HUJAN

357 34 10
                                    


Langit terlihat berwarna abu-abu gelap. Suara gemuruh dan tetesan air yang semakin lama semakin cepat. Claudia berdiri di samping meja belajarnya di kamar jendela besar yang memisahkan dirinya dengan derasnya air hujan. Ia mengigit jari-jari tangan kanan nya sementara tangan kirinya memeluk pinggangnya sambil menggenggam ponsel pink miliknya.

"Rasanya aku pengen main hujan. Menyambut setiap tetesan airnya yang turun dari langit." Batin Claudia sambil beralih posisi ia meletakkan ponselnya di ya meja sementara ia turun dan meninggalkan kamarnya. Ia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul tiga sore. "Ma, pa clau main hujan ya?" tanpa menunggu jawaban Claudia berlari menuju halaman rumah.

"Eh sayang, Claudia" teriak seorang wanita bernama Raniy yang biasa Claudia panggil mama

"Udah ma biarin aja Claudia main hujan." Bela Wijaya.

Sementara itu Claudia sangat menikmati setiap tetesan yang menjatuhi wajah Claudia ia berlari menuju taman terdekat dengan rumahnya dan di salah satu sisi taman terlihat jelas Bintang sedang berteduh Claudia yang melihatnya ingin sekali menghampiri Bintang atau mungkin hanya sekedar menyapa nya tapi..
apa yang ada dipikiran Bintang kalau dia melihat seorang gadis berusia tujuh belas tahun masih bermain hujan? tak ingin berfikir terlalu keras Claudia lebih memilih menikmati setiap guyuran air dari langit. Namun takdir berkata lain justru malah Bintang datang menghampiri Claudia

"Mbak masih main hujan-hujanan?" Goda Bintang pada Claudia.

Claudia yang semula asik menari di bawah derasnya hujan menghentikan gerakan kakinya dan mengalihkan pandangannya "K... ka... kak... Bintang" jawabnya gugup

"Udah ga usah kaget gitu mukanya." balas Bintang sambil tersenyum kecil

"Ha? Siapa yang kaget kan aku udah tau kakak disini" Ucap Claudia pelan namun masih bisa ditangkap jelas oleh telinga Bintang

"Apa? Oh jadi gitu ga sopan sama kakak kelas ya udah tau bukannya di sapa tapi malah pura-pura ga liat"

"Eh eh ngga gitu kak" jawab Claudia penuh rasa bersalah

"Atau jangan-jangan lo malu ya kalo ketauan sama gue masih main hujan" tebak Bintang dengan tepat

"Bagaimana bisa laki-laki ini mengetahui alasan ku tidak menyapa dirinya? Oh ya Tuhan malunya aku" Batin Claudia sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Gue boleh temenin lo main hujan?" Tanya Bintang sambil tersenyum kecil

"Ha? Apa kak?" Tanya Claudia pada laki-laki berjaket hitam di hadapan nya ini. Sebenarnya Claudia mendengar dengan jelas perkataan Bintang barusan tapi—

"Sahila Fanny Claudia gue boleh temenin lo main hujan?" Tanya Bintang sekali lagi

Deg.....

Lagi-lagi Bintang membuat jantung Claudia bekerja 10 kali lebih cepat. Saat ini Claudia sangat bingung harus menjawab apa."kalau aku tidak memiliki perasaan pada kak Bintang seharusnya biar kan saja dia berada disini. Itung-itung bisa buat temen" pikir Claudia sejenak

"Gimana? Kok malah ngelamun?"

"Emm boleh-boleh kak. Kak Bintang juga suka main hujan?"

"Ga juga sih"

"Lah? Terus ngapain kakak ada disini?"

"Gue cuman mau nemenin lo"

Deg.....

"Hahaha... Just kidding ga usah baperan. Mana mungkin gue mau ujan-ujanan gini."

Claudia mengernyitkan dahinya. "Hahaha lucunyaaa. Aku pulang aja ga mood hujan-hujanan"

"Kok balik sih? Gua anterin ya"

"Ga usah makasih kak. Kalo pada akhirnya kakak cuman bercanda mending ga usah aku bisa pulang sendiri"

"Lo marah? Baperan banget sih jadi cewek, najis."

"Aku? Baperan? Kakak salah besar. Kakak yang keterlaluan." Claudia sendiri pun tidak tahu kenapa tiba-tiba moodnya bisa sejelek ini dan mungkin benar kata Bintang 'baperan'.

"Eh lo jangan marah. Maafin gue"

"Ga usah minta maaf kalau ujung-ujungnya kakak bakal lakuin kesalahan yang sama. Maaf, permisi." ucap Claudia lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Bintang.

"Gue keterlaluan? Maafin gue Claudia" teriak Bintang sambil melihat Claudia yang terus menjauh

Claudia yang mendengar permintaan maaf dari Bintang tidak memperdulikannya. Saat perjalanan pulang Claudia terus mengomel dia sangatlah kesal dengan sikap Bintang tadi.

"Dia pikir aku ini apaan? Dikit-dikit di baperin, dikasih perhatian dan tadi dia bilang cuman bercanda? Bercanda dia bilang? Cih." omel Claudia. Dia sudah seperti orang gila berjalan menembus derasnya hujan sambil berbicara sendiri.

Sesampainya di rumah....

"Anak mama kenapa? Kok mukanya kesel gitu?" Tanya Raniy kepada putri kesayangannya itu.

"Ga tau ma, tadi di jalan ketemu orang gila" Jawab Claudia sambil menekuk kedua tangannya di bawah dada

"Ya udah kamu mandi gih! Udah sore juga kan" balas sambil merapikan rambut Claudia "udah setengah lima" Sambung nya setelah melihat jam biru yang menempel di dinding ruang tamu.

"Iya mah. Ya udah Clau ke kamar dulu ya"

"Duarrrrr!!!"

"Jesika, Wulan, Mela kalian disini?"

"Yoiii. Kita nginep disini dong" balas Wulan

"Eh serius? Aaaaaaa aku seneng banget. ya udah ntar kita lanjut deh aku mau mandi dulu"

Claudia segera menuju kamar mandi sementara ketiga sahabatnya masih membaca majalah-majalah Jesika dan Mela membaca majalah tentang fashion sedangkan Wulan membaca buku tentang pendaki yang Claudia pinjam di perpustakaan sekolah.

Tak lama kemudian suara gemercik air sudah tidak terdengar lagi disertai dengan pintu kamar mandi yang terbuka.

"Tunggu-tunggu ini kalian beneran mau nginep disini? Aaaaaaa aku ada temennya niii" ucap Claudia dengan heboh

"Iya dong kita nginep seminggu disini. Tadi kita udah bilang ke Tante sama om" jelas Jesika.

"Haa? Seminggu? Seneng sih seneng tapi masa iya seminggu"

"Oooo jadi lu ga suka kita nginep disini?!" Tanya Mela

"Ya seneng lah seneng banget. Udah ah Jan ngambek dungs. Kalian udah pada makan?"

"Udah kok. Eh besok kita keluar yuk kemana gitu." Ucap Wulan

"Ayok ayok" sahut Mela

"Ikutannn" balas Jesika

"Aku mah ngikut aja ehehe" balas Claudia sambil mengusap rambutnya dengan handuk biru muda miliknya.

Hujan sudah reda langit pun terlihat semakin gelap jam dinding menunjukkan pukul tujuh malam.
Claudia, Jesika, Wulan dan Mela menghabiskan waktu dengan penuh canda tawa mereka juga memainkan permainan ToD (Truth or Dare) sesekali mereka membicarakan atau menggosipkan tentang kelakuan kakak kelas baik perempuan maupun laki-laki.

•••

Hey hey heyyy.....
Gimana nih. Ditunggu vote dan komentar nya!! jangan lupa follow ig @coretan.delray_

PERBEDAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang