BAB 27 : WAKTU LUANG

5.8K 940 7
                                    

Cukup menyenangkan menghabiskan waktu dengan para tokoh pendukung dalam cerita. Setidaknya dia tidak melihat hantu wanita yang percaya diri keterlaluan itu. Kenapa dia?

Clarissa yang masih berjalan sembari memikirkan sosok wanita itu berjalan menuju tempat pelatihan Cendric. Clarissa dapat melihat apa yang semua orang lakukan di mansion yang sebesar ini. Semua terlihat jelas dalam penglihatannya dan juga dia menemukan para tikus yang masih mencoba untuk menyingkirkannya.

"Apa aku percepat saja ya?"

Clarissa sedang memikirkan tentang nasib Veronica dan Xeana. Apa jadi donat atau bola sepak? Tapi sepertinya bukan dia yang menentukan hukuman mereka berdua. Tapi, sekali lagi mengingat seberapa terampil di nenek lampir itu melakukan aksinya membuat Clarissa harus berada setidaknya selangkah di depan nenek lampir itu.

"Tapi, aku masih memerlukan kepingan terakhir."

Clarissa merasa sedih seketika mengingat ingatannya belum pulih sepenuhnya.

Melewati lorong panjang dimana Cendric sedang berdiri dan berusaha menebas pohong di depannya dapat Clarissa lihat dengan jelas. Sebenarnya dunia hitam pulih yang sedang dia lihat tidak terlalu buruk juga. Kemampuan yang tidak tertulis dalam novel 'Blue Rose' ini sangat menguntungkannya.

"Kakak!" Panggil Clarissa sudah bisa melihat Cendric tanpa perlu kemampuannya.

Cendric yang mendengar namanya dipanggil seketika dia menoleh dan melihat Clarissa datang menghampirinya dengan seutas senyuman. Membawa keranjang yang dapat Cendric lihat itu adalah kue karena meskipun tertutup Cendric dapat mencium dan melihat sekilas saja.

"Ada apa? Apa kau bosen sampai sudah menyiapkan jidat lebar mu itu?" Tanya Cendric menyilangkan keduanya di depan dada menatap remeh Clarissa.

"Bocah ini!!" Batin Clarissa yang padahal datang dengan maksud baik.

"Kakak." Panggil Clarissa dengan senyuman yang masih belum luntur.

"Ada apa Clara?" Jawab Cendric dengan lembut menatap Clarissa kini dengan senyuman juga.

PLAK!

"Ah! Maaf ada nyamuk di wajah tampan kakak ku. Aku tidak ingin apa pun mengotori wajah kakak." Ucap Clarissa tersenyum ramah menutupi mulut nya melihat Cendric yang terhuyung jatuh setelah ditampar Clarissa sampai membekas telapak tangan di wajah lelaki itu.

"Lihat ada nyamuk kan di tangan ku." Tunjuk Clarissa dapat dapat Cendric lihat memang ada mayat nyamuk di sana. Cendric mengelus pipinya yang berubah merah seketika dan terasa perih juga.

"Terima kasih, Clar." Cicit Cendric yang sudah tidak ada kapoknya memanasi adik nya. Tapi melihat Clarissa geram dan kesal karena sudah berulang kali kalah itu adalah dimana titik kesenangan datang.

"Sama-sama, oh iya. Aku membawa kue. Apa kakak mau istirahat sebentar? Aku juga merasa akhir-akhir ini kita jarang menghabiskan waktu bersama lagi." Ungkap Clarissa yang berakting merasa sedih dan juga hal itu yang dia bandingkan dengan yang dulu.

Seperti yang Cendric lihat Clarissa terlihat seperti dulu. Adik perempuan nya itu terlihat bahagia juga. Tidak ada yang salah meskipun Cendric juga masih memikirkan bagaimana Clarissa menghilang dan tiba-tiba datang dari dalam hutan yang padahal sudah mereka telusuri dan juga bagaimana Clarissa berpakaian lusuh dengan tinggi dan perawakan menjadi wanita dewasa. Semua itu masih menjadi misteri hingga sekarang.

"Apa ingatanmu sudah kembali?" Tanya Cendric langsung ke intinya.

Clarissa yang duduk di samping Cendric, dibawah kanopi, berteduh dimana Cendric ingat waktu kecil dia juga sering kemari karena tempat ini selalu sepi.

Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang