edam membawa sebuah perkamen dan melemparkannya tepat di depan Veronica. Mata Veronica membelalakkan. Dia tidak percaya apa yang baru saja dia dengar mau pun dia lihat.
"Apa?"
Veronika membeku, terdiam dengan semua apa yang baru saja terjadi.
Sir Matt menyuruh beberapa kesatria membawa kedua wanita itu untuk di jebloskan ke penjara. Veronica hanya bisa pasrah, sedangkan Xeana hanya bisa meronta-ronta karna tidak terima. Karena Xeana terus berisik seorang kesatria membuatnya cepat tidak sadarkan diri. Veronika yang melihat itu berteriak.
"KAU TIDAK BISA MENYAKITI PUTRI KU!! BERANINYA KAU!!"
Kesatria itu menyinggung senyum. Dia hanya melirik Veronica yang sudah kehilangan martabat dan derajat di hadapannya. Sekarang dia hanya seorang penjahat bukan seorang Duchess istri dari Duke Sapphire.
Para kesatria menghiraukan Veronica. Sudah jelas apa yang tertulis di perkamen. Bahkan stempel kerajaan tertempel disana. Apa yang Veronica lakukan semuanya percuma. Dia sudah tamat.
~~~
Emma membuka gorden dan mulai bersiap memulai hari ini. Clarissa yang merasakan cahaya yang menyilaukan semakin tenggelam di bantalnya. Dia mengeluh kenapa silau sekali.
"Nona, ini sudah pagi. Anda harus bangun sekarang. Apa Anda lupa jika Anda punya janji?" Terang Emma berdiri di depan Clarissa yang masih bergulat dengan selimutnya.
"Hmm? Janji apa? Aku tidak punya janji. Beri aku beberapa menit lagi, nanti aku bangun." Keluh Clarissa dengan suara terdengar bergumam di dalam selimutnya.
Emma tersenyum, lalu menarik selimut Clarissa. "Nona, Anda tidak bisa. Pesta minum teh di kediaman keluarga Fredrick tidak bisa Anda lewatkan begitu saja!" Seru Emma menarik kuat selimut Clarissa yang sekarang mereka sedang tarik menarik selimut.
"Hm~ Emma!!! Sebentar saja, sepuluh menit, tidak! Lima menit aku akan bangun. Aku mohon~ leeepaskan!"
Mereka berdua tidak ingin saling mengalah Clarissa yang sudah mulai sadar dan melihat Emma dengan jelas berusaha menarik selimutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓
Fantasía"Penyesalanku adalah pergi dari rumah hari itu." Kehidupan yang aku ingin hanyalah sebuah khayalan semata. Semua selesai dengan sepercik api. Clarissa Eunika Sapphire. Gadis pemicu karakter antagonis itu berhasil bertahan hidup dan aku yang sudah me...