Sapa tim gercep langsung baca atau tim nunggu kumpul banyak kek Author hahaha
Cuss langsung baca 😻👌
~~~
Jarum pendek sudah hampir menuju angka dua belas. Matahari sendari tadi sudah bersinar terang. Emma yang mengingat pesan terakhir Clarissa untuk berlibur hari ini dia turuti. Emma menghabiskan waktu nya ke kota terdekat. Berjalan kesana kemari memperlihatkan wajah cerahnya yang bahagia. Bukan berarti selama dia bekerja di bawah Clarissa dia tidak bahagia. Dia sangat bahagia melihat Nona nya itu selalu tersenyum ramah. Bahkan memperhatikan hal kecil yang bahkan tidak Emma sendiri sadari.
"Apa sekarang tanggal merah mu?" Tanya Clarissa yang duduk di samping meja kecil yang tersaji camilan serta buku yang sedang dia baca sekarang.
Emma segera menghentikan aktivitas yang membersihkan debu di rak buku yang tersusun rapi di kamar Clarissa.
"Iya, Nona. Bagaimana Anda tau?"
Clarissa yang masih melanjutkan membacanya melirik sekilas Emma yang menatapnya. "Dari caramu berjalan. Aku tau itu terasa tidak nyaman, kau tidak perlu sampai sebegitu nya bekerja. Lagi pula aku selama dua minggu kedepan tidak akan kemana-mana juga." Terang Clarissa yang mengingat Emma terlihat sangat kelelahan dan juga wanita di depannya ini masih nampak muda. Bukankah ini sudah waktunya untuk mencari pasangan hidup?
"Eh! Tidak! Tidak perlu Nona! Saya sudah terbiasa, Anda tidak perlu ambil pusing." Sanggah Emma yang kalut, tapi Clarissa memaksa lagi pula entah itu berdiri atau pun duduk itu sama-sama tidak enak.
"Lakukan pekerjaan kecil saja. Aku masih mempunyai stok buku yang belum aku baca." Ucap Clarissa menunjuk setumpuk buku yang dia bawa dari perpustakaan. Emma yang melihat nya cuma bisa tersenyum masam.
"Itu sedikit bagi Anda Nona. Mengingat cara membaca Anda seperti monster." Batin Emma melihat bagaimana Clarissa membaca buku bisa dari kedua sisinya juga.
Dilain kesempatan juga Clarissa terus memberikan tau Emma untuk lebih berhati-hati juga.
"Emma, hati-hati!"
"Emma, mau kue?"
"Emma!!!"
"Emma?"
"Emmaa~"
Mengingat kembali Nona nya terus memanggil namanya dengan beragam ekspresi membuat Emma berhasil tersenyum. Kota yang tidak pernah sepi pengunjung ini semakin lama, semakin ramai. Mengingat juga di malam hari berbagai tempat bar juga resto yang terbuka lebar.
Emma mengingat jika Clarissa menyukai apel dan melihat beberapa kue atau pun makanan yang terbuat dari apel di pajang. Emma mulai berpikir untuk membuat olahan apel.
"Mungkin Nona Clarissa akan menyukai pie apel." Gerutu Emma yang sudah kembali di sore hari berjalan masuk ke mansion menuju kamar tempat para pelayan tidur. Setiap orang mendapatkan kamar mereka sendiri, tapi ada juga beberapa orang mendapatkan kamar yang berisi untuk dua orang.
"Kak Emma!" Panggil salah satu pelayan yang sangat Emma kenal.
Emma melihat gadis yang lebih kecil darinya itu berjalan mendekat dengan pakaian pelayan yang sudah dia lepas berganti dengan pakaian santai. Malam memang sudah menjemput tanpa Emma rasakan.
"Ada apa Lily?"
"Apa ada sesuatu yang menyenangkan di kota tadi?! Apa?! Apa?! Ayo ceritakan kak!" Seru Lily penuh semangat mengingat juga umur Lily dan Clarissa adalah sepantaran.
Emma yang melihat seberapa aktifitasnya gadis di depannya itu terkekeh. "Sama seperti yang pernah aku ceritakan. Hari ini di kota banyak orang yang menjual barang-barang yang terlihat seperti hewan lucu, dan juga makanan kaki lima yang bau nya sangat harum dan aku beli." Terang Emma ke Lily sembari berjalan ke kamarnya yang berisikan dirinya seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓
Fantasía"Penyesalanku adalah pergi dari rumah hari itu." Kehidupan yang aku ingin hanyalah sebuah khayalan semata. Semua selesai dengan sepercik api. Clarissa Eunika Sapphire. Gadis pemicu karakter antagonis itu berhasil bertahan hidup dan aku yang sudah me...