Ivan mendapatkan sebuah surat yang dapat dia lihat siapa pengirimnya, terlihat jelas dari stempel nya. Sayap burung yang melambangkan kebebasan itu adalah stempel yang sering digunakan oleh keluarga kerajaan.
Ivan yang penasaran membuka surat itu dan mulai membaca nya.
Ditengah malam yang sunyi dan juga tenang. Ivan yang baru bisa membuka surat dari Yang Mulia Raja itu membuat nya berhasil memijit pelipisnya.
"Ivan..."
Wuss
Ivan dapat mendengar suara wanita yang terdengar seperti berbisik. Ivan menoleh dan tidak mendapati apa pun. Dia kembali membaca surat itu lagi. Tanpa Ivan sadari Rosalyn yang dalam bentuk roh itu memeluk suaminya itu dari belakang. Seperti semasa hidupnya dulu dia selalu mengusik Ivan dan memeluk pria itu meskipun sedang sibuk mengurusi setumpuk laporan.
"Kenapa dia membawa nama putriku?!" Geram Ivan meremas surat itu. Hubungannya dengan Raja yang sekarang memang cukup baik. Mengingat mereka adalah saudara sepupu, tapi mengingat lagi bagaimana sepupunya alis Raja itu sudah memilikinya selir yang cukup banyak. Bahkan semasa mudanya dulu mereka pernah berebut Rosalyn.
"Jangan katakan dia membutuhkan selir tambahan lagi."
Ivan mencoba tenang dan membacanya sampai akhir. Ivan cukup terkejut jika Clarissa ternyata diminta langsung oleh Tuan Putri untuk datang dan Raja juga ingin menghabiskan waktu dengan Ivan secara pribadi.
~~~
Pagi yang tidak Ivan duga datang. Clarissa sudah bangun dari tidur panjangnya dan bergabung di meja dengannya. Sarapan pagi ini terasa lebih spesial dengan kehadiran kedua anak nya. Cendric biasanya lebih memilih sarapan sendiri.
"Clara, sejak kapan?" Seru Ivan terkejut melihat Clarissa duduk di kursi ketiga, disisi kiri nya. Sedangkan Cendric duduk tepat disisi kanannya.
Clarissa tersenyum. "Aku--"
"Tadi malam." Potong Cendric yang mulai memakan sarapannya.
"Apa kau baik-baik saja? Maksud ku kau baru bangun."
Clarissa yang ingin mengatakan sesuatu sekali lagi di potong Cendric.
"Kata dokter dia baik."
Ivan menatap kesal Cendric. "Clarissa yang sedang aku ajak bicara. Kenapa kau yang menjawab, hm?"
"Dia adik ku, kenapa?"
"Kau!"
"Apa?"
Cendric dengan wajah datarnya tetap stabil memakan sarapannya yang sudah setengah dari porsi piring nya dia makan. Cendric hanya diam dan tidak merespon Ivan lagi.
Ivan mencoba menahan kekesalannya dan mengajak Clarissa mengobrol, tapi sekali lagi dipotong dan dijawab Cendric. Kedua ayah anak itu saling melempar tatapan tajam sampai Veronica dan Xeana datang bergabung bersama mereka.
"Oh, lihat putri kecil ku sudah bangun ternyata. Apa tubuh mu baik-baik saja? Apa masih ada yang sakit? Katakan apa yang kau butuhkan ibu pasti membawakannya untuk mu." Ucap Veronica memegang kedua tangan Clarissa dan menatap dengan khawatir.
Clarissa hanya tersenyum dan menggeleng. "Aku tidak memerlukan apa pun. Kata dokter aku baik-baik saja."
Xeana yang melihat itu hanya diam dan segera duduk di samping kanan Clarissa dan ibunya, Veronica duduk tepat di samping, sisi kiri Duke.
"Syukurlah kau sudah bangun. Kau membuat khawatir setiap hari." Ucap Xeana yang sedikit malu mengatakannya, tanpa menatap Clarissa yang tepat duduk disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓
Fantasía"Penyesalanku adalah pergi dari rumah hari itu." Kehidupan yang aku ingin hanyalah sebuah khayalan semata. Semua selesai dengan sepercik api. Clarissa Eunika Sapphire. Gadis pemicu karakter antagonis itu berhasil bertahan hidup dan aku yang sudah me...