BAB 38 : RAHASIA

4.8K 801 11
                                    

"Apa kau yakin ini, Van?" Tanya pria dengan pangkat yang lebih tinggi dari Ivan.

Ivan mengangguk dengan pasti. Dia sudah bulat dan ingin melakukannya. Dengan perizinan dari Raja dia bisa melakukannya dengan mudah.

"Dia selalu berada di sangkarnya. Aku sudah tidak tahan lagi."

"Heee~ padahal kau yang menikahinya. Sekarang kau menyesalkan?" Ujar Raja melihat Ivan sekaligus sepupunya itu setelah membahas tentang wilayah perbatasan yang lemah dan kemungkinan diserang oleh kerajaan tetangga.

"Aku hanya ingin keadilannya, Yang Mulia."

Raja bersender di kursi kesayangan di ruang kantor berukuran lebih besar dari pada milik Ivan. Ornamen yang memanjakan mata dan juga beberapa barang kuno yang dipajang dapat Ivan lihat tidak pernah berubah.

"Aku memberimu izin melakukan hukum publik, dan dimana putri cantik mu itu. Aku ingin melihatnya sekali lagi. Dia terlihat sangat persis seperti Rosalyn kan?" Tanya Raja yang ingin melihat Clarissa lagi. Ivan yang menyadari dari awal isi surat menatap tajam Raja.

Raja yang menyadarinya meneguk salivanya kepayan. "A-aku hanya bercanda, Van. Tapi, seperti yang semua orang katakan. Dia bisa menjadi kandidat Ratu seperti lainnya."

Ivan kembali normal dan izin pergi setelah mendengar jika Clarissa sudah menjadi salah satu kandidat Ratu. Dia masih ingin menghabiskan banyak waktu bersama putrinya. Clarissa sering sakit-sakitan. Terlebih lagi di masa bayinya dulu Ivan selalu di tolak Clarissa jika dia menggendongnya. Emma yang melihatnya itu berusaha menenangkan dan juga membantu Ivan untuk mengendong bayi Clarissa dengan lembut.

Seperti yang Rosalyn katakan. Clarissa akan merubah sesuatu dan itu berhasil. Ivan juga menyayangkan jika Clarissa buta sejak lahir, tapi semenjak dia menginjak usia sepuluh tahun matanya yang kosong sekarang lebih berwarna. Dia sudah menghilangkan penutup mata itu dan mengangkat kepalanya.

~~~

"Woi! Ken, apa aku lihat adik mu tadi bersama ibu Selir?" Tanya Eric yang menghubungkan pedangnya tepat hampir mengenai wajah Cendric.

Hahh... Hahh...

Mereka berdua mulai kehabisan napas, tapi Eric masih bisa bertanya mengenai itu.

"Ya, kami sama-sama punya urusan di istana."

Eric kembali menyerang Cendric. Dentingan pedang yang saling bertabrakan menambah suasana tersendiri. Dalam novel Pangeran Eric yang menjadi putra mahkota itu memang pandai berpedang dan juga menjadi salah satu panglima perang nantinya yang melawan temannya sendiri, Cendric yang berkhianat dari kerajaan.

Eric menebas angin dengan pedang nya. Menatap Cendric yang sudah kelelahan.

"Kita istirahat sebentar. Ini sudah siang ya ternyata. Ayo kita makan."

Cendric yang masih mengatur napas hanya bisa menatap heran Eric. Teman se asrama nya itu selalu membuat nya heran. Lihat tenaga monster itu. Setelah apa yang mereka berdua lakukan Eric terlihat tidak kelelahan.

"Terserah."

Mereka berdua bergegas menuju meja makan istana yang sangat panjang dan tanpa mereka berdua ketahui jika keluarga kerajaan sedang berkumpul bersama dengan Ivan dan Clarissa.

"Apa kami bisa bergabung?" Tanya Eric ramah dan duduk disisi kiri Raja dengan jarak satu kursi kosong.

Keluarga kerajaan terlihat harmonis. Sedangkan Clarissa meruntuti dirinya sendiri yang semakin kesini dia terseret dan makan siang bersama keluarga kerajaan. Clarissa melihat Ivan yang dengan santainya makan seperti biasa.

Apa hanya aku yang gila disini?!

Clarissa benar-benar mengkhawatirkan dirinya sendiri. Satu kesalahan kecil bisa membuat nya fatal di keesokan harinya.

Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang