Saat tim pencari memutuskan berhenti mencari karena hari semakin gelap dan cuaca juga tidak mendukung mereka memutuskan membangun tenda untuk melanjutkan pencarian di pagi hari, tapi siapa sangka jika sesuatu terdengar berjalan ke arah tenda mereka. Semua kesatria dalam sikap kuda-kuda mereka dengan pedang yang sudah siap mereka tarik kapan saja.
Sesuatu mendekat dari hutan dengan surai menjuntai berwarna putih keperakan dengan kondisi yang jauh dari kata baik itu berjalan menuju mereka.
"Em,... Itu... Apa itu hantu?" Tanya seorang kesatria yang gemetar melihat sosok yang berdominasi warna putih dengan aura bercahaya di tengah malam ditambah beberapa kunang-kunang berterbangan disekitarnya.
"Itu tidak mungkin." Ucap seorang kesatria yang tidak menyangka apa yang ada di depannya.
Seperti ciri-ciri yang mereka cari. Gadis dengan surai putih keperakan dengan gaun berwarna biru dan putih dominan itu sudah tidak terlihat seperti gaun semestinya. Netra biru kehijauan itu bersinar ditengah malam yang gelap. Saat itu juga semua kesatria yang berjaga melihat nya segera berlari menghampiri Clarissa yang jauh dari kata kondisi baik dan tiba-tiba ambruk begitu saja saat para kesatria berteriak memanggil namanya.
Di lain sisi semua orang bangsawan yang mulai berkemas untuk pulang sedangkan untuk Clarissa, gadis yang tiba-tiba muncul dari dalam hutan yang gelap itu masih terlelap dalam tidurnya. Semua orang terkasih yang menyayangi Clarissa berkumpul, menatap gadis yang memejamkan mata itu terbaring.
"Apa tidak ada petunjuk lain?" Tanya Ivan yang merasa aneh tiba-tiba putri nya muncul begitu saja dari dalam hutan yang hampir seluas puluhan kilometer itu seperempat nya sudah di telusuri.
"Apa mungkin seseorang menyekap nya?"
Renald menggeleng. Melihat tidak ada tanda kekerasan sedikit pun pada gadis itu. Hal yang perlu mereka pertanyaan adalah tinggi gadis itu terlihat lebih tinggi dari yang mereka rasa. Bahkan gaun biru dan putih itu serasa kusut karena dimakan oleh waktu. Bahkan surai putih Clarissa lebih panjang dari yang Emma katakan.
"Lalu, bagaikan seorang gadis yang sudah kita cari-cari berjam-jam yang lalu itu tiba-tiba muncul dari dalam hutan yang gelap?"
Renald sekali lagi hanya bisa mengatakan jika para kesatria tiba-tiba menemukan Clarissa begitu saja, yang muncul dari dalam hutan seperti itu.
Sehari telah berlalu, seminggu, dan hingga daun yang sudah menguning Clarissa yang masih terbaring. Lelap dalam tidurnya semakin membuat semua orang khawatir tentang gadis itu. Bahkan para dokter juga heran bagaimana dia bisa bertahan tanpa makan dan minum. Terlebih lagi infus baru terpasang seminggu setelah Clarissa tertidur lelap.
Emma setia membersihkan tubuh Clarissa yang masih memejamkan mata itu. Penuh kasih sayang mengurus gadis itu seperti dulu.
Siang yang cukup cerah hari ini. Sayangnya Clarissa tidak bisa menghabiskan waktunya di luar. Emma yang duduk di pinggir kasur Clarissa dengan menggenggam kain lap sehabis membasuh tubuh gadis itu. Emma menatap keluar. Pintu balkon yang selalu dia buka berharap Nona nya itu merasa silau dan bangun, tapi apa yang dia harapkan serasa mustahil.
Emma yang masih menunggu Clarissa yang terbaring bergumam. "Saya ingin Anda bangun dan melihat sekali lagi langit cerah ini, Nona."
Emma yang merasakan pergerakan di dibelakang karena kasur sedikit bergerak menoleh. Sosok gadis itu sudah bangun dari tidur panjangnya. Terduduk diam menatap depan dan menoleh kearah nya.
"Huh? Siapa?" Ucapnya datar menatap Emma dari atas kebawah.
Emma yang terkejut sontak berdiri. Menutup mulutnya tidak percaya. "Nona." Iirihnya menatap Clarissa yang duduk di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓
Fantasía"Penyesalanku adalah pergi dari rumah hari itu." Kehidupan yang aku ingin hanyalah sebuah khayalan semata. Semua selesai dengan sepercik api. Clarissa Eunika Sapphire. Gadis pemicu karakter antagonis itu berhasil bertahan hidup dan aku yang sudah me...