PERGI UNTUK SELAMANYA

139 17 0
                                    

"Jadi, kita resmi jadian?" Tanya Bintang memastikan. Pagi ini Bintang menyempatkan datang ke rumah sakit untuk menemui Claudia

"Emmmm, boleh. Itu sebagai imbalan 26 tangkai bunga mawar putih dari kakak." Claudia terkekeh pelan.

"Yah, lo ga tulus dong sama gue?"

"Ya.... gatau yaa"

"Caa... serius, lo mau ga jadi cewe gue? gue pastiin lo bakalan gue jadiin ratu di hidup gue."

"Lalu kak Dennisa?"

"Dia... gue udah putus ca, daripada raga gue sama dia tapi hati gue di lo mending gue putusin aja." Jujur Bintang.

"Kakak jahat! apa kak Dennisa ngga—"

"Stttt, sekarang yang perlu lo jawab adalah mau atau ngga jadi pacar gue?"

"Tapi kita beda agama tau kak!"

"Ga terima jawaban apapun cuman boleh jawab mau atau ngga"

Claudia tersenyum kecil. "Mau"

"BENERAN MAU?"

"i,iya kakk..."

"ALHAMDULILLAH, GUA SENENG BANGET!" Ucap Bintang sambil memeluk Claudia.

"Ishhh kak, masih pagi jangan teriak!"

"Gue seneng banget habisnya. Makasih ya ca"

"Sama-sama, kakak! Udah sana sekolah yang bener. Aku juga mau istirahat, cape."

"Nanti habis pulang sekolah gua kesini lagi ya."

"Iyaa, hati-hati kak Bintang"

Bintang masih setia berdiri di samping ranjang Claudia. Claudia hanya memberikan tatapan heran. "Panggil sayang dulu baru mau pergi" Ucap Bintang yang terlihat sangat gemas.

Claudia menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil. "Iyaaa, hati-hati sayang, belajar yang rajin yaaa"

Tanpa di duga Bintang mengecup singkat pipi Claudia.

"KAK!!!"

Sang pelaku kabur begitu saja. Hari ini adalah hari yang paling menyenangkan untuk Bintang dan juga Claudia.

•••

Siang ini Bintang berniat pergi ke rumah sakit sepulang sekolah namun umi nya menyuruh Bintang membeli sayur terlebih dahulu jadilah ia pulang sebentar.

"Assalamu'alaikum umi, ini sayurnya."

"Waalaikumsalam, makasih nak. Ayo makan dulu."

"Aduh Bintang mau nyamperin pujaan hati dulu umi, dia lagi ngebutuhin Bintang."

"Ada-ada saja kamu, yasudah hati-hati.... Umi nitip salam ya buat pujaan hati kamu"

"Siap umi!!!"

Setelah mengalami ibunya, Bintang mendapat sebuah telfon dari Wulan. Air mata Bintang jatuh seketika.

"Eh anak umi kenapa? Kok nangis?"

"Claudia umiii, Bintang harus kesana."

"Hati-hati nakkk"

Bintang segera mengambil helm dan kunci motornya. Sebisa mungkin ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit dimana Claudia di rawat.

Sesampainya rumah sakit Bintang berlari menuju ruang rawat kekasihnya. Betapa terkejutnya ia ketika mendapati Claudia terbaring pucat dengan alat-alat yang sudah tidak menempel di tubuhnya.

"Caa..." Lirih Bintang seakan dunianya runtuh.

"Delapan jam yang lalu gue baru nyatain perasaan gue ke lo Caa, delapan jam yang lalu  juga gue baru ngerasa jadi laki-laki yang beruntung bisa ngedapetin lo."

PERBEDAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang