BAB 2 : KENANGA BURUK

17.8K 2.3K 47
                                    

Berjalan beberapa hari aku mulai terbiasa dan perlahan entah mengapa ingatan masa lalu Clarissa mulai muncul. Langkah pertamanya hadir di dunia ini, sampai bagaimana dia bisa terbaring lemah seperti ini. Salahkan ayah dari gadis itu. Setelah ibunya meninggal melahirkan Clarissa, Duke Sapphire tak lama kemudian menikah lagi dengan seorang janda yang terkenal sebagai penggoda diantara para bangsawan. Veronica Fidelio, wanita yang gemar menghabiskan harta Duke dan juga sering bertemu dengan beberapa pria bangsawan tentunya.

Aku tidak habis pikir. Kenapa wanita seperti nya masih ada di dunia ini? Tapi di dalam cerita novel ibu tiri nya itu akan mati di tangan kakak nya sekarang, Cendric Eunika Sapphire. Anak pertama dari Duke Sapphire itu akan mendekati umur kedewasaan nya, yaitu ke tujuh belas tahun.

"Nona, jangan lupa obat Anda." Ucap Emma membuka obat yang berbentuk serbuk yang dia larutkan ke dalam gelas. Clarissa memang tidak bisa menelan pil dan juga dia tidak bisa memakan makan yang terlalu keras juga. Tubuh ini sangatlah menyusahkan.

Clarissa yang telah makan dengan hampir semua makanan yang Emma sajikan dia habiskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clarissa yang telah makan dengan hampir semua makanan yang Emma sajikan dia habiskan. Emma tersenyum senang melihatnya karena Clarissa sejauh ini hanya memakan sup dan juga beberapa teguk air putih beserta obatnya itu saja. Melihat Nona nya terlihat lahap dan juga perlahan tubuhnya membaik.

Clarissa menatap gelas yang sudah bercampur dengan obat itu. Begitu cepat terlarut dan juga dirinya juga enggan meminumnya.

"Emma, aku ingin buah? Apa ada apel?" Tutur Clarissa yang menarik kedua sudut bibirnya. Emma yang melihat Clarissa tersenyum setelah sekian lama melihat wajah muram gadis itu selama bertahun-tahun lamanya.

"Tentu saja Nona. Aku akan mengambilkan apel termanis yang pernah Anda makan!" Seru senang Emma segera membawa nampan kotor dan berjalan lebih cepat menuju dapur. Clarissa yang melihat Emma menutup pintu kamarnya segera berhenti tersenyum. Wajah datar menatap kepergian wanita pelayan itu. Clarissa meraih gelas yang sudah terlarut obat itu. Menyisihkan selimut yang membalutnya. Berjalan menuju jendela yang sekarang selalu Emma buka karena Clarissa. Clarissa melihat hamparan taman luas. Melihat tidak ada siapa pun diluar Clarissa segera membuang minuman itu.

Apa mereka pikir aku bodoh?

Bukan kah sudah jelas Dokter itu bersengkokol dengan ibu tiri nya. Berharap Clarissa segera mati dengan meminum racun yang disamarkan menjadi obat. Bahkan dokter itu mengatakan jika Clarissa kepala terbentur cukup keras hingga berdarah. Bukan kah itu karena kakak perempuan tirinya yang mendorongnya hingga terjatuh dari tangga dan berguling hingga lantai dasar.

Sekarang yang perlu Clarissa tau Emma berada di pihak siapa? Mengingat isi dari jalan cerita wanita pelayan yang sudah merawat Clarissa sendari bayi itu masih bertahan di mansion hingga Cendric yang membunuhnya sendiri. Ini sedikit merepotkan.

Tok! Tok!

"Nona, aku kembali membawa apel merah manis untuk Anda." Seru Emma senang masuk dengan apel yang belum dia kupas dan membawa pisau kecil. Emma yang melihat Clarissa masih berbaring tersenyum ke arahnya. Emma berjalan mendekati Clarissa dengan posisi sedang meminum dan mengembalikan gelas yang kosong itu ke atas nakas.

Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang