Disini lah aku. Aula yang terlihat sangat luas dengan pilar-pilar tinggi menjulang bergaya abad pertengahan dan juga kenapa juga aku harus hadir di ajang memuakkan ini!!!
Clarissa tak habis pikir. Dia sudah membuat rumor tentang nya berterbangan dan untungnya Ivan mengerti jika Clarissa juga tidak tertarik. Saat ini dia tidak ingin menikah sebelum dia menemukan pasangan untuk Cendric.
"Saya ucapakan selamat datang di istana Diamond, Nona-Nona." Seru seorang pria paruh baya berpakaian pelayan lengkap menyambut semua calon kandidat Ratu yang akan diseleksi.
Pelayan itu memperkenalkan diri sebagai kepala pelayan istana dan menjelaskan seleksi yang akan mereka lakukan. Clarissa menguap, dia terlalu malas melakukan ini, tapi mendengar kata terakhir kepala pelayan yang melihatnya menguap. Membuat Clarissa membelalak.
"Jika Anda bermalas-malasan, Nona..." Kepala pelayan itu menatap tajam Clarissa dengan senyum yang tidak terlihat ramah sama sekali. "Mungkin Anda tidak akan bisa mencicipi pie apel yang dibuat koki istana nanti."
Apel.
Mendengar kata ajaib itu ditelinga Clarissa membuatnya segar dan ingin menyelesaikan permainan ini. Lagi pula dia tidak tertarik menjadi pasangan Eric. Posisi itu sudah dimiliki oleh Iris.
Kepala pelayan sangat mengenal Clarissa setelah gadis itu berkunjung rutin bermain bersama Tuan Putri Alena, dan mengingat juga Nona Sapphire masih termasuk keluarga kerajaan juga.
Seleksi pertama adalah mengetahui nilai pengetahuan tentang kerajaan ini. Seperti ujian nasional dikehidupan masa lalunya. Kedua, mereka harus menemukan salah satu peninggalan kerajaan yang tersimpan di istana Diamond ini.
Clarissa berjalan menuju taman tersepi berjalan semakin masuk seperti sebuah hutan buatan dan menemukan tempat terbaik untuk nya tidur melarikan diri dari ajang konyol ini.
"Akhirnya aku bisa sendiri." Seru Clarissa senang dan duduk di bawah pohon. Menyandarkan punggungnya menatap pemandangan segar dengan angin yang menyejukkan sekaligus menggelitik leher nya.
"Snow." Lirih Clarissa memanggil hewan putih itu. Dengan gesit Snow sudah muncul di depan Clarissa yang sejak tadi mengikuti Clarissa.
Snow berdiri dengan kedua kakinya menatap Clarissa yang tersenyum ke arahnya. Snow memiringkan wajah nya bingung karena tidak ada hal serius yang perlu dia lakukan.
Clarissa menepuk pahanya yang langsung Snow mengerti dan segera berbaring melingkarkan tubuhnya. Clarissa menikmati waktu mereka berdua yang hanya bisa Clarissa habiskan di waktu langit sudah menggelap dan bulan menggantikan tempat matahari.
"Grrrr... Kyu~"
Snow terdengar sangat senang mendapatkan belaian dari Clarissa. Clarissa tersenyum lebih lebar dan memejamkan matanya menikmati waktu mereka berdua.
Clarissa membuka matanya yang bersinar berwarna jingga keemasan melihat seluruh denah istana.
"Dimana kau?"
Clarissa sembari mencari barang peninggalan sejarah yang kepala pelayan istana itu sembunyikan. Jika Clarissa telisik lagi semuanya nampak sama, tapi masalahnya benda bersejarah apa yang harus dia cari ini?
Tap! Tap! Tap!
Langkah kaki terdengar mengudara. Clarissa dapat melihat pria asing berjalan dengan santainya mendekat dari arah belakang. Clarissa melihat dia tidak membawa senjata apa pun, tapi pakaian nya terlihat sangat asing di penglihatan nya.
"Siapa?"
Lelaki itu tersenyum tipis dan semakin berjalan mendekat. Snow yang menyadari itu melihat sosok yang dimaksud Clarissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Sapphire : merubah takdir kakak antagonis || ✓
Fantasia"Penyesalanku adalah pergi dari rumah hari itu." Kehidupan yang aku ingin hanyalah sebuah khayalan semata. Semua selesai dengan sepercik api. Clarissa Eunika Sapphire. Gadis pemicu karakter antagonis itu berhasil bertahan hidup dan aku yang sudah me...