BAB 40 : KUNJUNGAN

4.4K 800 21
                                    

Hari ini double up, yeah!!!

Cuss langsung baca 😻

~~~

Tempat yang kotor dan kumuh yang tidak pernah dia bayangkan akan bermalam di tempat seperti ini. Veronica meringis sakit di pergelangan kaki dan kedua tangannya yang di borgol dan pada salah satu kakinya di beri pemberat agar dia tidak mudah melarikan diri.

Veronica menoleh kesana kemari. Dia melihat di sebrang penjara putrinya, Xeana masih tergeletak tidur dengan pakaian dan juga rambut berantakannya. Pakaian lusuh yang dulu selalu dia lihat sekarang dia pakai.

"Kenapa...."

Veronica melihat tidak ada siapa pun disini. Semua penjaga berada pintu masuk penjara. Veronica tau dia berada di penjara bawah tanah dengan jendela yang terlihat dari luar penjara seperti sebuah selokan, tapi dari sudut pandangan itu adalah sebuah jendela. Sinar bulan yang benderang masuk ke dalam sel penjara.

Veronica berbalik menoleh menatap langit cerah malam ini. Dia mengutuk Ivan yang melanggar janjinya dan dia akan membuka semua kebohongan yang selama ini Ivan berusaha tutupi.

"Kau bajingan! Kau membawa ku sini! Aku akan mengungkap semua rahasia mu, Ivander!"

Disaat Veronica sudah berjanji dan bertekad dia berbalik untuk sekedar mengecek keadaan putrinya, tapi apa yang dia dapat seseorang yang berdiri di dalam kegelapan melangkah seketika dia mengangkat tangannya dan menebas ruang hampa di depannya. Veronica yang melihat kesempatan itu akan mengungkapkan rahasia yang selama ini Ivan simpan.

"..."

Saat Veronica ingin mengeluarkan suara. Suara tidak terdengar. Padahal dia sudah berusaha, tapi tetap saja tidak bisa.

"KAU MANUSIA YANG HINA BERUSAHA MEMBUNUH PUTRI KU. SETIDAKNYA DENGAN INI KAU BISA TUTUP MULUT UNTUK HAL ITU." Terang seseorang yang perlahan memperlihatkan wajahnya dari kegelapan. Pakaiannya yang tidak pernah Veronica lihat membuatnya bingung. Dia memegang tenggorokan nya yang tidak terasa sakit sama sekali padahal, tapi dia tidak bisa mengeluarkan suara sedikitpun. Kenapa?

"AKU BUKAN MALAIKAT MAUT MU. JANGAN TATAP AKU SEPERTI ITU. SETIDAKNYA KAU SEBAGAI MANUSIA MEMANFAATKAN KEHIDUPAN YANG SINGKAT INI." Terangnya sekali lagi hanya menatap Veronica dengan tajam dan berbalik pergi. Veronica yang masih berusaha mengeluarkan suara meminta bantuan, tapi semua itu terasa sia-sia.

Lelaki itu menghentikan langkahnya dan berbalik dari kegelapan.

"APA AKU PERLU MELAKUKAN SESUATU KEPADA ANAK MANUSIA ITU JUGA?"

Mendengar itu Veronica marah. Dia menggedor-gedor sel penjara dan membuka mulutnya lebar seakan berteriak. Dia mengutuk orang itu.

Lelaki itu berpikir dan berkata. "TIDAK, ITU TIDAK AKAN MENGUBAH APA PUN. LEBIH BAIK SATU ORANG BERKICAU DARI PADA TIDAK BUKAN. KALAU BEGITU SELAMAT MALAM, NIKMATI MALAM YANG INDAH INI, MANUSIA."

Sosok laki-laki itu menghilang dalam kegelapan. Veronica memegang tenggorokan menangis dalam diam karena tidak bisa mengeluarkan suara sedikitpun. Dengan keadaan seperti ini dia tidak bisa mengungkapkan rahasia Ivan. Veronica menatap Xeana yang masih tidak sadarkan diri setelah menangis dan meronta-ronta tadi.

Disaat mereka berada di pengadilan percuma saja Xeana tidak membela dengan baik dan juga dia tidak tau rahasia milik Ivan.

Semua kacau.

Rencananya gagal total.

Air matanya semakin deras mengalir. Jika dia mati, setidaknya biarkan dia mengungkapkan rahasia milik Ivan.

Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang