BAB 11 : PESTA

11.1K 1.6K 21
                                    

Hari yang indah dan tidak akan Clarissa lewatkan begitu saja. Ketenangan yang dia dambakan dengan melihat Edam yang ternyata usianya lebih tua darinya. Melihat pertumbuhan bocah itu sekarang sudah tinggi melebihinya.

"Apa Nona berencana ke kota lagi?" Tanya Edam yang berjalan menghampiri Clarissa dengan pedang yang berada di pinggangnya.

"Duduklah dulu baru bicara." Ucap Clarissa menepuk tempat duduk yang kosong di samping nya, tapi Edam menolak karena bocah laki-laki itu yang sekarang sudah menjadi seorang pria dan mengatakan jika seorang kesatria tidak boleh duduk bersanding dengan Tuan atau pun Nona mereka. Mereka harus berdiri di belakang nya.

Clarissa menghela napas panjang memikirkan jika peraturan di dunia terutama untuk seorang bangsawan itu sangatlah merepotkan. Melihat sekeliling tidak ada siapapun Clarissa segera menarik tangan Edam dan menyuruhnya duduk.

"Sekarang kau sudah duduk." Ucap Clarissa menggenggam tangan Edam yang membuat pria itu merasa panas di sekitar wajahnya.

Gadis di depannya yang akan menginjak usia kedewasaan itu memejamkan mata membiarkan angin menerpa surai putih keperakan nya yang tergerai. Bulu matanya perlahan berangkat. Menampilkan netra central heterochromia yang tidak pernah Edam lihat sebelumnya.

Edam benar-benar terpesona dengan kecantikan yang dimiliki Clarissa. Di dunia ini pasti dia adalah seorang albino, tapi albino mana yang mempunyai netra mata yang begitu menakjubkan selain Clarissa.

Clarissa masih dapat mengingat kenangan kehidupan nya dulu. Begitu keras untuk menjalani hidup dan juga betapa keras juga dia bersabar hingga kematian itu menjemput nya sendiri.

Dapat Edam rasakan tangan Clarissa perlahan mengerat. Tidak biasanya dia seperti ini. Gadis itu semakin mempererat genggaman nya dan juga tetap lurus menatap kedepan.

"Ed, aku takut dengan api..." Cicit Clarissa yang membayangkan dirinya hidup-hidup terbakar dalam kobaran api.

"Tapi,..." Clarissa perlahan merasa baik melihat pria yang ada disampingnya itu. "Api yang ini aku tidak takut." Ucap Clarissa mengembangkan senyuman tipis.

"Aku akan melakukan apapun untuk melihat senyuman itu." Batin Edam yang benar-benar ingin terus bersama wanita yang sudah mengubah takdirnya. Bocah jalanan ini berhasil menjadi seorang kesatria yang bisa Clarissa banggakan. Keterampilan berpedang yang sudah Clarissa baca itu nyata. Edam benar-benar terampil.

~~~

Acara kedewasaan Clarissa akan segera digelar dalam waktu dekat ini. Setidaknya dia tidak perlu mengkhawatirkan Duke, atau pun Cendric yang akan berakhir seperti dalam novel. Semuanya berjalan dengan baik.

"Tempat ini masih berdebu. Siapa yang membersihkan meja ini!"

"Hati-hati jangan sampai kau menjatuhkannya."

Clarissa dalam melihat dekorasi yang ditata rapi oleh para pelayan. Lagi pula dia hanya mengundang beberapa orang saja. Mengingat jika Duke tiba-tiba memberikan daftar nama yang harus dia undang juga.

Meskipun masih terkesan berlebihan karena Emma ingin membuat pesta yang lebih besar daripada Xeana adakan lima tahun yang lalu. Tapi Clarissa tidak memikirkan itu, dia sedang memikirkan koneksi lain yang ingin dia bangun selain dengan Marquees Cavero. Sejujurnya Marquees Cavero sudah menyiapkannya dan juga Clarissa bisa melakukan nya di saat pesta kedewasaan nya itu.

"Mungkin ini terlalu berlebihan." Gerutu Clarissa yang memikirkan sesuatu lagi.

Clarissa berjalan menuju perpustakaan. Hidup nya terasa jauh lebih tenang semenjak Xeana tidak lagi mengganggu nya. Mungkin dia sadar dimana posisinya sekarang.

Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang